5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lain

Biar orang-orang di sekitarmu gak menjauh

Sebagian orang mengalami kesulitan mengendalikan diri saat sedang marah. Tak jarang, kita melampiaskan emosi pada orang lain yang tidak bersalah, seperti teman, anak, orangtua, hingga pasangan.

Setelah kemarahan mereda, biasanya penyesalan dan rasa malu kemudian muncul. Meskipun begitu, tak jarang ini menjadi siklus yang terjadi secara berulang.

Kemarahan yang salah arah dapat berdampak buruk pada hubunganmu dengan orang-orang terdekat. Karenanya, penting untuk belajar berhenti melampiaskan amarah pada orang tak bersalah.

Jika kamu melampiaskan kemarahan pada orang lain, cobalah strategi berikut untuk menghentikan perilaku negatif ini. Sebaliknya, belajarlah untuk mengekspresikannya dengan cara yang lebih sehat. 

1. Identifikasi pemicu dan atasi emosi yang mendasarinya

5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lainilustrasi seseorang sedang merenung (pexels.com/Vanessa Garcia)

Coba sadari situasi khas saat emosi negatif sering muncul. Misalnya, apakah kamu paling rentan merasakannya di penghujung hari sepulang kerja atau saat merasa lapar dan lelah.

Mengenali pemicu dapat membantumu menghindari atau mengubah situasi. Misalnya, tunda mendiskusikan topik sulit di rumah saat baru pulang bekerja. Kamu juga bisa minta orang rumah memberimu ruang sendiri saat sedang lelah karena gangguan mereka cenderung membuatmu marah.

Menurut publikasi dalam Sabinet African Journals, kemarahan sering kali merupakan emosi sekunder yang menutupi emosi utama lainnya. Cobalah untuk mengidentifikasi apakah kecemasan, penyesalan, rasa sakit, atau kekecewaan tersembunyi di balik kemarahan itu. Fokuslah untuk mengatasi emosi utama terlebih dahulu.

2. Lakukan pemeriksaan kesehatan mental

5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lainilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS Production)

Dijelaskan laman Self, masalah kesehatan mental yang belum terselesaikan, seperti depresi, kecemasan, post-traumatic stress disorder (PTSD), atau borderline personality disorder (BPD) dapat berperan besar dalam kemarahan yang salah arah. Mereka akan memperlakukan diri dan orang lain dengan salah dan tidak mengerti bahwa dirinya memerlukan perawatan. Jadi, penting untuk melihat masalah apa yang perlu diselesaikan dan perawatan yang tepat.

Bahkan, meskipun tidak merasa mengalami gejala gangguan kesehatan mental yang jelas, ada baiknya kamu mendengarkan orang-orang di sekitarmu. Jika orang terdekatmu mengatakan bahwa kamu sangat pemarah akhir-akhir ini, coba evaluasi apa yang baru-baru ini kamu alami dan perasaanmu.

Mulailah mengakui perasaanmu dan kemudian menceritakannya kepada terapis. Kamu bisa langsung mengunjungi psikiater atau berbicara dengan dokter umum terlebih dahulu. Nantinya, dokter akan merujuk ke terapis atau psikiater.

Baca Juga: 5 Bentuk Kemarahan yang Justru Memperumit Keadaan, Jangan Lakukan!

dm-player

3. Belajar mengenali pola perilaku

5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lainilustrasi laki-laki sedang marah (pexels.com/cottonbro)

Mempelajari apa yang membuat kamu marah dan menyadari saat kemarahan mulai muncul sangatlah penting. Dengan mengidentifikasi pemicu dan memperhatikan tanda-tanda awal ledakan, seperti perasaan sesak di dada atau detak jantung yang semakin cepat, kamu akan lebih siap untuk mengelola perasaan.

Misalnya, jika kamu cenderung membawa stres dan kemarahan saat pulang kerja, sediakan waktu 15 menit untuk menyendiri sebelum berinteraksi dengan orang-orang di rumah. Kamu bisa coba menulis jurnal, meditasi, atau sekadar menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan sistem saraf.

Kamu juga bisa mencoba berolahraga atau jalan cepat. Ini karena kemarahan sangat fisiologis, dan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi agitasi, dikutip dari laman Self. Setelah cukup relaks, kamu bisa bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang di rumah.

4. Praktikkan perilaku alternatif

5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lainilustrasi berjalan-jalan di taman (pexels.com/Gary Barnes)

Jika kamu secara konsisten membentak, memaki, atau mengamuk secara fisik, carilah alternatif dari perilaku ini. Kamu harus mempraktikkannya saat tanda kemarahan pertama kali muncul. Misalnya, meninggalkan situasi yang menyebabkan kemarahan untuk menyendiri, menarik napas, atau berjalan-jalan. 

Pergi ke luar juga bisa dijadikan pilihan. Perubahan fokus, efek alam yang menenangkan, dan kehadiran orang yang lewat, dapat membantu mengurangi kemarahan. Ke mana pun kamu pergi, pastikan untuk tetap di sana sampai amarahmu mereda.

5. Sadari bahwa mengubah kebiasaan membutuhkan waktu dan konsistensi

5 Cara agar Tidak Melampiaskan Kemarahan pada Orang Lainilustrasi meditasi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketahuilah bahwa berhenti melampiaskan amarah pada orang lain membutuhkan waktu dan latihan. Ingatlah bahwa tujuan akhir yang seharusnya kamu capai adalah belajar mengelola dan mengomunikasikan perasaan, baik dengan terapis atau diri sendiri.

Yang paling penting di sini adalah fokus pada kemajuan, bukan kesempurnaan. Dengan fokus pada kemajuan, harapannya kamu tidak akan menyerah dan akan terus termotivasi untuk menjadi lebih baik.

Menangani amarah dengan cara yang sehat dan tidak melampiaskannya pada orang lain adalah salah satu bentuk cinta pada orang-orang terdekat. Jika berhasil melakukannya, kamu akan merasa jauh lebih baik.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Atasan Kerja Temperamental, Suka Marah-marah

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya