Kisah Nabila Nur Maya, Penari Cilik dengan Segudang Prestasi

Kecil-kecil, jago nari!

Nabila Nur Maya atau yang akrab disapa dengan panggilan Lala adalah seorang gadis kecil yang mencintai budaya daerahnya, Jawa. Dia mencintai budaya Jawa lewat gerakan tarinya. Segala macam prestasi tari pun telah diraihnya.

Mau tahu gimana kisah Lala kecil bergelut di dunia tari? Yuk kita simak ceritanya!

1. Awal aktif menari

Kisah Nabila Nur Maya, Penari Cilik dengan Segudang PrestasiFoto Pribadi Nabila Nur Maya

Sejak umur 3,5 tahun sebelum Lala masuk TK, gadis kecil itu sudah suka melihat acara tari di TV. Saking sukanya, Lala kecil meminta mamanya untuk dibelikan kaset tari ke pasar. Sang mama pun segera mencarikan kaset tari tersebut demi memenuhi minat positif sang anak.

“Syukur-syukur suatu hari nanti Lala bisa berprestasi dalam menari,” begitu kata Mama Nurul.

Setelah mendengarkan kaset tari tersebut, Lala mencoba-coba menari sendiri, tetapi karena Lala kurang puas hanya dengan menari sendirian, dia pun meminta mamanya untuk mencarikan sanggar di dekat rumahnya di Desa Ngringo, Karanganyar. Kemudian, sang mama mencari-cari informasi mengenai keberadaan sanggar tari terdekat. Pencarian sanggar tari pun membuahkan hasil. Atas saran tetangga, akhirnya Lala masuk ke Sanggar Kembang Lawu.

2. Lika-liku perasaan Lala saat menari

Kisah Nabila Nur Maya, Penari Cilik dengan Segudang PrestasiFoto Pribadi Nabila Nur Maya

Masuk ke Sanggar Tari Kembang Lawu, perasaan Lala berbunga-bunga senang sekali. Namun, begitu dia mulai mencoba berlatih tari di antara teman-teman baru dan pengajar tarinya, dia merasa takut. Takut kalau-kalau tidak bisa, tidak bagus, dan berbagai macam perasaan lain yang mulai menyergap seorang penari baru.

Bukan Lala namanya kalau mudah menyerah begitu saja. Rasa takutnya pun berani dia lawan. Alhasil, rasa takut itu pun pelan-pelan mencair sehingga lama-kelamaan dia terbiasa dengan suasana barunya. Ya, Lala telah memetik buah keberaniannya.

Ditanya mengenai kesulitannya dalam menari, dia menjawab,”Aku sulitnya di musiknya. Agak gak terlalu bisa ngepasin iramanya tapi sekarang udah lumayan bisa. Yang susah tuh kalau musiknya gending jawa sama bali.”

3. Menguasai banyak tari dan berprestasi

Kisah Nabila Nur Maya, Penari Cilik dengan Segudang PrestasiFoto Pribadi Nabila Nur Maya

Sudah banyak sekali tari yang dikuasai Lala dan tari yang dia kuasai itu ternyata tidak hanya dari Sanggar Kembang Lawu! Tetapi juga dari Sanggar Kembang Setaman ISI (Institut Seni Indonesia) Solo dan Sanggar Soerya Soemirat!

Kalau dihitung, jumlah tarian yang sudah ia kuasai mencapai hampir 30 macam tari! Dari Sanggar Kembang Lawu, dia menguasai Tari Kipas, Lilin, Gembira, dll. Sedangkan dari Sanggar Kembang Setaman, dia menguasai Tari Semut, Bermain, Kelinci, dll, dan dari Sanggar Soerya Soemirat dia telah menguasai Tari Kidang, Bang-bang Wesrahino, Golek Sri Rejeki, dll.

Wah, banyak banget ya! Namun, di antara banyaknya tari yang dia kuasai, yang paling disukainya adalah Tari Margopati. Alasannya, karena tari tersebut berasal dari Bali dan belum tentu semua orang bisa menari bali. Selain itu, kostum tari tersebut juga sangat disukai olehnya.

dm-player

Soal prestasi, segudang prestasi telah dia raih, di antaranya adalah:

-      Juara I Tari Luyung yang diselenggarakan oleh ISI Solo

-      Juara I Tari Bang-bang Wesrahino yang diselenggarakan oleh Sanggar Soerya Soemirat

-      Juara I Tari Golek Sri Rejeki yang diselenggarakan oleh SD Cengklik

Yang bikin bangga nih, Lala menyabet juara I Tari Golek Sri Rejeki dengan mengalahkan kakak kelas 6 lho. Padahal, waktu itu dia masih kelas 2 SD!

4. Terjun ke berbagai pentas, Sang Mama sudah sigap dengan manajemen waktunya

Kisah Nabila Nur Maya, Penari Cilik dengan Segudang PrestasiFoto Pribadi Nabila Nur Maya

Untuk pertama kalinya, Lala pentas di daerah Mangkunegaran, Solo. Dia merasa saat itu performanya tidak terlalu maksimal karena masih sulit tersenyum dan tegang menghadapi pentas perdana.

Pentas di Mangkunegaran merupakan tonggak awal Lala untuk terjun di pentas-pentas berikutnya. Setelahnya, dia pernah pula mendapat kesempatan pentas di Gedung Grha Sabha Buana milik Presiden Jokowi dan sempat melihat Walikota Solo (Bapak Rudy) kala itu. Namun, pentas yang paling dia sukai adalah pentas dalam acara Ramadan di Benteng Vastenberg, Solo selama 3 hari. Selama 3 hari pentas, Lala mengaku senang sekali bisa saling mengenal sanggar lain dan dilihat banyak orang, lebih-lebih bisa bertemu dengan bule!

Lala tidak hanya pentas ataupun ikut lomba di area Solo. Ternyata, dia pernah mengikuti Lomba Tari Kongkorongok se-Jawa Tengah di Jepara! Untuk ukuran anak SD, sudah jauh ya tempat yang dia datangi untuk pentas.

Lalu, gimana cara bagi waktunya ya kalau siswi kelas 5 SD ini ikut pentas ke mana-mana? Nah, di sinilah sang mama memegang peranan penting. Soal pembagian waktu, Lala tidak ambil pusing karena Mama Nurul sudah sigap untuk memanajemen waktunya. Jadi, tinggal ikutin anjuran mama aja ya.

5. Bercita-cita ingin menjadi penari

Kisah Nabila Nur Maya, Penari Cilik dengan Segudang PrestasiFoto Pribadi Nabila Nur Maya

Lala memiliki cita-cita yang segaris lurus dengan minat dan bakatnya di bidang tari. Cita-citanya adalah menjadi penari seperti Didik Ninik Thowok.

Seperti yang kita ketahui, Didik Ninik Thowok adalah penari nomor wahid di Indonesia yang karyanya dikenal luas hingga mancanegara dan telah membuka sanggar tarinya sendiri. Kira-kira seperti itulah cita-citanya yang kelak semoga bisa dicapai. Amin.

Indonesia memiliki ratusan budaya daerah yang perlu dilestarikan: bahasa, lagu, tari, dll. Meskipun jumlahnya ratusan, menguasai salah satu atau beberapa budaya itu sudah cukup, tergantung dari kemampuan dan kemauan.

Di bidang tari, Lala hanyalah salah satu dari sekian banyak penari cilik yang perlu didukung. Tak menutup kemungkinan, Lala dan para penari cilik lainnya kelak bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia. Lala pun berpesan kepada para pembaca, ”Cintailah dan budayakan kesenian daerah di Indonesia.”

Esti Kumara Dewi Photo Writer Esti Kumara Dewi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya