Apa Itu Khauf dan Raja? Arti, Makna, dan Sikap yang Dianjurkan Islam

Khauf dan raja harus berjalan secara seimbang

Dalam usaha mendekatkan diri pada Allah, seorang Muslim dianjurkan untuk mendalami berbagai pengetahuan mengenai agama Islam. Salah satunya dengan mempelajari istilah yang berhubungan dengan ajaran agama Allah. 

Terdapat istilah khauf dan raja yang perlu kamu ketahui agar dapat lebih mencintai Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kedua istilah tersebut akan dijelaskan lebih lanjut dalam artikel ini. Yuk, simak keterangannya! 

1. Makna khauf

Apa Itu Khauf dan Raja? Arti, Makna, dan Sikap yang Dianjurkan IslamIlustrasi Muslim beribadah (pexels.com/mohammad ramezani)

Raja dan khauf  merupakan istilah dengan arti yang saling berhubungan. Kedua sikap tersebut harus dimiliki oleh seorang Muslim agar lebih dekat pada Allah dan dijauhkan dari siksa.

Khauf berasal dari Bahasa Arab yang artinya ketakutan atau kekhawatiran. Mengutip laman resmi Madrasah Mualimin, Istilah khauf dapat dimaknai sebagai perasaan cemas, gelisah, atau pun takut akan sesuatu yang belum diketahui secara pasti.

Secara terminologi, khauf artinya sikap takut kepada Allah karena kurang sempurna dalam beribadah dan khawatir apabila Allah tidak senang akan pengabdian kepada-Nya. Ketakutan ini timbul karena perasaan cinta kepada Allah sehingga muncul kekhawatiran apabila dilupakan oleh Allah dan mengalami siksa sebagai balasan. 

Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah, takut kepada Allah hukumnya wajib karena dapat mendorong umat Islam untuk beribadah kepada Allah dan tunduk kepada-Nya secara sungguh-sungguh. Apabila seseorang tidak takut pada Allah, maka ia adalah pendosa.

2. Makna raja

Apa Itu Khauf dan Raja? Arti, Makna, dan Sikap yang Dianjurkan Islamilustrasi perempuan muslim berdoa (pexels.com/Anna Tarazevich)

Sementara itu, raja berasal dari kata rajâ-yarjû-rajâ-an yang memiliki arti mengharap dan pengharapan. Raja berarti berharap pada Allah hingga memunculkan sikap optimis yang mendorong setiap orang untuk beriman hingga rela berhijrah dan meninggalkan segala kesenangan yang telah dimiliki. 

Raja sebagai sikap optimis dan penuh pengharapan kepada Allah, menjadi hal yang mendorong dan memotivasi untuk beramal baik. Kata raja disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 218: 

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 

Baca Juga: Perlengkapan Haji Perempuan yang Perlu Dibawa, Apa Saja?

3. Contoh sikap khauf dan raja

Apa Itu Khauf dan Raja? Arti, Makna, dan Sikap yang Dianjurkan Islamilustrasi umat muslim saat berada di dalam masjid (pexels.com/SaMi ÖzLü)

Penerapan sikap raja tergambar dalam Hadis Nabi Muhammad SAW. Jelas bahwa umat Muslim harus menerapkan kedua sikap tersebut secara seimbang. 

"Seandainya orang mukmin mengetahui siksaan yang disediakan Allah, niscaya tidak ada seorang pun yang merasa bisa masuk surga-Nya. Andaikan orang kafir mengetahui rahmat yang dikaruniakan Allah, pasti tidak akan ada seorang pun yang berputus asa dari surga-Nya." (Hadis Riwayat Muslim)

Dilansir NU Online, orang yang bersikap raja akan melakukan amalan yang baik dan apabila melakukan hal yang keliru, ia akan bertaubat kepada Allah dengan berharap diampuni dosanya. Orang yang merasa banyak dosa, sangat berharap Allah mengampuni dirinya dan melakukan taubat.

Penjelasan mengenai khauf dan raja di atas semoga bisa membantumu memahami lebih mendalam terkait sifat yang disukai Allah. Diharapkan khauf dan raja dalam dirimu dapat berjalan seimbang sesuai perintah Allah. 

Baca Juga: Apa Itu Haji Furoda? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya