Cerita Jibril Sobron Menjembatani Creator dalam Platform Luar Sekolah

Menyambung relevansi pendidikan dalam industri 4.0

Era pandemik seperti saat ini, membuat orang menyadari bahwa sebenarnya ada banyak hal yang dapat dilakukan dari rumah. Bahkan, pekerjaan dan pembelajaran secara tatap muka, digantikan dengan telekomunikasi melalui jaringan internet. Meski media daring menuai pro dan kontra, namun digitalisasi industri 4.0 yang semakin pesat, menuntut setiap orang harus menyesuaikan dengan cepat.

Sejalan dengan kebutuhan ini, kami mewawancarai CEO Luar Sekolah, M. Jibril Sobron, pada Jumat (18/8/2020) untuk menanyakan hal yang melatarbelakangi dirinya dan tim mengembangkan platform edukasi dan pengembangan diri, Luar Sekolah. Jibril bercerita awal mula terbentuknya Luar Sekolah hingga mencapai ratusan ribu active user pada IDN Times.

1. Luar Sekolah berawal dari keprihatinan Jibril dan tim tentang implementasi pendidikan Indonesia yang kurang relevan sama kondisi industri 4.0

Cerita Jibril Sobron Menjembatani Creator dalam Platform Luar SekolahM. Jibril Sobron, CEO Luar Sekolah. (Dok. Istimewa)

Jibril mengungkapkan bahwa ada hasil penelitian yang mengatakan pendidikan Indonesia sudah tertinggal 100 sekian tahun. Dengan kondisi ketertinggalan ini, ia juga menambahkan bahwa kebanyakan ilmu yang diajarkan kurang relevan dalam industri 4.0. 

"Dulu pas 2016, member kita ada di sekitar 150. Tapi sekarang sudah 150 ribuan dan berkembangnya pesat. Dasarnya dari keprihatinan kita sama kebutuhan pendidikan Indonesia yang kurang relevan sama kondisi 4.0," terang Jibril. 

Meski ia memilih karier dalam industri digital, namun Jibril sebenarnya menempuh bidang S1 Ekonomi dan Keuangan Islam. Ia bercerita tentang pengalamannya sewaktu kuliah, di mana kala itu tidak ada mata kuliah digital marketing atau SEO untuk pemasaran produk.

Ia beranggapan hal-hal seperti ini yang pada akhirnya memantik keinginannya untuk membuat platform edukasi vokasi dan pengembangan diri. Platform itu yang hingga kini disebut sebagai Luar Sekolah.

2. Misi lain dari Luar Sekolah, sebenarnya ingin menjadi jembatan para creator dan profesional dalam berbagi ilmu

Cerita Jibril Sobron Menjembatani Creator dalam Platform Luar SekolahM. Jibril Sobron dan tim saat kegiatan platform Luar Sekolah. (Dok. Istimewa)

Era digitalisasi seperti sekarang, membuat banyak orang dapat bertukar informasi, kemampuan, bahkan skill tertentu melalui media daring. Bermula dari sini, Luar Sekolah hadir untuk mempertemukan mereka yang memiliki  keahlian tertentu dengan mereka yang membutuhkannya. 

"Saya kira banyak sekali orang yang punya skills dan knowledge, yang pengin sharing sesuatu ke teman lain. Di samping itu, ada masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya. Mereka yang memberikan kelas juga mendapat bayaran sesuai dengan apa yang diberikan. Jadi sebenarnya kita ada misi ke sana," terang Jibril.

Dengan adanya platform ini, Jibril memberi kesempatan pada mereka yang punya skill bagus agar mendapat kesempatan mengajar dengan gaji yang sesuai setiap bulan. Ia juga berujar bahwa banyak creator yang pada akhirnya mendapat passive income, apalagi di masa COVID-19 seperti sekarang.  

3. Jibril memaksimalkan peluang bisnis dengan menambah variasi kelas. Menurutnya, orang punya kebutuhan passion dan learning way yang berbeda

Cerita Jibril Sobron Menjembatani Creator dalam Platform Luar SekolahM. Jibril Sobron, CEO Luar Sekolah. (Dok. Istimewa)

Saat ditanya apakah ada strategi tertentu dalam mengembangkan platform di masa pandemik, Jibril fokus pada penyediaan pendidikan vokasi atau hard skill yang sekarang lagi besar-besarnya. Hal ini terbukti dari kenaikan member yang pesat di Luar Sekolah, di mana ketika akhir tahun 2019, active user kurang lebih ada di angka sekitar 60 ribuan. Sekarang, angka ini bisa mencapai ratusan ribu. 

dm-player

"Jadi, memang kebutuhan akan edukasi di pandemik ini sungguh luar biasa. Strateginya jelas untuk manajemen peluang dengan memberikan variasi kelas yang dibutuhkan. Sepertinya misalnya memasak, practical gardening course, dan kita juga sekarang lagi garap kelas kopi," tambah Jibril. 

Ia dan tim memaksimalkan peluang dengan cara menambah variasi kelas yang lagi hype untuk para users. Bagi Jibril, strategi ini memungkinkan users memilih kelas sesuai kebutuhan mereka. Jadi, meski kebutuhan passion dan learning way orang-orang berbeda, namun tetap terpenuhi dengan varian kelas yang beragam.

Baca Juga: Bukan Sekadar Bisnis, Ini Cara Audrey Maximillian Mengembangkan Riliv

4. Memulai bisnis di usia muda, bukanlah tanpa kendala. Orangtua Jibril bahkan sempat ragu tentang pilihan pekerjaan di bidang ini

Cerita Jibril Sobron Menjembatani Creator dalam Platform Luar SekolahM. Jibril Sobron, CEO Luar Sekolah. (Dok. Istimewa)

Sebagian besar orang pada umumnya, ketika sudah lulus, cari kerja kantoran, jadi karyawan, dan mengembangkan karier dari sana. Namun sepertinya, jalan hidup seperti ini bukan salah satu tujuan Jibril.

Setelah internship di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) sewaktu masih kuliah, orangtua Jibril menganjurkannya untuk berkarier pada perusahaan yang sudah secure tersebut. Namun, Jibril justru kekeh pada sentimen muslim yang ia percaya, bahwasanya ilmu yang bermanfaat bagi sesama akan menjadi modal pahala ketika di akhirat nanti. 

"Jadi, ketika saya yakin saya mengajar teman-teman dari yang gak tahu menjadi tahu, kemudian orang itu mengajarkan lagi ke orang lain, ilmu itu bisa bermanfaat. Akhirnya, bukan cuman bisnis secara material, tapi secara pahala saya berkembang. Dari situ, saya tekad kuat kenapa tetap ingin membangun platform walaupun rugi, 'bakar uang', dan cari investor sana-sini," ujar pemuda kelahiran Purwakarta, 23 Januari 1996 ini. 

Empat tahun sepertinya bukan waktu yang sebentar untuk bisa bertahan mengembangkan startup seperti Luar Sekolah. Ia dan tim pun pernah mengalami kendala ketika mencari investor. Namun, hal ini justru menjadi titik balik Jibril untuk fokus pada pilihan yang ia ambil.

"Saya belajar dari bukunya Angela Ducworth yang berjudul Grit. Dia bilang kalau misalnya kita melakukan sesuatu sesuai dengan passion kita, sesuai dengan way kita, maka kita bakal perseverance dengan lebih gigih dan kuat," tambahnya. 

5. Do your job as your passion or hobby. Saat kita melakukan pekerjaan itu, kita bisa happy

Cerita Jibril Sobron Menjembatani Creator dalam Platform Luar SekolahM. Jibril Sobron, CEO Luar Sekolah. (Dok. Istimewa)

Mengutip dari Public Speaker, Garry McVee, "If you are doing your passion and do it, you will arrange it like a shit". Meski ditempa sekeras apa pun, hal yang terpenting bagi Jibril justru ketika ia bisa berkarya sesuai passion

"Ketika kamu melakukan sesuatu itu, kamu bakal jatuh bangun, tapi pasti kamu jadi kuat dan merasa ada kepuasan tersendiri. It's okay to not be okay kalau orang bilang sekarang. Tapi akhirnya, kamu pasti senang. Bukan hanya hal material, tapi juga happiness yang saya cari," tutup laki-laki yang punya hobi membaca, musik, gaming dan sepak bola ini.  

Ketika pekerjaan itu bukan sebuah hal yang lagi menyenangkan, sering kali itu akan menjadi beban mental dan beban moral bagi kita. Jibril mengakhiri wawancara dengan pesan pada millennials, "Do your job as your passion or hobby. Saat kita melakukan pekerjaan itu, kita bisa happy." Kata-kata ini seperti memiliki unsur magis di tengah banyaknya dilema karier yang tidak sesuai dengan apa yang orang inginkan.

Baca Juga: Cerita Soraya Cassandra Merawat Alam Melalui Kebun Kumara

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya