"Dear Me" Sepucuk Surat untuk Diriku di Masa Depan

Menjadi Bijak adalah Dengan Berfikir Masa Depan

Dear me,

Jika kamu masih mengingat hari ini, berarti pada hari itu kamu sedang duduk disebuah kursi empuk di kantormu berdampingan denagn seorang manager di sub divisimu dan di sebelahnya lagi adalah seorang marketing. Ya kamu menulis ini saat kamu sedang merasa bosan. Eh.. bukan, lebih tepatnya lagi sepi customer. Ingat ya,,, kamu saat itu bukan merupakan seorang customer service secara real time. Namun kamu hanya duduk di depan laptopmu dan membuka beberapa aplikasi dan media social, untuk menjawab semua keluhan dari beberapa produk aplikasi dari kantormu tempat kamu mendapat biaya biaya hidupmu itu.

Dan entah saat ini kamu sedang melakukan apa dan dimana atau dalam kondisi apa saat kamu membaca ini, tapi aku berharap dan berkeinginan saat kamu baca ini, kamu sedang duduk di balik meja Direktur dan duduk empuk di kursi empuk direktur yang bagian punggungnya lebih tinggi daripada posisi duduk kamu saat ini, di samping itu, aku juga berdoa bahwa saat ini kamu sedang menghadapi beberapa berkas yang menunggu untuk kamu analisa lebih lanjut dan membutuhkan bubuhan tanda tanganmu . 

Jika kamu saat ini mengingat kamu saat itu, kamu seharusnya mengingat saat dimana kamu saat itu berumur 22 tahun lebih 1 bulan dan sudah 10 bulan menjadi seorang pekerja kontrak terhitung dari tanggal 11 Juni 2016 sebagai support specialist dan saat itu, kamu merasa menjadi salah satu orang yang beruntung di kalanganmu saat itu, karena kamu sudah bisa merasakan hasil jerih payahmu sendiri dan merasakan gajian yang dimulai dari kamu sebelum lulus, dan sampai saat kamu menulis ini. Gajimu per-Bulan sudah 3.100.000,00 yang belum ditambah intensif yang lainnya.

Kamu juga sering bertambah bersyukur saat itu, ketika kamu di jalan-jalan antara kantor dan pondokmu, kamu sering menjumpai orang yang tidak seberuntung kamu. Untuk itu, kamu saat ini jangan sering sering mengeluh, karena ini lah; karena itu lah. Jika kamu merasa seperti itu, sekarang juga coba kamu keluar ruangan, atau jika perlu kamu keluar kantormu sejenak dan jalan jalan untuk berkeliling sekitar jalan, kemudian bandingkan kehidupanmu saat ini dengan kehidupan mereka. Dan pikirkan keluarga mereka dan keluargamu, agar kamu saat ini tidak selalu merasa kurang saja, dan tidak selalu mengeluh saja.

dm-player

Ubahlah pola pikirmu dan sikapmu saat ini, untuk terus dan selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan ke kamu saat ini, dengan berbagai cara. Iya... berbagai cara, awas aja ya kalau sampai kamu baca ini, bentuk syukurmu hanya berupa ucapan Alhamdulillah sajaa... 

Oh iya, saat kamu membaca ini, kamu juga harus ingat ya,, saat ini banyak temanmu yang sudah menjalankan sunnah Nabi yaitu menikah, teman kamu MAN dulu seperti Mualim, Badriyah, Richa, Fatim (petis), Pipit, dan masih proses saat itu ada Ririn dan Susi, sudah mulai menemukan pasangan hidup mereka. Sepertinya kehidupan baru mereka sedikit seru dan berbeda. Namun saat itu kamu memang masih belum punya rencana untuk menikah segera, saat itu kamu orangnya lagi fokus untuk mengejar beasiswa mu ke Inggris dengan langkah awalnya kamu mau mengambil IELTS dan juga sedang getol-getolnya belajar baca kitab dengan banyak membaca buku terjemah Imrithi.

Namun sayangnya kamu saat itu masih menikmati masa masa dimana kamu menerima gajian tiap bulannya, sehingga kamu belum menentukan dan belum membuat deadline akan kapan keinginanmu itu akan tercapai. Jadi saat itu, ya tidak terfokus arah langkah langkahmu. Namun kamu saat itu sudah menentukan sikap, bahwa kamu mungkin hanya akan bertahan maksimal 2 tahun di kantormu saat itu. Untuk selanjutnya konsen di beasiswamu itu. 

Saat kamu nulis ini waktu itu, kamu juga lagi program untuk memanjangkan rambutmu dan juga menumbuhkan alis, jenggot, serta kumismu. Emang mode saat itu lagi stylish sih buat manjangit jenggot dan kumis, jadi bisa dikatakan kamu saat itu manjanginnya karena ikutan mode, disamping itu juga kamu saat itu mengidam idamkan alis tebal. Hahaha...

Kemudian kondisi sosial saat ini, kamu kudu ingat juga ya, kalau saat itu orang orang banyak sekali menebar Hoax atau berita yang tidak benar dan disebarluaskan dengan berbagai tujuan, media informasi juga tidak bisa dijadikan sebuah patokan apakah berita dan peristiwa yang disampaikan itu benar. Sebab, media, terutama media elektronik saat itu, dikuasai oleh para tokoh pilitik, yang tentunya tidak mau merugikan dirinya sendiri. Dan saat itu pula, berbagai gejolak antara pemerintahan dan sosial masyarakat banyak bentroknya, dikarenakan masyarakat banyak menganggap bahwa pemerintahan pada waktu itu tidak bisa bersikap adil dan fair, lebih banyak mementingkan kaum borjuis yang kaya dan tebal sakunya dibandingkan dengan rakyat miskin.

Saat itu pula, gejolak antara angkutan online berhadap hadapan dengan angkutan konvensional, bentrok dan tawuran antar warga semakin sering menghiasi layar kaca televisi saat itu, bahkan ada Ibu-ibu yang meninggal saat itu karena kena serangan jantung setelah beberapa hari kakinya dipasung semen demi menggelar aksi demonstasi di Pati untuk menolak berdirinya pabrik semen. Semoga saat ini, kamu sedang membaca ini dengan kondisi negara yang lebih baik dan dengan masyarakat yang makmur dan tenteram.  

Dan akhirnya, kamu sengaja menulis hal hal yang mungkin tidak bermanfaat ini, agar kamu tetap ingat akan hal hal yang telah kamu lalui dan telah kamu lakukan di masa lalulu, sehingga kamu memiliki kisah perjalanan dan track record yang kamu ciptakan sendiri. Semoga hal ini menjadikan kamu saat ini menjadi lebih bersyukur lagi dan menjadi orang yang lebih bijak. Disamping itu, semoga juga jika saat ini kamu duduk di meja kekuasaan atau di meja yang lebih tinggi daripada orang lain, kamu tidak semena-mena, dan tidak selalu berbicara dengan nada tinggi dan membentak-bentak orang lain yang duduknya lebih rendah daripada kamu saat ini, karena saat ini lagi marak, orang yang baru dititipin jabatan sedikit, cara berbicaranya sudah meninggi dan membentak bentak bawahannya,, Awas (2) aja kalau kamu saat ini sampai berbuat seperti itu ya,, Hahaha

Febrian Hilmi Firdaus Photo Writer Febrian Hilmi Firdaus

Jika kamu bukanlah anak seorang Raja, atau tidak pula keturunan seorang Ulama' Maka Menulislah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya