Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda Dia

Cinta Indonesia!

Sekilas tidak ada yang berbeda dari orang ini. Pria kelahiran tahun 1988 yang berasal dari Yogyakarta ini tampak sama dengan rekan-rekan sebayanya. Dia adalah alumni jurusan Sastra Nusantara Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada. Hidup dan besar di Yogyakarta menjadikan Galih Adi Utama sebagai pribadi yang "njawani" banget.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: www.facebook.com

Dia sangat menyukai seni, selama kuliah dia bergabung dengan komunitas musik di kampusnya. Dia biasa menggebuk drum di setiap penampilan.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: www.facebook.com

Pasti kalian bertanya-tanya, apa yang istimewa dari lelaki ini? Kehidupannya nyaris sama dengan muda-mudi lain seusianya. Yang berbeda dari Galih adalah kepeduliannya terhadap kajian yang cukup tergolong minim peminatnya. Mengambil jurusan Sastra Nusantara dan mengambil konsentrasi bidang Kajian Filologi menempatkan Galih sebagai anak muda yang mempunyai peran penting dalam melestarikan budaya bangsa.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda Diasumber Gambar: www.facebook.com

Tidak banyak orang yang paham dengan Kajian Filologi, ilmu ini tidak seterkenal kajian Ekonomi, Psikologi, Hukum dan Komunikasi. Filologi adalah ilmu yang mempelajari bahasa dalam sumber-sumber sejarah yang ditulis. Filologi juga merupakan ilmu yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: gnomepath.blogspot.com
dm-player

Tugas seorang filolog, nama untuk ahli filologi, ialah meneliti naskah-naskah ini, membuat laporan tentang keadaan naskah-naskah ini, dan menyunting teks yang ada di dalamnya. Salah satu Filolog terbaik yang dimiliki Indonesia adalah Prof. Dr. R. M. Ng. Poerbatjaraka.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: epigraphyscorner.blogspot.com

Naskah-naskah manuskrip pada zaman kuno ini masih sering ditemukan sampai saat ini di Indonesia. Apa jadinya jika orang-orang seperti Galih tidak ada? Naskah tersebut tidak bisa diterjemahkan dan pesan yang terdapat di dalam naskah tersebut tidak dapat disampaikan. Padahal tidak jarang naskah tersebut mengandung unsur sejarah bagi bangsa Indonesia.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: mahruselmawa2.wordpress.com

Galih tertarik untuk mendalami kajian ini adalah karena ilmu ini memiliki kelebihan dalam menyajikan teks dari aksara/huruf sebagai sumber ke akasara atau huruf dengan tujuan agar dapat dimengerti dan dipelajari masyarakat masa kini.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: almajidcenter.org

Tidak banyak orang yang mendalami ilmu ini karena kajian ini sangat bergantung kepada kekayaan kosakata dan ketajaman intuisi secara kebahasaan dari seorang filolog. Kajian ini belum akan punah, karena sampai saat ini masih banyak filolog yang sedang berusaha untuk menyajikan teks yang dapat dibaca untuk masyarakat umum. Namun, prestasi yang mereka ukir jarang terekspose ke masyarakat umum. Hal ini juga merupakan faktor yang memunculkan pemikiran bahwa kajian ini dalam ambang kepunahan.

Dia Muda, Walau Jurusan Kuliahnya Tidak Semuda DiaSumber Gambar: profesormakalah.blogspot.com

Indonesia beruntung memiliki generasi muda yang menginspirasi. Ditengah berbagai polemik, Indonesia memiliki SDM dan SDA yang sangat kaya. Semoga semakin banyak generasi yang peduli terhadap kemajuan bangsa Indonesia.

Topik:

Berita Terkini Lainnya