Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu Internasional

Jumlah bahasa daerah di dunia makin berkurang

Bagi hampir sebagian besar orang, termasuk kita, menganggap tanggal 21 Februari merupakan tanggal biasa. Tak ada perayaan besar yang diperingati pada saat itu. Nyatanya, setiap 21 Februari seluruh dunia tak terkecuali Indonesia memperingatinya sebagai hari Bahasa Ibu Internasional.

Lantas, pertanyaan pun muncul. Apa sebenarnya hari Bahasa Ibu Nasional itu dan sejak kapan peringatan ini mulai dirayakan? Nah, daripada penasaran ada baiknya kamu menyimak fakta di balik hari penting ini. 

1. Berawal dari surat seorang warga Bangladesh pada Sekretaris Jenderal PBB

Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu InternasionalUnsplash/Adrien Taylor

Cikal bakal hari Bahasa Ibu Internasional diusulkan oleh seorang warga Bangladesh yang tinggal di Vancouver, Kanada, bernama Rafiqul Islam. Ia mengirim surat kepada Sekjen PBB kala itu, Kofi Annan, yang isinya mengusulkan PBB mengambil tindakan penyelamatan pada bahasa-bahasa di dunia yang jumlahnya kian menipis.

Tanggal 21 Februari lantas dipilih olehnya untuk mengingat perjuangan rakyat Bangladesh dalam memperjuangkan bahasa asli mereka menjadi bahasa nasional Pakistan di tahun 1952. Saran ini diterima dan ditetapkan PBB pada 1999 serta mulai diperingati pertama kali pada 21 Februari 2000.

2. Gelombang protes rakyat berujung aksi kekerasan pemerintah berkuasa

Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu InternasionalUnsplash/Chinh Le Duc

Usulan tanggal 21 Februari yang diberikan seorang warga Bangladesh bukan tanpa alasan. Sebab, perjuangan rakyat Bangladesh ketika itu termasuk dalam catatan sejarah sebagai salah satu peristiwa yang sangat langka terjadi di dunia. Pecahnya konflik rakyat Bangladesh dengan pemerintah Pakistan pada tahun 1952 itu diakibatkan keputusan memilih Urdu sebagai bahasa nasional.

Padahal, mayoritas masyarakat Pakistan kala itu berasal dari wilayah timur yang kini menjadi Bangladesh. Warga pun beranggapan bahwa bahasa Bangla yang seharusnya menjadi bahasa nasional. Permasalahan inilah yang memicu aksi protes hingga terjadi pembunuhan yang dilakukan aparatur sipil negara hingga memakan korban. 

3. Sejatinya apa yang dimaksud dengan bahasa Ibu?

dm-player
Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu InternasionalUnsplash/Hưng Nguyễn Việt

Tak sedikit orang penasaran apa sebenarnya bahasa Ibu itu? Merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahasa Ibu diartikan sebagai bahasa pertama kali yang dikuasai oleh manusia sejak lahir melalu interaksi yang terjadi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya. Dengan kata lain, seseorang menguasai bahasa pertama kali karena dipengaruhi oleh keluarga serta orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya.

Umumnya, bahasa Ibu adalah bahasa yang ada di suatu daerah dan biasanya menjadi bahasa yang diajarkan oleh orangtua pada anaknya. Jika seseorang lahir dan besar di lingkungan Jawa maka bahasa daerah Jawa yang akan diajarkan pertama kali. Selanjutnya, bahasa Indonesia dan bahasa asing lainnya dipelajari baik di dalam lingkungan sendiri atau di sektor formal seperti sekolah.

4. Jumlah bahasa Ibu di dunia masih banyak, namun tak sedikit yang terancam punah

Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu Internasionaltwitter.com/UNESCOCourier

Bahasa ibu tak hanya dimiliki oleh satu negara saja. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh UNESCO, setidaknya ada 90 negara yang masih memiliki kelompok suku atau etnis yang menggunakan bahasa Ibu. Jumlah bahasa Ibu di seluruh dunia pun mencapai angka 7.000 bahasa.

Namun, ada fakta pilu di balik banyaknya bahasa Ibu di dunia saat ini. Pasalnya, ada 2680 bahasa yang terancam hilang dari peradaban manusia. Meski ada kurang lebih 370 juta orang yang masih menjadi penutur bahasa Ibu, jumlah ini kian menurun seiring berjalannya waktu. 

5. Tak adanya penutur, penyebab utama punahnya bahasa Ibu

Diusulkan oleh Bangladesh, 5 Fakta Hari Bahasa Ibu InternasionalUnsplash/Hisu lee

Banyaknya bahasa Ibu yang punah disebabkan oleh faktor regenerasi. Minnie Degawan, salah satu penduduk suku Igorot di Filipina menyebut bahwa penyebab utama dari punahnya bahasa Ibu karena tak lagi orang yang menjadi penutur dari bahasa Ibu. "Di Filipina, pemerintah telah mengeluarkan aturan untuk menggunakan bahasa ibu di sekolah. Tetapi, tak akses baik guru ataupun materi pelajaran yang bisa mengajarkan anak-anak Filipina bahasa ibu mereka," ungkapnya dalam rilisan En.unesco.org. 

Di Indonesia sendiri, berdasarkan rilisan dari Kemdikbud.go.id, mencatat bahwa ada 652 bahasa daerah di Indonesia. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang tercatat oleh Summer Institute of Linguistics sebanyak 719 bahasa dengan 707 diantaranya masih aktif dipakai.

Selamat hari Bahasa Ibu ya. Yuk lestarikan bahasa daerah masing-masing dengan sering menggunakannya setiap hari.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya