5 Alasan Kuat untuk Meninggalkan Lingkungan Toksik sebelum Terlambat

Segera tinggalkan, jangan sampai tertular hal toksik

Berada di lingkungan toksik pasti membuat kita merasa gak nyaman. Terlebih jika kita sering dikomentari dan menjadi sasaran empuk oleh mereka yang memang berjiwa toksik ini. Apapun yang kita lakukan dan katakan seolah selalu salah dan gak tepat.

Bikin gak berkembang, sifat beracun orang lain ini bisa membuat kita merasa takut untuk mencoba hal baru. Gak cuma itu aja, ini nih lima alasan lain kenapa kita harus segera keluar dari lingkungan toksik. 

1. Jangan sampai lingkungan tersebut merusak semangat

5 Alasan Kuat untuk Meninggalkan Lingkungan Toksik sebelum Terlambatilustrasi orang curhat (Pexels.com/fauxels)

Sifat beracun dari lingkungan sekitar bisa merusak semangat kita dalam berusaha. Ketika melangkah untuk menuju kesuksesan, tentunya yang kita butuhkan adalah dukungan dan motivasi.

Namun apa jadinya jika yang didapat adalah komentar negatif bernada menyakitkan? 
Sudah jelas kita jadi ragu untuk melangkah maju sehingga yang terjadi selanjutnya adalah kita gagal untuk menjemput kesuksesan tersebut. Ini akan terus berulang jika kita gak berusaha keluar dari lingkungan tersebut. 

2. Lingkungan toksik bisa sangat mempengaruhi masa depanmu

5 Alasan Kuat untuk Meninggalkan Lingkungan Toksik sebelum Terlambatilustrasi orang di keramaian (pexels.com/Davide De Giovanni)

Semakin lama kita bertahan dalam lingkungan yang toksik, maka hal itu semakin akan berpengaruh pada masa depan kita. Gimana gak, setiap kali kita ingin melakukan perubahan, kita terus diberi tekanan oleh lingkungan ini. Baik itu dalam bentuk kalimat negatif ataupun tindakan yang secara langsung menghalangi kita untuk berubah. 

Masa depan kita akan semakin suram jika gak berusaha keluar dari lingkungan tersebut. Padahal jelas mereka pun gak akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada kita ke depannya. 

Baca Juga: 5 Cara Jadikan Lingkungan Toxic Sebagai Motivasi, Harus Kuat Mental!

3. Berada di lingkungan toksik akan membuat kamu lama-kelamaan menormalkan apa yang mereka lakukan

dm-player
5 Alasan Kuat untuk Meninggalkan Lingkungan Toksik sebelum Terlambatilustrasi orang bersahabat (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Parahnya, semakin lama berada dalam lingkungan toksik, kita akan merasa apa yang mereka lakukan sebagai suatu hal yang wajar. Wajar kalau memberikan komentar negatif karena mereka gak ingin kita terpuruk, wajar ketika mereka menghalangi karier kita karena mereka takut kita gagal, dan berbagai kewajaran lain yang sebenarnya keliru. 

Padahal, kita gak akan tahu jalan mana yang akan membawa kita pada kesuksesan tanpa mencobanya. Serta, gak semua orang punya jalan sukses yang sama dan harus selalu mengikuti orang kebanyakan. 

4. Lingkungan toksik juga gak akan membuat kita mencapai apa-apa dalam hidup

5 Alasan Kuat untuk Meninggalkan Lingkungan Toksik sebelum Terlambatilustrasi orang mengobrol (pexels.com/Cliff Both)

Tinggal di lingkungan toksik akan membuat kita gak mencapai apa-apa dalam hidup. Kalaupun berhasil dalam suatu hal, kita hanya akan jadi seperti orang kebanyakan yang menjalani hidup dengan biasa-biasa aja tanpa passion yang membara. Orang toksik tahu betul bagaimana membuat orang lain merasa gak perlu berusaha dalam hidupnya. 

Terus membiarkan diri berada dalam lingkungan ini hanya membuat kita semakin malas berusaha. Sebab apapun yang kita lakukan, selalu salah dan berhasil dikomentari dengan cara yang menyakitkan. 

5. Lambat laun kamu pun akan berubah jadi orang toksik seperti yang lainnya

5 Alasan Kuat untuk Meninggalkan Lingkungan Toksik sebelum Terlambatilustrasi orang mengobrol (pexels.com/ELEVATE)

Tingkat paling parah yang akan terjadi jika terus membiarkan diri berada di lingkungan toksik adalah kita jadi seperti mereka. Kita berubah menjadi orang toksik seperti yang lainnya dan sering mengomentari hidup orang lain. Kita merasa sebagai yang paling benar padahal gak pernah benar-benar melakukan sesuatu dalam hidup. 

Kita menjadi sosok yang merasa berhak mengatur orang lain padahal diri kita sendiri juga berantakan. Belum lagi, kita merasa pantas mengkritik mereka yang berusaha melakukan perubahan sementara diri kita tetap jalan di tempat. 

Lingkungan toksik memang gak bisa dideteksi dengan kacamata biasa. Kita harus bisa merasakan bagaimana mereka memperlakukan kita dan dukungan seperti apa yang diberikan ketika kita ingin berubah menjadi lebih baik.

Coba lihat di sekitarmu, apakah lingkunganmu termasuk yang toksik?

Baca Juga: Bersyukur atau Toxic Positivity? Jangan Keliru, Ini 5 Penjelasannya!

Desy Damayanti Photo Verified Writer Desy Damayanti

Black is the new pink ❣️ ig: desy_damay

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya