6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya 

Bisa jadi ide kado, nih

Dibanding novel dan buku self-help, buku kumpulan esai bisa dibilang kalah populer. Padahal tipe buku ini tak kalah kaya wawasan dan padat informasi. Membacanya seperti sedang mendengarkan curhatan kawan sendiri. Kamu bisa menjadikannya sarana refleksi dengan mengambil pelajaran atau bahkan mengkritisinya. 

Mau tema apapun semua ada. Untuk membantumu memilah, berikut sudah dikurasi enam buku kumpulan esai terbaik sesuai dengan preferensi masing-masing individu. 

1. How I Write dari George Orwell untuk yang beraspirasi jadi penulis

6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya buku How I Write karya George Orwell (instagram.com/essayista)

Dikenal lewat beberapa karya fiksinya, Orwell sempat menulis sejumlah esai yang ia bukukan dengan judul Why I Write. Isi buku ini adalah pengalaman, argumen, dan kritik Orwell terhadap profesi penulis dan posisi penulis dalam politik dan masyarakat secara umum. 

Cocok buat pembaca yang beraspirasi jadi penulis dan ingin belajar dari insight Orwell yang tajam. Lewat buku ini pula, Orwell mencoba membuka kehidupan  dan perjuangannya sebelum novel Animal Farm membuatnya dikenal. 

2. The Year of Magical Thinking milik Joan Didion buat yang kehilangan orang terdekat 

6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya buku The Year of Magical Thinking (instagram.com/literarylumieres)

The Year of Magical Thinking adalah esai-esai tulisan Joan Didion yang kebanyakan membahas kehilangan. Di tahun 2003, Didion harus kehilangan suaminya secara mendadak ditambah dengan kenyataan kalau putrinya masih koma di rumah sakit. 

Banyak kutipan di buku ini yang seakan mewakili perasaan pembaca yang masih berjuang melawan perihnya kehilangan orang terdekat. Tidak hanya tentang isi hati dan pengalaman pribadinya, Didion melengkapi bukunya dengan sejumlah fakta ilmiah dan riset-riset terkait. 

3. I'll Show Myself Out karya Jessi Klein untuk yang sedang memasuki fase parenthood 

6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya buku I'll Show Myself Out (instagram.com/low_keybookish)

Buku kumpulan esai yang satu ini dengan spesifik memang membahas isu motherhood dan kehidupan di usia paruh baya. Klein yang sebelumnya dikenal lewat buku You'll Grow Out of It, menulis buku ini tanpa basa-basi. 

Humornya masuk dan kepedihannya juga bisa turut kamu rasakan. Ideal untuk dibaca orangtua baru yang menemukan banyak hal-hal tak terduga di balik glorifikasi kehadiran bayi di tengah pasangan suami istri.  

dm-player

Baca Juga: 9 Inspirasi Buku Bacaan ala Maudy Ayunda, Nutrisi untuk Jiwa

4. The Collected Schizophrenias tulisan Esmé Weijun Wang untuk belajar kesehatan mental 

6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya buku The Collected Schizoprenias (instagram.com/livreadsprose)

Terbit tahun 2019 lalu, Wang menulis esai-esai dalam buku ini berdasarkan pengalamannya sendiri. Didiagnosa mengidap bipolar di usia remaja, diagnosanya meluas menjadi schizoaffective disorder saat ia memasuki usia 30an. 

Ia kemudian mencoba menulis sebagai caranya bermeditasi sekaligus memperjelas spektrum penyakit mental yang sering disalahpahami orang awam. Banyak pelajaran dan istilah menarik yang bisa didapat dari buku ini. 

5. Braiding Sweetgrass dari Robin Wall Kimmerer untuk pecinta alam dan filosofi sekaligus

6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya buku Braiding Sweetgrass (instagram.com/agirlnamedmagpie)

Robin Wall Kimmerer adalah seorang ilmuwan dari etnik pribumi Amerika yang lewat buku ini membagikan berbagai wisdom dari leluhur serta ilmu yang ia pelajari. Salah satunya adalah keyakinan bahwa alam dan segala isinya adalah guru terbaik dan tertua untuk umat manusia.

Buku ini ideal untuk pembaca yang ingin mengenal alam lebih dekat dan mengulik beberapa filosofi di balik keberadaannya. Kumpulan esai Kimmerer dikemas dalam 400 halaman. 

6. The Book of My Lives buat penyuka fiksi dan psikonalisis 

6 Buku Kumpulan Esai Terbaik Berdasarkan Mood Pembacanya buku The Book of My Lives (instagram.com/carbs_and_books)

Untuk kamu yang terbiasa membaca fiksi dan ingin coba menyeberang ke karya non fiksi, kumpulan esai dan memoar karya Hemon bisa jadi bacaan terbaik. Hemon di sini mengisahkan pengalamannya sebagai pengungsi yang harus meninggalkan Bosnia karena perang sipil. 

Ia mengemasnya dengan narasi yang menghipnotis siapapun untuk terus membalik halaman. Esai terakhirnya sih yang paling ambyar. Harus baca nih, terutama buat yang masih suka mengglorifikasi perang. Tak ada perang yang layak didukung. Para penyintasnya sudah berkali-kali mengatakannya.  

Semoga rekomendasi di atas bisa membantumu menentukan menentukan buku incaran berikutnya. Mulai dari yang paling menggelitik rasa penasaranmu, deh. 

Baca Juga: 7 Buku Fiksi dan Nonfiksi Rekomendasi Sarah Jessica Parker

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya