Menyentuh Hati, Mengubah Hidup Lewat Batik Marunda

Mengubah batik menjadi pakaian yang kekinian

Jumat (27/9) lalu, sejumlah fashion designer dari merek pakaian ternama di Indonesia, melakukan konferensi pers tentang Batik Marunda. Batik tersebut mereka jadikan sebagai bahan dasar dalam setiap pakaian yang dibuat. Hal ini demi mendukung pemberdayaan wanita di Rusunawa Marunda yang punya bakat, tapi belum banyak diketahui orang.

Dalam acara yang berlangsung di Plaza Indonesia ini, lima brand busana Indonesia dan Mira Hadiprana (Sekretaris Yayasan Meek Nusantara) membagikan kisahnya kala membantu warga Marunda memperkenalkan batik tersebut. Berikut cara Mira dan para desainer mempromosikan batik Marunda.

1. Mira berharap bisa membantu menaikkan taraf hidup masyarakat Marunda dengan memperkenalkan Batik Marunda secara luas

Menyentuh Hati, Mengubah Hidup Lewat Batik MarundaIDN Times/Geralda Talitha

Yayasan MEEK Indonesia merupakan yayasan sosial yang ingin menggali budaya dari Jakarta. Mungkin, saat ini masih belum banyak yang mengetahuinya. Untuk mengatasinya, mereka berupaya mengangkat motif batik dari Rusunawa Marunda. Hal ini sesuai dengan visi yayasan tersebut, memfasilitasi terjadinya transformasi Marunda yang BERSIH - INDAH - SEHAT - PEDULI.

"Mau membentuk mentalitas yang kaya. Dalam arti, memiliki mentalitas pemenang - berdikari (berdiri di atas kaki sendiri)," ungkap Mieke Kolonas, Wakil ketua Yayasan Meek Nusantara. Melalui visi yang ada, mereka ingin memberdayakan ibu dan anak di rusunawa tersebut dengan edukasi membuat batik tulis yang dapat dipasarkan secara luas.

2. Melalui Batik Marunda, diharapkan bisa membuka pandangan masyarakat Marunda bahwa mereka memiliki potensi yang belum tergali

Menyentuh Hati, Mengubah Hidup Lewat Batik MarundaIDN Times/Geralda Talitha

Ide awal mengangkat batik Marunda adalah karena karya inilah yang dimiliki dan patut dibanggakan oleh masyarakat di rumah susun tersebut. Melihat potensi itu, Yayasan Meek Nusantara mencoba untuk menggalakkan masyarakat Marunda agar tetap membatik tapi tidak meninggalkan daerah Marunda.

Mieke menambahkan, jika masyarakat Marunda bisa memproduksi batik di daerah asalnya, hal itu sangat membantu untuk mengurangi biaya produksi dan biaya lainnya. "Kami melihat banyak potensi di sana, seperti harta karun yang belum digali. Kami ingin memberi support dalam pengembangan mutu dan pemasarannya," ujar Mieke.

Tati Santosa Ghazali (Ketua Yayasan Meek Nusantara) menyebut, warga Rusunawa Marunda memiliki potensi dalam menciptakan batik yang khas. "Rusunawa Marunda bertaburan warga yang penuh dengan potensi dan bakat alamiah, yang sempat terpendam dan tidak diketahui," papar dia.

Ia melanjutkan, "Karena kesempatan yang diberikan untuk mengenal mereka lebih mendalam lewat sikap peduli, cinta dan perhatian, maka seiring waktu, satu per satu mutiara mutiara tersebut ditemukan dan dikembangkan."

3. Lima brand asal Indonesia, menggunakan bahan dasar dari Marunda sebagai pakaian baru yang kekinian

Menyentuh Hati, Mengubah Hidup Lewat Batik MarundaIDN Times/Geralda Talitha
dm-player

Mereka adalah SAMASAMA, Aline, Culture Edge, (X).S.M.L, dan Mira Hadiprana for Indonesia. Kelimanya terlibat dalam memperkenalkan Batik Marunda dengan cara yang kekinian. Mereka membuat jenis pakaian yang sesuai dengan selera Gen Z yang millennial.

"Pada saat Ibu Mira menawarkan ke kami, akhirnya kami melihat dan memilih batik yang ternyata lucu juga kok. Semua dasarnya hitam, tapi warna-warna yang mereka gambar warna cerah. Sementara model baju yang kami jual, ditargetkan untuk anak muda," tutur salah satu desainer (X).S.M.L. 

Selain itu, Jun Mardi (CEO brand (X).S.M.L) sempat ragu memproduksi motif batik pada produknya. "Awalnya ragu, belum pernah memegang batik. Tapi kita kan fearless. Kita coba lihat dulu. Kebetulan, kebanyakan warna hitam dan putih yang sesuai dengan brand kita," kisahnya.

"Selama 20 tahun berkarya, kami coba memadukan heritage Indonesia yang kaya dan inovatif, juga menambahkan bahwa model batik dari daerah Marunda memiliki ciri khasnya tersendiri," Jun menceritakan dengan bangga. 

Baca Juga: Fashion Parade Batik Sutra dan Kebaya 2019 Usung Tema Alam yang Kental

4. Para desainer pun merasa tertantang untuk membuat berbagai jenis pakaian dengan kain asal Marunda

Menyentuh Hati, Mengubah Hidup Lewat Batik MarundaIDN Times/Geralda Talitha

Mira kembali menjelaskan, ada beberapa desainer asal Indonesia yang ingin memperkenalkan kain Marunda dengan membuat berbagai jenis pakaian. Dalam proses pembuatan baju berbahan dasar kain tersebut, ia memiliki pemikiran bagaimana cara batik ini diciptakan untuk masyarakat umum.

Mira berharap, ketika orang memakai batik dari Marunda, mereka bisa merasakan sesuatu yang berbeda. "Saya percaya, setiap desainer memiliki satu kerinduan yaitu ingin budaya Indonesia bisa masuk ke dalam desain," tuturnya.

5. Kota, budaya, flora, dan fauna menjadi inspirasi para desainer dalam menentukan motif yang akan diaplikasikan

Menyentuh Hati, Mengubah Hidup Lewat Batik MarundaIDN Times/Geralda Talitha

Dalam pembuatan model pakaian, inspirasi yang didapatkan dari masing-masing merek berasal dari berbagai kota dan budaya yang ada di Indonesia. "Kita sebenarnya mendapatkan inspirasi dari berbagai macam kota dan budaya," jelas Jun. Dalam proses pembuatannya, tidak ada bahan yang tersisa.

Jun memaparkan bahwa ia selalu memakai setiap bahan yang ada dan tanpa tersisa. Ini demi menjadikannya sebagai karya yang bisa dipakai setiap orang.

Sementara, inspirasi brand SAMASAMA berasal dari hal yang unik. "Saya mencoba mengangkat motif flora dan fauna, saya mix dengan seni melipat dan struktural. Jadi beberapa motifnya lebih tegas, lebih banyak lipatan," tutur Dedi, desainer SAMASAMA.

Baca Juga: Pesona Sustainable Batik Jawa dan Jaga Wastra di Galeri Lafayette

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya