IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina Hananto

#IWF2020 Ngegas aja gak cukup

Kamu barangkali sudah tak asing dengan CEO FM Financial, Ligwina Hananto. Selain dikenal sebagai perencana keuangan, Ligwina telah membuahkan beberapa karya tulis yang berjudul "Plan Now, 5 Tahap Terencana Mencapai Kebebasan Finansial" dan "Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah untuk Tidak Miskin".

Sosok yang lantang menyuarakan pendapat di media sosial ini, jadi salah satu pembicara pada Indonesian Writers Festival 2020 oleh IDN Times. Berikut tips dari Ligwina perihal bagaimana seharusnya perempuan bersuara dalam sesi 'Perempuan dalam Kata-kata'.  

1. Sebagai pembicara yang biasa mengisi acara offline, bagaimana Ligwina menyesuaikan diri dengan adanya pandemik?

IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina HanantoIndonesia Writers Festival 2020 by IDN Times sesi 'Perempuan dalam Kata-kata'. 22 September 2020. (Dok. Istimewa)

Perempuan yang kerap membagikan pemikirannya di media sosial Twitter ini, mengaku bahwa dirinya adalah seorang ekstrover. Namun, hal itu tak menyulitkan Ligwina dalam menyesuaikan dengan keadaan pandemik.

Meski sangat menikmati bertemu dengan orang dan merasakan energi dengan ngobrol, ia bersyukur lantaran masih memiliki fasilitas untuk bekerja dari rumah selama tujuh bulan ini.

"Jadi memang harus mencari balance tengahnya, karena memang target 2020 dan kemungkinan 2021 juga itu hanya satu, harus survive. Survive artinya dalam arti fisik sehat, mental sehat, finansial juga harus sehat," tambahnya.

2. Ligwina menyadari bahwasanya memiliki privilege nyata yang mendorong dirinya untuk vokal berbicara

IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina HanantoIndonesia Writers Festival 2020 by IDN Times sesi 'Perempuan dalam Kata-kata'. 22 September 2020. (Dok. Istimewa)

Ketika ditanya perihal kenapa perempuan harus berani menyuarakan pendapat, Ligwina mengatakan bahwa secara pribadi, ia memiliki privilege dibanding yang lain. Itulah alasan kenapa dia berani menyuarakan pendapat untuk hal-hal yang menjadi concern dan urgent menurutnya.

"Memang ada budaya pendapat perempuan itu dikecilkan, sehingga berkali-kali kalau berpendapat itu aku ada aja yang pengin nentang. Tapi karena aku perempuan berjilbab, gendut, orang Jawa dan Sunda, serta muslim, jadi gak ada yang berani menghalangi. Menjadi orang opinian itu gak pernah jadi isu buat aku. Justru malah sering kali aku merasa sebagai orang yang mayoritas, harus jadi orang yang vokal. Lantaran orang-orang yang vokal keminoritasan itu dijadikan alasan untuk menindas. Jadi, orang yang justru kayak aku yang harus ngomong, orang kayak aku yang harus berbicara," ujar Ligwina.

3. Bagaimana melatih keberanian menyuarakan pendapat dan mempertahankan argumen?

IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina HanantoIndonesia Writers Festival 2020 by IDN Times sesi 'Perempuan dalam Kata-kata'. 22 September 2020. (Dok. Istimewa)

Orang yang terbiasa berpendapat melalui media sosial, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain pemikiran dan emosi yang menyertai individu, ada indikator dari personality, motif, hingga bias kognitif yang tentu saja akan menimbulkan respons berbeda bagi si pembaca.

Ligwina percaya bahwa ketika ia berpendapat, maka harus siap berhadapan dengan konsekuensinya. 

dm-player

"Jadi kalau kita ngegas, respons itu ngegas. Kalo kita yang goody aja, ya hasilnya akan goody aja gitu. Artinya pendapat itu tidak harus selalu lantang, pendapat itu tidak harus selalu dipublikasikan besar-besaran. Tapi siap mengundang twitwar karena konsekuensinya itu, harus kita hadapi sendiri," jelasnya.

Bagi Ligwina, membiasakan diri untuk berpendapat itu penting, tapi menyuarakannya juga perlu belajar. "Karena itu akan balik lagi ke kita. Jadi kalau memang berani ngegas, apakah sudah siap dengan tanggapan yang ngegas juga? Itu harus siap", tambahnya. 

Baca Juga: IWF 2020: 6 Kiat Jitu Meniti Karier Sebagai Penulis ala Nadhifa Tsana

4. Balasan komentar di media sosial perlu keseimbangan

IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina HanantoIndonesia Writers Festival 2020 by IDN Times sesi 'Perempuan dalam Kata-kata'. 22 September 2020. (Dok. Istimewa)

Saat berani bersuara melalui media sosial, bukan berarti seseorang harus melawan pihak lain sehingga menimbulkan perseteruan. Perlu adanya keseimbangan antara membalas pernyataan dengan kritis dan positif.

"Tidak selalu ketika kita mau bersuara di media sosial, harus melawan seseorang. Kadang, kita cukup menunjukkan persetujuan kita pada pendapat atau figur, tidak selalu publik figur, pendapat seseorang, dan kita setuju dengan itu. Sering kelihatan adalah negatif reply, padahal positif reply juga perlu untuk balancing. Tentu saja, positif terus gak bagus. Tapi kalau negatif terus, akhirnya media sosialnya jelek terus ya auranya," terang Ligwina. 

5. Apa poin yang harus dimiliki untuk menjadi perempuan yang berani berbicara?

IWF 2020: Tips Berpendapat di Media Sosial ala Ligwina HanantoIndonesia Writers Festival 2020 by IDN Times sesi 'Perempuan dalam Kata-kata'. 22 September 2020. (Dok. Istimewa)

Ada beberapa poin bagi Ligwina yang penting dipahami dan dimiliki oleh perempuan. Ia menekankan pada produktivitas perempuan dalam berkarya, yang salah satunya adalah menghasilkan uang. Baginya, perempuan perlu bekerja, punya karier, entah dengan berdagang atau punya bisnis, bahkan tidak selalu komersil. 

"Ada jugalife performance, bisa menulis seperti Kalis. Kalau aku, lagi senang merajut. Ini banyak teman-teman dari merajut itu, ternyata punya penghasilan. Kalau aku, life perfomance adalah stand up comedy. Jadi, menghasilkan sesuatu itu empowering sekali untuk si perempuan ini. Faktanya adalah kita cenderung hidup lebih lama daripada laki-laki. Jadi, gak masuk akal banget ketika mengandalkan laki-laki untuk menjamin hidup kita kalau kita hidupnya lebih lama," tambah Ligwina. 

Dikenal vokal menyuarakan isu perempuan, Ligwina percaya bahwa perempuan perlu memiliki kemampuan untuk berpikir sendiri, berpendapat sendiri, serta menentukan jalan hidupnya sendiri. Hal-hal seperti itu yang membuat perempuan merdeka.

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hinggga 26 September 2020 melalui zoom dan Youtube channel IDN Times. 

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan Lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya. Simak dan ikuti terus perkembangan IWF 2020 di situs kami, IDN Times.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Tips Mengembangkan Passion Menulis ala Nadhifa Tsana

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya