Hukum Berpuasa setelah Nisfu Syaban, Bolehkah?

bagaimana hukumnya dalam islam

Nisfu Syaban merupakan pertengahan bulan syaban atau separuh bulan syaban. Dalam bulan syaban, umat muslim berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala dan kebaikan sebanyak-banyaknya. 

Namun, bolehkah berpuasa setelah Nisfu Syaban? Bagaimana hukumnya bagi orang yang melangsungkan puasa di akhir bulan syaban? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini!

1. Puasa saat Syaban

Hukum Berpuasa setelah Nisfu Syaban, Bolehkah?Ilustrasi umat Islam berada di depan Masjid (pexels.com/Rayn L)

Melansir dari laman mui.go.id, terdapat hadis yang menjelaskan bahwa Rasulullah melakukan puasa di bulan Syaban. Sebab, puasa di bulan Syaban mendatangkan banyak pahala dan pada bulan ini, amalan seorang muslim selama setahun akan diangkat. 

"Dari Abu Salamah ia berkata, saya pernah bertanya kepada Aisyah Ra. tentang puasa Rasulullah SAW, maka ia pun berkata, ‘Rasulullah SAW sering berpuasa hingga kami mengira bahwa beliau akan puasa seterusnya. Dan beliau sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengira beliau tidak puasa terus-menerus. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa terus sebulan penuh kecuali Ramadan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak daripada puasanya di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban hingga sisa harinya tinggal sedikit.” (HR. Muslim)

Baca Juga: Bagaimana Cara Membayar Utang Puasa tapi Lupa Jumlahnya?

2. Puasa setelah Nisfu Syaban

Hukum Berpuasa setelah Nisfu Syaban, Bolehkah?Jamaah melaksanakan ibadah Salat Jumat di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (11/2/2022). Pada masa PPKM level 3, Masjid Istiqlal masih mengadakan kegiatan ibadah Salat Jumat dengan membatasi jumlah jamaah maksimal 50 persen (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Seperti penjelasan pada poin sebelumnya, puasa di bulan Syaban memiliki banyak keutamaan. Namun, bagaimana hukum puasa setelah Nisfu Syaban? Mengutip dari laman mui.go.id, dijelaskan bahwa terdapat larangan berpuasa setelah Nisfu Syaban.

"Dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila telah memasuki paruh kedua bulan Sya’ban, maka kalian tidak boleh berpuasa!” (HR. at-Tirmidzi, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad)

Disebutkan dalam jatim.nu.or.id, puasa setelah Nisfu Syaban tidak diperbolehkan karena dianggap hari syak atau ragu-ragu. Selain itu, dikhawatirkan orang yang berpuasa setelah Nisfu Syaban tidak sadar telah memasuki bulan Ramadan.

3. Terdapat beberapa kondisi yang diperbolehkan

Hukum Berpuasa setelah Nisfu Syaban, Bolehkah?ilustrasi muslimah berkumpul untuk ibadah (pexels.com/Alena Darmel)

Terdapat tiga situasi yang membolehkan berpuasa setelah Nisfu Syaban. Berdasarkan artikel MUI, puasa separuh akhir bulan Syaban dibolehkan bila bersamaan dengan puasa di hari sebelumnya. Misalnya orang yang telah berpuasa tanggal 15, kemudian melanjutkan pada tanggal 16 hingga 28 maka diperbolehkan. 

Kedua, bila seseorang telah terbiasa berpuasa dan jadwal puasanya jatuh pada hari setelah Nisfu Syaban, maka diperbolehkan berpuasa. Misalnya seseorang yang terbiasa berpuasa Senin-Kamis diperbolehkan untuk melanjutkan jadwalnya. 

Ketiga, apabila puasa yang dilakukan adalah puasa nadzar, qadha, atau kafarat, maka boleh dilakukan. Misalnya, seorang perempuan yang harus mengganti puasa dari tahun sebelumnya, maka diperbolehkan untuk melaksanakan setelah Nisfu Syaban.

Demikian beberapa penjelasan yang semoga dapat membantu kamu memahami mengenai Nisfu Syaban. Tulis di kolom komentar pertanyaan seputar agama yang ingin kamu ketahui, yuk!

Baca Juga: Niat dan Tata Cara Membayar Utang Puasa Ramadhan

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari
  • Stella Azasya
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya