Pesona Kain Tenun Khas NTT, Menyimpan Makna Mendalam dan Kisah Penenun

di balik keindahan wastra Indonesia

Indonesia menyimpan kekayaan alam serta keragaman budaya yang beraneka rupa. Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki beragam keindahan alam, adat istiadat, kesenian, hingga kepercayaan yang lestari dalam masyarakat. 

Kain tenun jadi salah satu warisan budaya Indonesia yang menyimpan makna mendalam bagi masyarakat NTT. Dalam acara Meet The Makers bertema 'Eastern Expressions of Weaving Craft Traditions', Aleta Baun, perempuan asal NTT sekaligus pemenang penghargaan The Winner of Goldman Environmental Prize Award 2013, menjelaskan lebih jauh mengenai kain tenun khas NTT pada Jumat (18/11/22). 

1. Tiga jenis kain tenun yang mewarnai NTT

Pesona Kain Tenun Khas NTT, Menyimpan Makna Mendalam dan Kisah PenenunMeet The Makers bertema 'Eastern Expressions of Weaving Craft Traditions'. (18/11/22) (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Tenun merupakan teknik pembuatan kain dengan menghubungkan benang secara melintang pada lungsin. Sebagai daerah kepulauan, Nusa Tenggara Timur memiliki tenunan khas dari daerahnya masing-masing. 

"Ada tiga jenis (kain tenun) yang ada di NTT, yaitu yang pertama futus atau tenun ikat, buna atau tenun yang sementara itu tenun yang dibuat dengan cara menyulam, yang ketiga adalah sotis," jelas Aleta. 

Ketiga jenis kain tenun dari setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing yang mempresentasikan kondisi alam dan budayanya. Selain teknik pembuatan yang berbeda, ketiga jenis kain ini juga memiliki filosofi yang mendalam.

2. Perbedaan corak dari kain tenun menggambarkan kondisi alam dari daerah masing-masing

Pesona Kain Tenun Khas NTT, Menyimpan Makna Mendalam dan Kisah PenenunMeet The Makers bertema 'Eastern Expressions of Weaving Craft Traditions'. (18/11/22) (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Wastra Indonesia yang berasal dari Indonesia Timur, memliki perbedaan corak yang berasal dari masing-masing daerah. Hal tersebut dijelaskan oleh Aleta pada kesempatan yang sama sebagai bagian dari rangkaian kegiatan pengenalan kain tenun pada masyarakat luas. 

"Ada perbedaan corak. Kalau di Timor Tengah Selatan, warnanya nyala, cerah. Mereka lebih memilih warna cerah karena di tempat mereka banyak bentang alam yang sebenarnya iklimnya itu terlalu dingin, sehingga mereka memang memilih warna cerah," jelas Aleta. 

Lebih lanjut, Aleta menjelaskan di daerah Sabu, kain tenun didominasi oleh warna hitam dan cokelat karena kondisi wilayah yang panas pada musim kemarau. Sementara di wilayah Timor Tengah Utara dominasi warna kainnya adalah hitam dan kecokelatan karena daerahnya cukup hangat.

"Jadi, semua itu adalah disesuaikan dengan kondisi. Tenun itu disesuaikan dengan kondisi (alam)," kata Aleta. 

3. Makna mendalam yang dirangkai dalam kain tenun

Pesona Kain Tenun Khas NTT, Menyimpan Makna Mendalam dan Kisah PenenunMeet The Makers bertema 'Eastern Expressions of Weaving Craft Traditions'. (18/11/22) (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Kain tenun tak sekadar menampilkan corak dan warna yang indah. Setiap motifnya memiliki makna mendalam dengan nilai historis yang tinggi. Wastra Nusantara ini menggambarkan kondisi alam dan manusia melalui rangkaian benang yang disulam menjadi suatu karya. 

dm-player

Hal tersebut dijelaskan oleh Aleta, "Jadi, tenunan itu kalau di Nusa Tenggara Timur itu, bagian dari membungkus bumi, juga membungkus tubuh manusia. Tetapi ada nilai historis yang sebenarnya terdapat dalam kain tenun itu sendiri. Kalau kita lihat ada corak-corak, ada tenun yang berwarna-warna ini, sebenarnya menceritakan tentang kekayaan alam yang ada di tempat itu."

Di Nusa Tenggara Timur, proses pembuatan kain tenun dimulai dari penanaman pohon kapas hingga jadi suatu kain yang berharga. Proses panjang mulai dari membersihkan kapas, memintal benang, pewarnaan, hingga penenunan juga dipercaya menjadi penggambaran kedekatan dengan Tuhan, alam, dan manusia.

"Nah, kain tenun sebenarnya punya hubungan dengan Allah, juga dengan bumi, dan dengan leluhur. Dengan leluhur adalah pengetahuan lokal yang dituangkan dari zaman ke zaman kepada leluhur. Sedangkan kalau untuk terhadap bumi itu karena ada benang, kayu-kayu, terus pewarna, terus upacara untuk bagaimana mereka upacara untuk mendapat pengetahuan itu dari alam. Karena awalnya tidak ada gurukan untuk mengajarkan perempuan-perempuan bahwa harus menenun begitu, tapi itu yang mengajarkan mereka adalah alam. Sumber daya alam yang ada itu menjadi kekuatan untuk menginspirasi para perempuan-perempuan untuk menenun," cerita Aleta. 

Hal ini menggambarkan kedekatan perempuan penenun dengan alam. Aleta juga menyampaikan, orang Molo atau orang Timur mengatakan bahwa tanah adalah daging, air adalah darah, hutan adalah rambut atau pori-pori, batu adalah tulang. Sehingga, apabila salah satu hilang, maka semua aktivitas akan lumpuh, baik itu pangan, sosial, ekonomi, hingga kesehatan.

Baca Juga: 10 Motif Kain Tenun Khas NTT, Cocok jadi Oleh-oleh

4. Penggunaan kain tenun dan motif yang dipilih

Pesona Kain Tenun Khas NTT, Menyimpan Makna Mendalam dan Kisah PenenunMeet The Makers bertema 'Eastern Expressions of Weaving Craft Traditions'. (18/11/22) (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Kain tenun khas NTT digunakan untuk upacara adat, keagamaan, hingga digunakan sebagai belis atau mas kawin. Setiap momen penting menggunakan corak kain tenun yang berbeda. 

"Tiga tenunan itu mewarnai NTT dan di NTT, kain tenun digunakan untuk dipakai pada upacara adat, acara-acara keagamaan, juga dipakai untuk acara pesta, juga dipakai untuk belis, membayar belis untuk perempuan dan laki-laki. Itu kain tenun dipakai untuk adat, belis, upacara adat, juga untuk upacara pemakaman dan untuk jasad jenazah, itu selalu dibungkus dengan kain tenun. Dan juga di dalam lubang yang mau dimakamkan itu, pinggirannya juga semua dibalut dengan kain tenun," ungkap Aleta. 

Motif dan warna kain tenun menggambarkan status sosial pada saat meninggal. Sementara untuk pesta adat, masyarakat menggunakan corak yang sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pesta tersebut, misalnya pada upacara pangan berarti dipilih kain yang motifnya menceritakan tentang pangan.

Pada saat merayakan pernikahan, kain tenun yang digunakan memiliki corak yang mewah.  Berbeda dengan hal tersebut, untuk meminta sesuatu kepada Tuhan, digunakan kain tenun yang coraknya lebih kalem dengan warna tidak mencolok dengan makna tunduk dan meminta yang serendah-rendahnya. 

5. Modernisasi memengaruhi kondisi masyarakat penenun di NTT

Pesona Kain Tenun Khas NTT, Menyimpan Makna Mendalam dan Kisah PenenunMeet The Makers bertema 'Eastern Expressions of Weaving Craft Traditions'. (18/11/22) (IDNTimes/Dina Fadillah Salma)

Aleta bercerita, bahwa saat ini kondisi penenun di NTT didominasi oleh orang yang sudah tua dan kondisi ekonomi yang kurang sejahtera. Permasalahan lain yang dihadapi oleh penenun adalah modernisasi yang membuat mereka harus mendapatkan uang sebagai alat tukar yang sah untuk melangsungkan kehidupan, seperti membayar rumah sakit, pendidikan dan kebutuhan hidup lainnya.

"Pada dasarnya tenun tidak dijual karena memiliki sejarah atau nilai. Tetapi pada akhir ini mereka memang jual karena ini masalah ekonomi, masalah krisis, masalah pendidikan. Kalau dulu orang tidak menjual karena orang tidak berpikir untuk sekolah, orang juga tidak berpikir ke puskesmas karena mereka ambil obat tradisional. Tetapi, negara kita orang harus semua modern," tutur Aleta.

Selembar kain tenun dengan motif yang menawan ternyata memiliki banyak cerita di baliknya. Terdapat warna yang diambil dari daerah tempat tinggal hingga kondisi penenun yang sedang mengalami krisis akibat modernisasi dan perusakan alam. 

Baca Juga: Rayakan Hari Ulos Nasional, Yuk Kenalan dengan Wastra Indonesia 

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya