Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa Pandemik

Menjalani bisnis dan tetap fokus memberi manfaat

Jakarta, IDN Times - Rumah sakit menjadi penyedia fasilitas dan jasa kesehatan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat. Bisnis rumah sakit tentunya mengalami banyak perubahan dan penyesuaian sejak Pandemik COVID 19 karena krisis dan situasi yang tidak menentu saat itu. 

Caroline Riady, selaku CEO Siloam Hospital mengaku Pandemik COVID 19 menjadi tantangan tersendiri untuk pelaku bisnis di bidang kesehatan seperti dirinya. Lalu, seperti apa inovasi dan prospek bisnis rumah sakit pasca COVID 19 menurut Caroline?

Dalam Ngobrol Seru by IDN Times pada Selasa (6/12/22), Uni Lubis sebagai Pimpinan Redaksi IDN Times membahas lebih jauh mengenai hal tersebut. Kepada Uni, Caroline menuturkan berbagai tantangan yang dihadapi sebagai pemimpin di industri kesehatan. Seperti apa?

1. Tak pernah terpikirkan terjun ke industri kesehatan, Caroline semula bercita-cita menjadi guru

Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa PandemikCaroline Riady, CEO Siloam Hospital Group kunjungi kantor IDN Media HQ pada Selasa (6/12/2022). (IDN Times/Aldila Muharma)

Menjadi seorang pemimpin di industri kesehatan tak pernah terpikirkan oleh Carloine sebelumnya. Perempuan ini justru memiliki cita-cita menjadi seorang guru, dengan harapan dapat memberi manfaat lebih banyak untuk pendidikan di Indonesia. 

"Saya ingin mendedikasikan hidup saya untuk pendidikan di Indonesia. Akhirnya saya sekolah jurusan elementary education, jurusan pendidikan selama 3,5 tahun," cerita Caroline kepada Uni Lubis.

Caroline menuturkan, tak ada rencana untuk masuk ke bisnis rumah sakit sebab Ia ingin membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Ia sama sekali tak berencana terjun ke dunia kesehatan.

"Tidak ada rencana untuk saya masuk bisnis rumah sakit," tegas Caroline.

Hal tersebut berubah sebab perempuan ini tak merasa puas dengan pengalaman pelayanan kesehatan. Ia pun bertekad untuk melakukan perubahan terhadap pelayanan kesehatan, terutama di Rumah Sakit Siloam. 

"Saya punya tekad, untuk masuk untuk melakukan perubahan terhadap pelayanan kesehatan di Siloam Kebon Jeruk karena itu adalah rumah sakit yang sering saya tuju. Tujuan saya, pokoknya saya ingin mendapat pelayanan yang terbaik," jelas Caroline, sambil menegaskan bahwa tujuannya adalah memberikan pelayanan lebih baik kepada pasien.

2. Menjadi pemimpin perempuan tak menghambat Caroline untuk melakukan berbagai terobosan dan inovasi terhadap pelayanan kesehatan

Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa PandemikCaroline Riady, CEO Siloam Hospital Group kunjungi kantor IDN Media HQ pada Selasa (6/12/2022). (IDN Times/Aldila Muharma)

Menjalankan bisnis rumah sakit memiliki tantangan tersendiri untuk Caroline, sebab harus memberi layanan terbaik untuk kesehatan masyarakat. Oleh karenanya, membangun kepercayaan dari masyarakat kepada tenaga kesehatan dan penyedia jasa kesehatan jadi hal utama. 

"Kalau bisnis kita ini, we are in the people industry, komoditasnya adalah trust. kalau gak ada trust, gak mungkin orang mau berobat ke rumah sakit atau ke dokter. Itu adalah dasar utama," ucap Caroline. 

Salah satu inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Caroline adalah mendorong pemberdayaan orang-orang dalam organisasinya.

"Building trust dan transparancy dengan masyarakat, dengan pasien, dengan dokter, itu adalah komoditas utama."

Sejalan dengan hal tersebut, Caroline juga menyebutkan bahwa prioritas utamanya adalah memberdayakan orang-orang untuk melakukan tugas dan peran mereka dengan baik. Hal ini dilakukan demi membangun kepercayaan.

3. Pandemik COVID 19 menjadi peluang untuk belajar dan bergerak maju bagi Caroline

Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa PandemikNgobrol Seru by IDN Times soal "Bisnis Rumah Sakit Pasca COVID-19", bersama Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group. (IDN Times/Aldila Muharma)

Bisnis kesehatan mengalami goncangan ketika menghadapi COVID 19 di awal penyebaran wabahnya. Berbagai hambatan dan krisis turut dialami oleh jaringan Rumah Sakit Siloam yang dipimpin oleh Caroline. 

Namun, perempuan ini yakin bahwa setiap permasalahan yang dihadapi akan menghadirkan pembelajaran baru, "Saya percaya di setiap krisis, mempunyai peluang untuk kita belajar, merupakan opprtunity untuk kita maju. Melalui (pandemik_red) COVID 19 ini kita melihat ternyata suatu tugas yang luar biasa bisa kalau pemerintah, kementrian, provider, dan dokter-dokter bergabung."

Wabah virus COVID 19 memang sempat mengguncang seluruh elemen kesehatan masyarakat. Namun, Caroline optimis tantangan ini dapat dihadapi dengan baik. 

dm-player

"Banyak isu dan tantangan lain di bidang kesehatan. Saya percaya kalau kita mau menghadapi itu, dan kita punya political will itu pasti kita bisa," katanya.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Nadya Karina, Creative Director Brand Fashion Kami.

4. Bisnis rumah sakit tak hanya berfokus pada profit, namun harus memberi dampak positif bagi sosial dan lingkungan

Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa PandemikNgobrol Seru by IDN Times soal "Bisnis Rumah Sakit Pasca COVID-19", bersama Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group. (IDN Times/Aldila Muharma)

Menjalankan usaha di bidang kesehatan, tak hanya berfokus pada profit yang didapatkan oleh suatu perusahaan. Namun, pelaku usaha rumah sakit juga memiliki kesadaran tinggi akan tanggungjawab sosial dan lingkungan. 

"Jadi dasar dan basis dari industri kita sendiri itu sebenarnya sangat sosial sekali. Dan tidak ada rumah sakit yang bisa survive kalau kita tidak benar-benar menjalankan itu, kalau kita gak berpikir membawa pemulihan kepada pasien, keluarga, dan masyarakat," kata Caroline saat berbincang mengenai environmental, social, and corporate governance.

Menyinggung soal environmental, social, and corporate governance, Caroline sangat menyadari bahwa bisnis rumah sakit harus berhati-hati dan sadar akan dampak terhadap lingkungan. Oleh karenanya, Rumah Sakit Siloam sangat patuh terhadap regulasi dan aturan yang berlaku, misalnya mengenai limbah, penggunaan energi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Selain dari segi lingkungan, Caroline juga menuturkan mengenai manfaat yang bisa diberikan secara oleh lini bisnisnya terhadap masyarakat. Ia ingin rumah sakit yang dikelola juga dapat memberi dampak secara sosial. 

"Yang kedua adalah sosial, challenge kita adalah bagaimana kita bisa semakin baik melayani pasien di daerah terutama pasien yang tidak mampu dan kita bisa sustainable," ujarnya. 

Kepedulian yang tinggi terhadap sumber daya manusia diwujudkan melalui berbagai inovasi dari Rumah Sakit Siloam. Salah satunya adalah membangun fasilitas kesehatan dan pendidikan yang baik untuk daerah yang aksesnya masih sulit dijangkau.

Sebagaimana penuturan Caroline, "Saya tidak mau masyarakat di pedalaman hanya menjadi objek pembangunan, tapi mereka juga harus menjadi pelaku. Dengan kita bisa menyehatkan mereka, kita juga bisa mencerdaskan mereka, mereka akan bisa juga bersumbangsih menjadi leader di daerah Papua."

5. Pemimpin perempuan melakukan tindakan dengan hati dan totalitas

Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa PandemikNgobrol Seru by IDN Times soal "Bisnis Rumah Sakit Pasca COVID-19", bersama Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group. (IDN Times/Aldila Muharma)

Selama lebih dari sepuluh tahun berkecimpung di bisnis kesehatan, Caroline sebagai perempuan mendapat banyak pengalaman dan pembelajaran terutama dalam hal kepemimpinan. Baginya, perempuan melakukan suatu tindakan dengan penuh totalitas.

"Menurut saya perempuan itu lebih kalau melakukan sesuatu sangat dengan hati dan passion. We are passionate. Jadi yang kita kerjakan, yang itu adalah sesuatu yang baik, kita pasti all out," tuturnya.

Meski mengambil keputusan dengan hati, bagi Caroline perempuan juga memiliki sikap teguh pendirian atau keras hati. Hal ini yang dapat menjadi kelebihan sebagai pemimpin perempuan.

"Dan memang, terkadang perempuan itu kadang-kadang saklek, ya, hitam putih, ya. Jadi ya udah, kalau udah bener ya udah harus begitu ya, kalau salah, salah. Ya harus juga direm juga, tapi menurut saya itu menjadi kelebihan dari women leadership juga," jelas Caroline. 

6. Prospek bisnis rumah sakit akan terus bertumbuh karena banyak pasien yang perlu dilayani dan memiliki kebutuhan

Tantangan Caroline Riady Jadi Pemimpin Rumah Sakit di Masa PandemikNgobrol Seru by IDN Times soal "Bisnis Rumah Sakit Pasca COVID-19", bersama Caroline Riady, CEO Siloam Hospital Group. (IDN Times/Aldila Muharma)

Bicara soal bisnis rumah sakit, Caroline optimis hal ini akan terus tumbuh. Sebab, bidang kesehatan akan selalu dibutuhkan untuk memberi pelayanan kepada masyarakat.

"Industri kesehatan adalah industri yang akan bertumbuh. Kalau kita fokus pada kebutuhan, pasti bisnis kita juga akan terus bertumbuh. Nah, kalau misalnya sekarang spending-nya baru 3.2 persen, berarti banyak pasien yang belum dilayani, banyak pasien yang punya kebutuhan tetapi belum bisa mengakses pelayanan kesehatan. Sehingga pada saat kita melayani kebutuhan itu, pasti kita juga akan bertumbuh dengan kita melayani, menjadi bermanfaat bagi masyarakat," tutup Caroline.

Perbincangan hangat dengan Caroline sore hari itu semoga dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk berani menjadi pemimpin. Caroline juga membuktikan bahwa perempuan juga dapat melalui berbagai krisis dan tantangan.

Baca Juga: 5 Kisah Tentang Guru di Indonesia, Inspiratif

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya