5 Poin Menarik Novel 'Stay With Me', Bahas Patriarki di Afrika

Novel kaya prestasi dari penulis Nigeria, Ayobami Adebayo

Stay With Me memang bukan novel baru. Ia sudah beredar sejak 2017 lalu dan berhasil meraih beberapa nominasi penting di ranah sastra. Termasuk Women's Prize for Fiction dan Goodreads Choice Award. Padahal ini adalah karya debut sang penulis, Ayobami Adebayo. 

Adebayo memilih untuk menyarikan cerita dari negara asalnya sendiri, Nigeria. Semua ia rangkum dalam buku setebal 300 halaman. Premisnya berkutat pada kehidupan pasutri bernama Yejide dan Akin yang harus berhadapan dengan isu infertilitas. 

Apa yang membuat novel ini begitu dipuja? Yuk, simak beberapa poin menarik dari novel ini. Banyak wawasan baru tentang Afrika dan feminisme yang bisa kamu ulik, lho. 

1. Poligami ternyata hal yang lumrah dipraktikan di Afrika Sub-Sahara, termasuk Nigeria 

5 Poin Menarik Novel 'Stay With Me', Bahas Patriarki di Afrikanovel Stay With Me (instagram.com/aaknopf)

Wawasan ini mungkin tidak banyak diketahui orang. Maklum, poligami adalah salah satu isu yang jadi perdebatan sengit dan nyatanya sebagian besar manusia menganggapnya kurang etis atau tidak bermoral. Sejumlah negara bahkan memberlakukan aturan ketat dan pelakunya bisa dituntut hukuman pidana. 

Nyatanya, sebuah riset yang dilakukan PEW Research Center pada 2020 menemukan bahwa Afrika Sub-Sahara adalah region yang penduduknya paling banyak terlibat dalam pernikahan poligami (lebih spesifiknya poligini, laki-laki yang menikahi lebih dari satu perempuan). 

Ini diamini oleh Adebayo yang dalam novel debutnya juga mencatut fenomena itu lewat kehidupan pernikahan Yejide dan Akin. Setelah beberapa tahun menikah dan tak kunjung dikaruniai anak, keluarga besar mereka menikahkan Akin dengan perempuan lain bernama Funmi. 

Yejide dan Akin sendiri lahir dari orangtua yang terlibat dalam pernikahan poligami. Masing-masing memiliki banyak saudara dari ibu tiri yang jumlahnya lebih dari satu. 

2. Masyarakat Afrika percaya bahwa banyak anak lebih baik

5 Poin Menarik Novel 'Stay With Me', Bahas Patriarki di Afrikanovel Stay With Me (instagram.com/belletrist)

Sebenarnya ini isu yang masih jadi perdebatan. Beberapa peneliti dan akademisi percaya bahwa tingkat kelahiran yang tinggi di Afrika ada korelasi kuatnya dengan minimnya akses pendidikan. Ini berdasarkan temuan Kebede, Goujon, dan Lutz dalam jurnal berjudul 'Stalls in Africa’s Fertility Decline Partly Result from Disruptions in Female Education'. Mereka menemukan bahwa pemberian akses pendidikan pada perempuan muda di Afrika memiliki dampak terhadap penurunan angka fertilitas sepanjang tahun 1980 sampai 2010. 

Namun, survei pada tahun 1990-an di 12 negara Afrika yang dipublikasi Ebin berjudul 'African Men Want More Children than Their Wives' di jurnal Population Today menemukan bahwa banyak suami yang menginginkan banyak anak. Mereka juga memegang peranan penting dalam menentukan jumlah anak serta penggunaan alat kontrasepsi.

Ini ternyata diamini beberapa riset lain, seperti yang dilakukan Batula Abdi, dkk. di Kenya (2018), Kinanee & Ezekiel-Hart di Nigeria (2009), serta Adewole, dkk. di Nigeria (2020). Hal tersebut tak luput dari perhatian Adebayo. Diceritakan dalam novel bahwa Yejide dan Akin dapat tekanan yang cukup kuat dari orang-orang terdekat mereka untuk punya lebih dari satu anak dan diutamakan laki-laki. 

3. Dalam urusan reproduksi, perempuan selalu ditekan dan disudutkan 

dm-player
5 Poin Menarik Novel 'Stay With Me', Bahas Patriarki di Afrikanovel Stay With Me karya Ayobami Adebayo (instagram.com/vintageanchorbooks)

Dalam urusan reproduksi, perempuan selalu dapat beban yang lebih berat dibanding laki-laki. Ketika ada masalah infertilitas, perempuan pula yang disudutkan terlebih dahulu. Sebenarnya ini tidak berlaku di Afrika saja, melainkan kecenderungan yang cukup universal.

Dua akademisi Amerika Serikat, Jessica Clements dan Kari Nixon dalam The MIT Press Reader pernah menulis esai berjudul 'The Tyranny of Science Over Mothers'. Dalam tulisan tersebut, mereka membahas bagaimana bahkan saat hamil dan melahirkan, perempuan atau ibu akan dapat tekanan dan penghakiman. Terutama terkait caranya menjaga kehamilan dan merawat anak. Seakan beban membesarkan anak hanya dipikul sang ibu. 

Hal ini pula yang disorot dan dikritisi Adebayo lewat interaksi Yejide dan Akin. Orang-orang di sekitar pasutri ini selalu memberikan saran pada Yejide, seolah-olah Akin sebagai laki-laki tidak memiliki kemungkinan disfungsi organ reproduksi.  

Baca Juga: 5 Pesan dari Buku 'Baca Buku Ini Saat Engkau Lelah', Dalam Banget!

4. Sistem masyarakat patriarki juga menggerogoti laki-laki

5 Poin Menarik Novel 'Stay With Me', Bahas Patriarki di Afrikanovel Stay With Me (instagram.com/vintageanchorbooks)

Yejide tidak dipotret Adebayo sebagai satu-satunya korban dalam sistem masyarakat patriarki tersebut. Ia memastikan karakter dalam novelnya realistis. Tak ada yang benar-benar baik dan jahat di Stay With Me

Ini yang mungkin mendasari keputusannya menulis kisah dari sudut pandang Yejide dan Akin sekaligus. Lewat sudut pandang Akin sebagai laki-laki, kita diajak menyelami dampak tuntutan budaya patriarki pada semua gender.

Salah satu yang paling mengena adalah keputusannya menghalalkan segala cara untuk punya anak. Cara yang akhirnya menyakiti dirinya sendiri dan mengancam keutuhan rumah tangganya. 

5. Novel yang chaotic, tetapi menghipnotis dan kaya pesan moral

5 Poin Menarik Novel 'Stay With Me', Bahas Patriarki di Afrikanovel Stay With Me (instagram.com/vintageanchorbooks)

Jika harus memilih satu kata untuk novel Stay With Me, kosakata bahasa Inggris "chaotic" mungkin cocok untuk mendeskripsikannya. Balada Yejide dan Akin penuh lika-liku dan kejutan. Seringkali kejutan yang tidak menyenangkan alias kacau. 

Namun, kamu akan ketagihan membalik tiap halamannya tanpa henti. Alurnya pun maju mundur dengan peralihan sudut pandang yang bikin novel ini dinamis. Adebayo juga lihai dalam menyusun kalimat dan memilih diksi. Drama sosial serta pemilihan latarnya yang autentik juga tidak bisa diabaikan. Pesan moralnya pun tidak menggurui, lebih ke penekanan yang bijak dan netral.

Novel ini khusus untuk pembaca yang sudah cukup umur. Ada beberapa adegan sensitif yang harus dimaknai dengan bijak. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Novel Islami, Mengisi Waktu Luang Ketika Berpuasa

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya