#MahakaryaAyahIbu: Pak,Bu... Toga yang Kuperjuangkan ini Hadiah Kecil Untukmu

"Na, Bapak Ibu tidak mampu menyekolahkanmu Kedokteran, setidaknya jurusan ini masih searah dengan cita-citamu."

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Tiga tahun,tepatnya tahun 2014 aku lulus Sekolah Menengah Kejuruan lebih tepatnya Analis Kesehatan.

"Na, Bapak Ibu tidak mampu menyekolahkanmu Kedokteran, setidaknya jurusan ini masih searah dengan cita-citamu" begitu katamu Ibu. Sedih rasanya mendengarapa yang kau katakan padaku . Sadar betapa pedulinya engkau padaku dibanding diriku sendiri yang selalu mengeluh tak menentu.

Tak seperti yang lainnya, aku memilih jalanku sendiri.

Selesai wisuda. teman-temanku berlomba mendaftarkan dirinya ke Perguruan Tinggi favorit mereka. Namun,aku tak demikian,tak k ikuti langkah mereka,aku memilih jalanku sendiri yaitu bekerja. Aku memilih mencari uang dengan bekal sebagai lulusan SMK. Pak,bu aku sadar mencari uang untuk biaya kuliahku itu tidaklah mudah,belum lagi dengan jurusan kesehatan yang 'katanya' harganya tak murah. Satu persatu Rumah Sakit kuletakkan lamaranku didalamnya berharap keberuntungan akan segera datang padaku. 'Ah sepahit ini rupanya menjadi dewasa" pikirku kala itu

Panggilan kerja pun datang.

Sebulan,dua bulan,tiga bulan rasanya malu sekali ketika keluar rumah dan mulut-mulut usil itu bertanya "kerja dimana?kok gak kulian?" sedang keadaanku tak jelas dalam harapan. 4 bulan berlalu akhirnya ada rumah sakit yang memanggilku,aku pun lolos dalam menjalani berbagai rangkaian interview di Rumah Sakit itu. Namun akankah kau mengizinkanku bekerja ibu? Sedangkan jaraknya sangat jauh dari rumah? Kita pun mulai berdebat panjang akan hal itu sampai bapak berkata "Putrimu ini sudah besar biarkan ia memilih jalannya." Berat rasanya Pak, Bu harus berpisah jarak dengan kalian.

dm-player

Beberapa bulan kemuan kuputuskan untuk berhenti dari pekerjaanku.

Pak,bu bekerja mencari uang tak semenyenangkan khayalan putrimu ini. Banyak masalah yang tak mampu dan belum siap kuhadapi siilih berganti datang disini. Banyak orang yang kukira baik namun sebaliknya saat dibelakangku. ah, aku putuskan berhenti aku tak sanggup.

Tiga bulan sudah aku lepas pekerjaanku,kudapati yang lebih baik.

Kumulai kembali bekerja,kali ini atas restu penuh darimu ibu hingga aku mendapatkan pekerjaan yang jaraknya tak terlalu dari rumah, kejutan besarnya aku pun mampu melanjutkan kuliah ku dan kupilih jurusan Kesehatan Masyarakat. Bayangkan ibu pelajaran apa yang kudapat? yaps kau benar restu orang tua itu seperti retunya Tuhan maka aku harus benar-benar memastikan restu yang kudapat itu tulus.

Aku mulai lelah mengatur jam kerja dan kuliah,hingga akhirnya aku mampu menyesuaikan semuanya.

Senin sampai jumat siang aku bekerja, jumat siang sampai sabtu malam aku berkuliah penat rasanya pak,bu. Namun saat kulihat betapa bangganya wajahmu pak,bu aku buang rasa lelah itu meski kadang aku masih sering mengeluh.

Pak, Bu... Temani anakmu ini ya . Akan kuperjuangkan toga ini sebagai gantinya.

Empat tahun waktu yang diperlukan dalam perjuanganku . Pak,bu tahu tidak sambil belajar selalu terselip bayangan aku sedang berlari kecil sambil kuangkat toga itu "pak,bu ini hadiahnya simpan ya" begitu kataku dalam khayalan itu . Masih panjang rasanya perjuanganku karena masih dalam tahap awal perjuangan ini. Pak,bu jangan bosan-bosan dengar keluhanku ya. Nantinya semua perjuangan ini kupersembahkan untuk kalian . Aku janji. Aku menyayangi kalian,orang tua kiriman Tuhan dari surga.

fitriana lia frasiska Photo Writer fitriana lia frasiska

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya