#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah Lingkungan

Terapkan, yuk! 

Tahu, gak? Setiap orang Indonesia rata-rata memproduksi sampah sekitar 0.5-0.7 kg/hari. Artinya, jika dikalikan sekitar 262 juta jiwa penduduk maka totalnya mencapai 178 ribu ton/hari atau 65 juta ton/tahun. Dan, jumlah ini masih terus naik setiap tahunnya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa pada 2020 saja total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton.

Denia Isetianti dan Aldy Mardikanto dalam bukunya Hemat (Sampah) Pangkal Kaya (2021) menyebutkan bahwa jika divisualisasikan, 178 ribu ton sampah per hari itu membutuhkan rentetan truk sampah sebanyak 178 buah yang panjang antreannya mencapai sekitar 200 km, yakni jarak antara Jakarta-Sumedang!

Itu baru sampah rumah tangga saja lho, belum termasuk sampah dari industri, rumah sakit, dan kegiatan usaha lain. Kebanyakan sampah tersebut berakhir di TPA dan menumpuk menjadi tempat berkembang biak hewan pembawa penyakit, menimbulkan pencemaran lingkungan, hingga menambah produksi gas metana dari sampah.

Tragedi ledakan gas metana di gunungan sampah TPA Cireundeu, Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 cukuplah membuka mata kita untuk lebih perhatian lagi dalam menangani sampah. Gak perlu muluk-muluk, kita bisa memulainya dari langkah kecil dulu, misalnya mengurangi produksi sampah sehari-hari. #OneGreenStep ini bisa kita wujudkan dengan menerapkan prinsip belanja yang ramah lingkungan, di antaranya yaitu seperti berikut.

1. Gunakan tas belanja, hindari pemakaian kantong plastik

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganEco bag (pexels.com/RODNAE Productions)

Melansir National Geographic Indonesia edisi Mei 2019, sebuah kajian pada 2015 oleh Jenna Jambeck dari University of Georgia menemukan bahwa sampah plastik dari sungai atau pembuangan sembarangan di daratan terbawa sampai laut dengan tingkat rata-rata sekitar sembilan juta ton setahun.

Sinar matahari, angin, dan ombak pada akhirnya memecah plastik di lautan menjadi kepingan yang nyaris tak terlihat. Mikroplastik yang ukurannya lebih kecil dari lima milimeter itu kemungkinan besar akan disalahpahami ikan sebagai makanan. Sejumlah penelitian sejak tahun 1970-an membuktikannya lewat temuan mikroplastik di dalam perut ikan dewasa bahkan larva ikan.

Belum diketahui secara pasti apa bahaya yang ditimbulkan dari plastik seperti itu. Namun, sejumlah penelitian mengarah ke dugaan berkurangnya nafsu makan dan tingkat pertumbuhan ikan yang kemudian bisa mengurangi populasi mereka. Padahal, ikan menyediakan protein penting bagi tiga miliar manusia dan tak terhitung banyaknya burung laut dan hewan laut lain. Persediaan ikan di seluruh dunia kini diketahui telah anjlok setengahnya lho, baik oleh penangkapan berlebihan maupun polusi serta perubahan iklim.

Kita mungkin memang tidak bisa melakukan hal-hal besar untuk menangani masalah sampah plastik, namun bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa. Perubahan kecil bisa berdampak besar jika konsisten dilakukan. Langkah kecil seperti menggunakan reusable bag setiap kali belanja akan banyak berguna untuk kelestarian bumi. Memakai eco bag seperti tas kain, tas jaring-jaring, tas anyaman, hingga tote bag kekinian yang bisa digunakan berkali-kali adalah pilihan bagus untuk memulai aksi peduli lingkungan.

2. Hanya beli yang perlu

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganBelanja (pexels.com/Artem Beliaikin)

Setiap kali mau beli sesuatu, coba tanya diri sendiri dulu, ini perlu banget gak sih?  Seringkali kita membeli hanya karena dorongan keinginan semata, alih-alih demi kebutuhan. Apalagi jika barang tersebut lagi ngetren di kalangan teman hingga hype abis di seluruh medsos.

Kosmetik atau skincare, misalnya. Dengan kemasan yang menggemaskan kita lantas memborongnya tapi berakhir gak terpakai, kedaluwarsa karena sebenarnya masih punya banyak stok di meja rias. Begitu pula dengan makanan, kalap beli banyak tanpa perencanaan menu yang baik sehingga berakhir basi dan layu tak termakan. Sayang banget, kan?

3. Gak perlu beli kalau masih bisa diperbaiki

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganMemperbaiki baju sendiri (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Kalau ada barang yang rusak, sebaiknya kita gak buru-buru beli baru. Daripada keluar uang dan menambah sampah baru, kita bisa berhemat dengan memperbaikinya terlebih dulu. Apapun itu, mulai dari baju robek dan kancing lepas hingga kemoceng patah dan sofa jebol, semua ada seni memperbaikinya.

Ada baiknya pertimbangkan pula prinsip reusable alias pakai barang yang ada di rumah sebagai pengganti. Kalau bosan dengan baju lama, kita pun bisa mengubahnya jadi barang baru dengan proyek DIY seperti membuat dress dari daster lama atau two piece outfit dari kemeja lama. Daur ulang seperti ini disebut pula dengan upcycle, dan bisa kita terapkan pada semua barang yang ada di rumah dengan terus bermain kreatif. Seru, ya!

4. Gak perlu beli kalau bisa sewa

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganSewa mobil (pexels.com/EVG Culture)
dm-player

Untuk barang yang hanya diperlukan sesekali, opsi terbaiknya adalah pinjam atau sewa. Misalnya saat bepergian ke luar kota dalam rangka wisata atau tugas dinas, kita bisa pinjam atau sewa barang kalau ada.

Mulai dari kendaraan, baju musiman seperti winter jacket, kamera, perlengkapan dapur, hingga perlengkapan tidur kini semua ada jasa persewaannya, lho. Dengan demikian kita gak harus beli barang yang pada akhirnya hanya sekali pakai saja lalu mangkrak di gudang hingga aus atau rusak, dan terpaksa dibuang jadi sampah.

Baca Juga: #GreenBeauty 5 Tips Mengenali Produk Ramah Lingkungan, Wajib Tahu

5. Barang second/upcycle/recycle? Kenapa tidak!

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganProduk preloved (pexels.com/cottonbro)

Sekarang bukan jamannya lagi gengsi pakai barang bekas. Memakai barang second dari saudara, barang preloved dari thrift shop, barang kerajinan dari bahan daur ulang, hingga barang recycle lainnya telah menjadi gaya hidup kekinian yang turut membantu mengurangi produksi sampah. Meskipun bekas pakai, tapi banyak kok yang kondisinya masih bagus dan dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Double untungnya, kan.

6. Pilih barang yang awet dan bisa dipakai ulang

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganPikir-pikir dulu sebelum membeli (pexels.com/Sam Lion)

Prinsip belanja yang juga ramah lingkungan yaitu dengan mempertimbangkan apakah barangnya nanti bisa dipakai ulang? Apakah harganya tinggi jika dijual lagi?

Barang yang bagus dan tahan lama biasanya memang mahal, tetapi ini bisa jadi salah satu investasi yang baik untuk lingkungan. Soalnya, kita gak perlu nyampah karena barangnya cepat rusak. Kita juga gak perlu nyampah karena barangnya bisa didaur ulang. Dan kalaupun bosan, kita bisa menjualnya kembali dengan harga yang lumayan untuk membeli keperluan lain. Jadi, kita sebaiknya memang pikir panjang sebelum membeli barang.

7. Beli dalam jumlah banyak saat belanja online

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganBeli banyak (pexels.com/Gustavo Fring)

Saat belanja online, alih-alih hanya check out satu dua barang di toko berbeda atau hanya satu cleanser, satu toner, dan dua pimple patches untuk memenuhi syarat pengiriman gratis, sebaiknya kita beli produk dalam jumlah besar di satu toko untuk membantu mengurangi limbah.

Hal ini bisa kita siasati dengan mengajak teman sebelah untuk beli bareng-bareng saat belanja online. Trik ini akan lebih hemat packaging yang biasanya menghabiskan banyak bungkus plastik. Selain itu, secara tidak langsung juga menghemat bahan bakar kendaraan kurir saat mengirimkan produk.

8. Pilih produk dan merek yang ramah lingkungan

#GreenBeauty Kurangi Sampah dengan 8 Prinsip Belanja Ramah LingkunganGarnier Green Beauty (instagram.com/garnierindonesia)

Prinsip belanja yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah memilih produk dari brand yang mendukung gaya hidup ramah lingkungan. Soalnya, brand yang ramah lingkungan akan memastikan produknya gak banyak berdampak buruk bagi alam, termasuk mengurangi produksi sampah.

Nah kabar baiknya, brand kecantikan Garnier telah berkomitmen penuh pada lingkungan, nih. #GarnierGreenBeauty gak hanya menggunakan formula yang aman di kulit tetapi juga aman di lingkungan karena memakai packaging yang dapat terurai kembali ke alam. Selain itu, produk Garnier juga cruelty free, lho. Artinya, setiap produk Garnier di seluruh dunia tidak melakukan uji coba produk pada hewan, sehingga tidak membahayakan keberlangsungan populasi hewan.

Gak hanya itu saja, Garnier Green Beauty juga mendukung program daur ulang sampah seperti eRecycle. Sejalan dengan komitmen yang diusung #GarnierxIDNTimes, eRecycle menyediakan layanan penjemputan sampah terpilah berbasis teknologi. Buat yang tinggal di daerah Jadetabek bisa banget lho, pilah sampah di rumah dan menukarnya dengan poin atau donasi ke eRecycle. Dengan demikian, sampah di rumah bisa berkurang dan bisa berguna kembali.

Untuk tahu lebih banyak tentang Garnier Green Beauty, yuk kunjungi https://www.garnier.co.id/green-beauty. Jangan lupa terapkan prinsip belanja yang ramah lingkungan juga, ya.

Baca Juga: #GreenBeauty 5 Tips buat Kamu yang Mulai Menerapkan Prinsip Zero Waste

Henny Alifah Photo Verified Writer Henny Alifah

anakucing

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya