dr. Debryna Dewi: Tenaga Medis Luar Jakarta Masih Kekurangan APD

Gak ada yang ngeh di saat kritis dan angkanya naik

Seri Webinar 8 #MenjagaIndonesia oleh IDN Times dengan tema 'Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri' berlangsung pada Selasa (11/8/2020) pukul 16.00 WIB. Acara Webinar ini dihadiri oleh mereka yang berjuang melawan COVID-19 dari lintas profesi.

Sosok dr. Debryna Dewi Lumanauw, tenaga medis RS Pusat Pertamina yang sempat viral lantaran kesigapannya dalam menangani pasien saat pandemik, menjadi salah satu narasumber. Bagaimana cerita dr. Debryna dalam melakukan tugasnya sebagai dokter di tengah pandemik? Yuk, simak kisah selengkapnya di bawah ini!

1. Sebagai tenaga medis, dr. Debryna tidak hanya berusaha secara kuratif dalam menyembuhkan pasien, namun juga preventif dan promotif

dr. Debryna Dewi: Tenaga Medis Luar Jakarta Masih Kekurangan APDdr. Debryna Dewi pada Seri Webinar 8 Menjaga Indonesia by IDN Times, Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri. 11 Agustrus 2020. IDN Times/Fajar Laksmita

Semakin meningkatnya angka kasus baru setiap hari, membuat masyarakat bertanya-tanya perihal penanganan dan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Bagi dokter yang sebelumnya menjadi tenaga medis di RS Wisma Atlet yang merupakan salah satu RS dengan angka kasus tinggi di Jakarta ini, Debryna menuturkan bahwa kebanyakan dari pasien memang tidak tahu awal mula penularan.

"Ada pasien yang datang satu keluarga, bahkan dengan tetangga, lalu melakukan tes. Kemudian esok hari ditemukan hasilnya positif, begitu seterusnya. Mereka umumnya tidak menahu mulainya dari mana," terang Debryna.

Sebagai tenaga medis, upaya yang dilakukan Debryna tidak hanya kuratif, melainkan juga upaya preventif dan promotif karena sudah menjadi bagian dari sumpah dokter.

"Kita sudah berusaha menyampaikan masyarakat bahwa ini masa pandemik, tidak ada satu orang pun yang tidak mengambil peran. Virus ini menyerang semua orang, tidak pandang bulu. Tolonglah sama-sama bekerja! Tugasnya masing-masing berbeda-beda, namun untuk sama-sama selamat dari pandemik ini," imbuhnya. 

2. Ketidakdisiplinan muncul karena masyarakat kurang mampu mencerna apa yang terjadi

dr. Debryna Dewi: Tenaga Medis Luar Jakarta Masih Kekurangan APDinstagram.com/debrynadewi/

Ketika ditanya apa yang menyebabkan ketidakdisiplinan masyarakat hingga kasus semakin meningkat, ia sebagai dokter yang setiap hari menangani pasien, justru mempertanyakan apakah cara penyampaiannya ada yang salah.

Ia merasa pemberitaan ini sudah nyata dan media besar sudah menyiarkan. Namun, entah kenapa tidak sampai dicerna masyarakat.

"Buat saya, terus terang ini kurang nyata apa? Tapi, saya gak fair kalau pemahaman ini  saya terapkan ke semua orang. Tiap hari saya melihat pasien COVID-19 dari yang gak ada gejala sampai yang paling parah. Tapi saya ada keterbatasan kode etik dan saya susah report dari lapangan. Mungkin harusnya ada pemberitaan atau edukasi, atau hanya sekadar menunjukkan di lapangan, pasien ini seperti apa. Sebab ini berbeda, bukan hanya penyakit atau demam biasa," terang dr. Debryna.

3. Di tengah krisis dan kewaspadaan masyarakat yang semakin melemah, mirisnya, masih ada tenaga medis yang kesulitan mendapatkan APD

dr. Debryna Dewi: Tenaga Medis Luar Jakarta Masih Kekurangan APDinstagram.com/debrynadewi/

Teman-teman Debryna yang berada di pelosok Jawa, barangkali masih terselamatkan dengan donasi di awal pandemik. Tapi, sekarang sudah tidak lagi. Bukan karena sedang menurun jumlahnya, tapi sudah tidak ada donasi.

dm-player

Hal yang menjadi riskan dalam hal ini adalah ketika masyarakat menganggap masa pandemik sudah lewat. Media yang dulunya memberitakan kekurangan APD di daerah, sekarang sudah tidak menyorot ke sana. 

"Gak ada yang ngeh di saat yang memang kritis dan angkanya naik. Di saat kita sudah buta zona merah, hijau, kuning, itu seperti tidak ada artinya sama sekali. Padahal mereka lagi kritis, namun gak ada bantuan. Saat seperti ini, di luar Jakarta mereka kesusahan APD. Ini yang menurut saya jadi prioritas," tuturnya.

Baca Juga: Klaster Perkantoran dan Tenaga Medis Dominasi Kasus COVID-19 Gorontalo

4. Lantas menurut dr. Debryna, bagaimana langkah yang seharusnya diambil pemerintah?

dr. Debryna Dewi: Tenaga Medis Luar Jakarta Masih Kekurangan APDdr. Debryna Dewi pada Seri Webinar 8 Menjaga Indonesia by IDN Times, Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri. 11 Agustrus 2020. IDN Times/Fajar Laksmita

"Selain melengkapi APD, kalau sebagai tenaga medis, saya menganjurkan pemerintah lebih strict. Harus lockdown, titik. Itu adalah jawaban secara scientific yang sudah terbukti mengurangi angka kasus secara masif. Tapi, saya tahu masalahnya gak sesimpel itu. Ada perspektif lain yang harus dipertimbangkan sama pemerintah," tambahnya. 

Pandemik ini tak hanya tentang kesehatan, melainkan segala aspek, mulai dari ekonomi, pendidikan, sosial, dan lainnya. Apa pun upaya untuk mendukung sosial distancing dan pakai masker, ia sudah berterima kasih sekali.

Hal tersebut adalah upaya untuk mengurangi angka kasus. Ia berharap agar pemerintah tidak fokus pada upaya pencegahan yang tidak ada buktinya. Fokusnya harus pada yang sudah terbukti, bukan pada hal lain. 

5. Pesan dr. Debryna dalam upaya untuk sama-sama Menjaga Indonesia di masa pandemik

dr. Debryna Dewi: Tenaga Medis Luar Jakarta Masih Kekurangan APDinstagram.com/debrynadewi

Berbulan-bulan bersinggungan langsung dengan pasien, dr. Debryna menceritakan pengalaman paling mengesankan selama pandemik ini. Ia tersentuh ketika melihat salah satu pasien bersorak ria hingga sujud karena dinyatakan negatif setelah dua bulan isolasi. Momen itu sangat powerful baginya walaupun terkesan kecil.

Melihat pola kesadaran masyarakat yang mulai menurun, ia berharap agar setiap orang mau memahami urgensi dari pandemik ini.

"Krisis ini belum selesai, hanya akan selesai setelah adanya vaksin. Sebelum itu, kita masih ada dalam masa krisis. Pahami kalau memang ini bahaya. Lima ribu sekian nyawa orang meninggal. Harusnya tahun ini mereka masih hidup. Ini kurang nyata apa, kurang merusak apa buat kita semua. Memahami ini harus baca sebanyak-banyaknya sumber yang bisa dipercaya. Lindungi teman, lindungi tetangga, supaya kita semua bisa survive bareng," tuturnya. 

Itu tadi cerita singkat dr. Debryna sebagai dokter saat menangani pandemik. Semoga menginspirasimu, ya!

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalamanan unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Baca Juga: Insentif Tenaga Medis Lambat Cair, IDI: Tinggal Bagikan Saja Kok Susah

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya