Menulis Demi Nostalgia & Cintanya Terhadap Sepak Bola Indonesia

[Millennial of The Month] Ayat, writer IDN Times Community

Sebagai multi platform berbasis user generated content dan didirikan bulan Februari 2017 lalu, IDN Times Community kini telah memiliki lebih dari 60 ribu member yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.

Di antara puluhan ribu member tersebut, ada satu cerita menarik dari seorang community writer bernama Achmad Hidayat Alsair.

Berkat menulis di IDN Times Community, mahasiswa tingkat akhir di Universitas Hasanuddin, fakultas FISIP jurusan Hubungan Internasional ini bisa bantu mengurangi beban finansial orangtuanya selama kuliah.

Belum lagi, kata Ayat, platform ini sangat mengasyikkan karena penulisnya bebas memilih tema. Sehingga ia bisa menyalurkan hobi dan kemampuan menulisnya sesuai jurusan mata kuliah. Seperti apa sosok Millennial of The Month IDN Times Community bulan Juni kali ini? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Pernah beberapa kali menulis di platform lain tapi kurang cocok

Menulis Demi Nostalgia & Cintanya Terhadap Sepak Bola IndonesiaDok. Pribadi

Sebelum mengenal IDN Times Community, Ayat beberapa kali pernah mencoba di beberapa tempat untuk mengasah keterampilan menulisnya. Tapi ia mengaku kurang cocok. Akhirnya setelah mencari di internet, cowok berusia 23 tahun ini menemukan IDN Times Community, di mana penulisnya bisa bebas memilih tema untuk menulis.

Saya memilih jenis tulisan fiksi awalnya. Karya puisi atau cerpen yang belum pernah dimuat di media saya pilih sebagai jenis artikel yang disubmit.

Setelah puas mengirimkan karya fiksinya, ia beralih menulis ke jenis artikel internasional karena berhubungan dengan jurusan kuliah. Tapi, belakangan ini ia beralih menulis tentang olahraga, khususnya sepak bola nasional.

Di kanal ini, menurutnya, belum ada yang menulis artikel tentang preview serta review pertandingan-pertandingan baik ajang Liga 1 ataupun Piala Indonesia. Ia sengaja memilih tema ini karena sudah lama dicekoki tentang tabloid-tabloid olahraga sejak kecil oleh orangtuanya.

Jadi bisa dibilang saya kini berusaha menghidupi nostalgia sembari menggali kecintaan terhadap sepak bola Indonesia.

2. Skill menulisnya makin terasah berkat feedback dari editor 

Menulis Demi Nostalgia & Cintanya Terhadap Sepak Bola IndonesiaDok. Pribadi

Semenjak menjadi bagian dari IDN Times Community, ia mengaku mendapatkan banyak pengalaman di bidang menulis. Bimbingan dari para editor justru bisa membantu Ayat dalam mengasah skill kepenulisan artikel, mulai dari isi hingga hal non teknis lainnya.

Intinya, saya banyak belajar serta mulai menyukai bidang ini selain kepenulisan fiksi.

Selain itu, cowok empat bersaudara ini sering menggunakan uang hasil konversinya di IDN Times Community untuk memenuhi keperluan sehari-harinya selama tinggal ngekost di Makassar. Sehingga ia lepas sepenuhnya dari tanggungan orangtua. Apalagi Ayat juga sanggup menanggung uang jajan tambahan untuk adiknya yang duduk di bangku kelas 3 SMA.

Saya menulis untuk menyalurkan kegemaran plus minat yang sudah lama ditekuni, terutama di dunia sepak bola. Untuk masalah materi, saya anggap sebagai bonus saja. Pekerjaan yang menarik justru yang berhubungan dengan kegemaran, kan?

3. Ayat menelurkan banyak karya fiksi antologi nasional dan senang berorganisasi

dm-player
Menulis Demi Nostalgia & Cintanya Terhadap Sepak Bola IndonesiaDok. Pribadi

Wajar saja jika ia mengirimkan artikel pertamanya di IDN Times Community berupa fiksi. Sebab ia ternyata aktif menulis fiksi (Puisi dan cerpen). Beberapa karyanya pernah diterbitkan beberapa media cetak. Seperti harian Fajar Makassar, Analisa Medan, Tanjungpinang Pos serta Radar Surabaya.

Tahun 2016 lalu, Satu karya puisinya lolos kurasi buku antologi “Pasie Karam”, yang diterbitkan sebagai rangkaian dari acara Temu Penyair Nusantara, di mana diadakan di Meulaboh, Aceh.

Tahun 2017, karyanya kembali tercantum dalam antologi nasional. Nama bukunya adalah “Kata-Kata Yang Tak Menua”, terbit sebagai bagian dari perayaan Hari Puisi Nasional tingkat provinsi Sulawesi Selatan.

Belum puas dengan hasil karyanya, tahun 2018 ini, karya puisi Ayat sekali lagi berhasil lolos kurasi tingkat nasional. Kali ini penerbitnya adalah situs sastra daring Kibul.in, yang menghimpun seluruh karya terbaik selama tahun 2017, mulai dari cerita pendek dan puisi, ke dalam satu antologi bersama. Buku itu telah terbit bulan Maret lalu.

Cowok kelahiran Pomalaa, Sulawesi Tenggara ini juga aktif berorganisasi bersama Dewan Kesepian Makassar, satu grup independen yang berisi para penulis fiksi berusia muda di kota Makassar.

Meski namanya kedengaran bercanda (Termasuk kelakuan semua anggotanya), tapi kami kompak serius jika berbicara tentang satu hal: sastra. Baru-baru ini kami bahkan meluncurkan buku kumpulan cerita pendek karangan para anggota DKM sendiri.

4. Lalu, seperti apa pandangan Ayat terhadap problem terbesar yang jadi tantangan anak muda zaman sekarang?

Menulis Demi Nostalgia & Cintanya Terhadap Sepak Bola IndonesiaDok. Pribadi
Masalah terbesar generasi Millennials adalah berpikir kritis. Jumlah angka buta huruf boleh saja menurun dari tahun ke tahun. Namun yang kurang adalah kemampuan mereka untuk melihat sebuah masalah dari berbagai sudut pandang.
Ketika sumber informasi hanya dibatasi pada satu spektrum sumber saja, maka kemampuan untuk menganalisa masalah terbentur oleh penghalang besar bernama dogma. Sebuah masalah sejatinya adalah dibentuk dari macam-macam variabel.
Dan ketika pemikiran hanya dibatasi pada satu pintu keluar, akan sulit diciptakan pintu-pintu lain yang memungkinkan kita untuk tahu betapa menariknya sebuah gagasan.
Padahal dari berpikir kritis ini akan muncul pemahaman yang lebih baik serta rasa empati. Dua hal penting dalam kehidupan sosial inilah yang harus tumbuh dalam pikiran generasi Millennials.
Asahlah minat sejak dini, mungkin itu bisa membawa hidupmu lebih maju satu langkah. Selain itu, tumbuhkan berpikir kritis. Ingat bahwa fungsi sejati manusia adalah berpikir seluas-luasnya. Jadi, jangan malas membaca dan menganalisa.

5. Trik Ayat membedakan artikel hoaks dan fakta 

Menulis Demi Nostalgia & Cintanya Terhadap Sepak Bola IndonesiaDok. Pribadi

Di platform IDN Times Community, Ayat kini lebih banyak menulis tentang berita internasional dan olahraga. Kanal ini memang terkenal rentan dengan berita-berita hoaks, karena saking banyaknya informasi yang beredar luas dan cepat tanpa diketahui kebenarannya. Lalu bagaimana cara Ayat membedakan artikel itu hoaks atau fakta?

Caranya amat gampang. Ketika sebuah informasi hanya berdasarkan asumsi tanpa fakta-fakta meyakinkan, maka kebenarannya patut dipertanyakan. Di sinilah guna berpikir kritis ketika kita banyak mempertanyakan keabsahan tersebut. Toh, yang membuat manusia unggul adalah kemampuan berpikirnya, 'kan?
Di masa penuh miss informasi ini, berpikir kritis jelas berguna sebagai tameng pertama pikiran dari berita-berita tanpa sumber yang jelas. Selain itu, fakta-fakta meyakinkan selalu datang dari mereka yang benar-benar mengamati langsung sebuah fenomena atau kejadian, serta mengabarkan yang didapat dengan apa adanya. Bagi saya, fakta yang baik tidak disertai penggiringan opini.
IDN Times Community Photo Verified Writer IDN Times Community

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya