5 Novel Epic Saga selain The Hobbit, meski Tebal Gak Bikin Jengah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernah dengar istilah epic saga? Melansir Britannica, istilah ini merujuk pada genre dalam sastra yang berupa narasi heroik yang biasanya cukup panjang. Karya sastra berupa epic saga biasanya dikemas dalam lebih dari 300 halaman dan bisa bermuatan distopia, fabel, mitologi, fantasi, hingga sejarah.
Beberapa novel karya epic saga yang paling tersohor adalah The Hobbit, disusul Harry Potter, dan A Song of Ice and Fire (diadaptasi menjadi serial Games of Thrones). Kebanyakan novelnya memang mengusung konsep high fantasy, tetapi ada kok yang berlatarkan dunia nyata dengan konflik lebih dekat dengan realita.
Berikut lima judul novel epic saga yang bisa kamu lirik untuk bahan bacaan di akhir pekan nanti.
1. The Women of Chateau Lafayette
Sesuai judulnya,The Women of Chateau Lafayette mengikuti utas sejarah sebuah chateau atau kastil di Prancis. Kastil ini menjadi menarik karena dijaga oleh perempuan dari generasi ke generasi. Mereka adalah Adrienne Lafayette yang menempati kastil tersebut pada era 1700-an.
Dilanjut dengan Beatrice Chanler yang melindungi kastil tersebut ketika Perang Dunia I pecah. Terakhir, Marthe Simone yang ketika Perang Dunia II harus berjibaku dengan realita bahwa Nazi telah menduduki Prancis.
2. The Love Songs of W.E.B. Du Bois
Mengantongi pujian dari pembacanya di Goodreads, The Love Songs of W.E.B. Du Bois adalah kisah epic saga dari sebuah keluarga kulit hitam Amerika Serikat selama beberapa abad.
Cerita novel ini dimulai dengan nasib para pendahulunya yang harus menjadi budak. Dilanjut dengan Perang Sipil Amerika yang mematikan hingga era modern. Meski sejarah sudah berlalu ratusan tahun silam, trauma dan dampak dari itu masih tersisa di pundak para generasi baru.
Baca Juga: 10 Adegan Ikonik Film Harry Potter yang Ternyata Hasil Improvisasi
3. Cloud Cuckoo Land
Editor’s picks
Anthony Doerr kembali memukau pembaca lewat karya terbarunya, Cloud Cuckoo Land. Mirip dengan teknik penceritaan All the Light We Cannot See, Doerr menggunakan sudut pandang multikarakter dalam novel barunya ini.
Ada tiga tokoh yang tinggal di lokasi dan era yang berbeda. Namun, semuanya akan terhubung lewat satu manuskrip bersejarah yang mereka temukan. Meski tebalnya lebih dari 600 halaman, pembaca tak dibuatnya jengah.
4. The Mountains Sing
The Mountains Sing berpusat pada perjalanan hidup keluarga Tran yang harus menyelamatkan diri dari konflik politik yang memecah Vietnam. Saat itu, Tran Dieu Lan yang punya enam anak harus lari dari Vietnam Utara yang dikuasai komunis.
Beberapa dekade setelahnya, mereka baru bisa kembali ke Ho Chi Min untuk menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Sang penulis, Mai Nguyen mengaku butuh waktu tujuh tahun untuk melakukan riset dan menulis buku ini.
5. East of Eden
Novel epic saga berikutnya datang dari sang legenda sastra Amerika, John Steinbeck. Di East of Eden, ia mengajak pembaca meneropong kehidupan seorang bapak bernama Adam Trask dengan dua anak kembarnya, Cal dan Aron.
Bukannya rukun, keduanya seakan saling bersaing. Cal merasa diperlakukan tak adil, tak pernah mendapat persetujuan dan pujian dari sang ayah yang menurutnya lebih menyukai Aron. Buku ini seakan mendorong kita berdiskusi apakah benar ada hitam dan putih dalam kehidupan.
Novel epic saga memang umumnya dikemas dalam jumlah halaman yang lumayan menguras waktu. Namun, kalau memang ceritanya berkualitas dan mendidik, tentu tak ada waktu yang terbuang sia-sia. Yuk, perkaya bacaanmu!
Baca Juga: 6 Novel Komedi Satir Terbitan Baru yang Gelitik Pikiran Kritismu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.