7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?

Sayangnya semakin jarang terlihat dari tahun ke tahun

Perayaan pernikahan tradisional gaya Shinto pernah sangat populer dan mendominasi di Jepang sekitar awal abad ke-20. Sebelum akhirnya tergeser oleh white wedding gaya barat pada akhir tahun 1990-an. Saat ini, white wedding gaya barat nampaknya lebih disukai para pasangan di Jepang karena prosesnya yang tidak terlalu rumit.

Upacara pernikahan gaya Shinto diadakan di kuil dan biasanya sangat privat, karena hanya dihadiri oleh keluarga dan orang terdekat. Upacara pernikahannya dimulai dengan ritual penyucian, kemudian dilanjut dengan pembacaan doa, ritual meminum 3 gelas sake, mengikrarkan janji pernikahan, serta ritual lainnya hingga nanti diakhiri dengan persembahan terhadap Kami (Tuhan).

Sangat disayangkan pernikahan tradisional Jepang gaya Shinto ini mulai jarang terlihat. Tradisi ini perlahan menghilang dari budaya Jepang bukan hanya karena populasi warga Jepang yang beralih kepercayaan, namun juga karena angka pernikahan di Jepang yang semakin turun dari tahun ke tahun.

Selain ritual yang diadakannya, keunikan pernikahan tradisional Jepang gaya Shinto juga terletak pada busana atau kostum yang dikenakan oleh para pengantin. Penasaran seperti apa bentuknya? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Shiromuku

7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?d-weddingphoto.com

Pakaian tradisional ini diyakini sudah ada sejak jaman Edo dan awalnya digunakan pada upacara pernikahan keluarga samurai. Shiromuku yang berwarna putih melambangkan sinar matahari, serta menandakan kesucian dan kebersihan hati.

Dengan mengenakannya, pengantin wanita diibaratkan seperti kanvas kosong yang siap menerima ide dan nilai-nilai yang dipegang suaminya.

2. Wataboshi

7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?id.pinterest.com

Wataboshi merupakan tudung pengantin yang dikenakan dengan shiromuku. Fungsinya hampir mirip dengan tudung pengantin ala barat.

Wataboshi digunakan pengantin wanita untuk menyembunyikan wajahnya dari pandangan orang lain kecuali dari pengantin pria, hingga nanti upacara pernikahan telah berakhir.

3. Tsunokakushi

7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?overseas-wedding.jp

Berbeda dengan wataboshi yang hanya dikenakan dengan shiromuku, tsunokakushi merupakan penutup kepala yang dapat dipasangkan dengan berbagai pakaian formal apapun.

Tsunokakushi yang berarti 'tanduk tersembunyi', melambangkan tekad dari pengantin wanita untuk melepaskan keegoisannya dan menjadi istri yang lembut serta patuh.

Baca Juga: Pernak-pernik Busana Pengantin Adat Bali dan Cara Memakainya

4. Iro-uchikake

dm-player
7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?d-weddingphoto.com

Setelah melangsungkan upacara pernikahan, pengantin wanita umumnya akan mengganti pakaiannya dengan iro-uchikake untuk resepsi. Iro-uchikake paling sering berwarna merah cerah atau yang lebih modern berwarna jingga dan keemasan.

Pakaian ini menampilkan desain cantik seperti bunga sakura, burung bangau, atau motif Jepang lainnya. Motif yang dipilih adalah motif-motif yang melambangkan keberuntungan.

5. Hikifurisode

7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?d-weddingphoto.com

Konon hikifurisode ini berasal dari tradisi keluarga petani ata pedagang kaya yang ingin meniru kelas keluarga samurai. Pakaian ini mengacu pada kimono lengan panjang (furisode) dengan ujung yang menarik (hiki).

Sebagian pengantin wanita menggunakan hikifurisode sebagai pakaian ganti ketiga ketika acara pernikahan, sementara sebagian lainnya memilihnya sebagai satu-satunya pakaian mereka karena lebih ringan, dan seringkali jauh lebih murah dibanding dua pilihan formal lainnya.

6. Hakoseko, Suehiro, dan Obijime

7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?www.ebay.com

Hakoseko adalah dompet atau tas kecil yang sering digunakan ketika mengenakan hikifurisode. Umumnya terbuat dari brokat emas atau kain bordir. Hakoseko sering berisi kosmetik, cermin, hingga jimat keberuntungan.

Suehiro merupakan kipas lipat yang dipegang oleh pengantin wanita. Suehiro berasal dari pepatah 'semoga kebahagiaanmu menyebar seperti kipas (suehirogari).

Sementara obijime adalah tali pelengkap yang dilingkarkan untuk mengamankan obi (sabuk kain) yang dikenakan oleh pengantin wanita. Obijime berwarna cerah dan berisikan kapas di dalamnya.

7. Kuro-montsuki

7 Rupa-rupa Busana Pernikahan Tradisional Jepang, Sudah Tahu?d-weddingphoto.com

Berbeda dengan pengantin wanita, pakaian yang dikenakan oleh pengantin pria umumnya berwarna gelap. Pakaian ini terdiri dari kimono tradisional yang dikenal sebagai mon-tsuki yang dihiasi dengan lambang keluarga, celana hakama, serta mantel haori. Selain dikenakan saat acara pernikahan, kuro-montsuki juga dapat dikenakan ketika menghadiri acara-acara formal lainnya.

 

Kebanyakan orang tidak cukup beruntung memiliki kesempatan untuk menghadiri acara pernikahan seperti ini di Jepang. Karena dengan menghadirinya saja bisa sangat mahal (para tamu diharapkan memberikan hadiah uang pernikahan).

Jika anda adalah seorang wanita yang memutuskan datang dengan berpakaian tradisional, sudah tentu harus mengalokasikan sejumlah uang untuk biaya sewa pakaian serta berdandan. Wah, lumayan membutuhkan usaha juga, ya?

Baca Juga: 7 Pernak Pernik Baju Pengantin Tradisional Korea yang Sarat Makna

Dinar Chandra Photo Verified Writer Dinar Chandra

Your friend

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya