Dari Menulis, Kita Bisa Lebih Dekat dan Mengenal Diri Sendiri

#MillennialofTheMonth Ines Sela Melia S

“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa — suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang.”

Demikian potongan kutipan yang ditulis oleh Seno Gumira Ajidarma dalam bukunya yang berjudul Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara

Kalimat tersebut barangkali bisa mewakili motivasi Ines Sela Melia Suseno, salah satu Community Writer IDN Times yang tulisannya kerap kali membahas hal-hal menarik yang belum pernah kita tahu sebelumnya. Hal ini pula yang membuat Ines terpilih menjadi Millennial of the Month bulan Desember.

Yuk, kita simak cerita inspiratif Ines dalam kiprahnya di dunia tulis menulis. Psst, ia ternyata juga sudah menerbitkan satu novel lho!

1. Belajar secara otodidak, kini Ines semakin mantap menulis dengan gayanya sendiri

Dari Menulis, Kita Bisa Lebih Dekat dan Mengenal Diri SendiriIDN Times/Ines Sela

Bermula dari hobi membaca dan menonton film, Ines sudah menekuni hobi menulisnya sejak kelas 1 SMP yang terinspirasi dari penulis favoritnya, Wina Effendi. Waktu itu, ia menonton film adaptasi dari Wina. Saat itulah ia bertekad untuk mencoba membuat tulisan dan suatu saat menjadi seperti Wina Effendi.

Gayung bersambut, ternyata minatnya ini mendapat dukungan dari guru bahasa Indonesia. Saat bercerita bahwa dirinya sedang menulis naskah novel pertamanya, ia pun diberi kesempatan oleh sang guru untuk menulis naskah film pendek untuk tugas akhirnya. 

Dari sana ia lantas mempelajari bagaimana menulis fiksi yang menarik. Ia sangat rajin berkunjung ke toko buku, membaca banyak novel — tidak cuma terpaku pada beberapa penulis. Lalu ia mengamati bagaimana membuat alur cerita, menggambarkan tokoh, dan merangkai cerita utuh. Ia pun tidak membatasi diri harus mengikuti gaya penulisan antara penulis satu dengan lainnya.

“ Aku selalu ingin jadi diriku sendiri dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Jadi aku jalaninnya mengalir aja. Proses belajarnya mengalir, tanpa tekanan, atau paksaan dari dalam diri sendiri,” jelasnya pada kami saat diwawancarai.

2. Ia kerap berselancar di internet untuk mencari platform menulis dan akhirnya merasa berjodoh dengan IDN Times Community

Dari Menulis, Kita Bisa Lebih Dekat dan Mengenal Diri SendiriIDN Times/Ines Sela

Berangkat dari fiksi, Ines pun tak lekas puas. Menjadi penulis itu tak cukup dengan menulis, tapi juga harus ada media publikasinya. Oleh karenanya, ia mencari-cari platform menulis yang sekiranya cocok dengannya.

Setelah berselancar di internet dan menemukan banyak jenis platform menulis, akhirnya ia berjumpa dengan IDN Times Community.

“Karena emang dari awal niatnya mau nantang diri sendiri biar lebih maju lagi, pas tahu IDN Times langsung kayak, “Oke, ini yang aku cari.” dari situ, deh aku mulai gabung di IDN Times,” kisahnya.

Tepatnya pada tahun 2017 Ines sudah mulai membuat akun, namun belum aktif menulis, masih ragu katanya. Ia baru mulai mengirimkan tulisan pada tahun 2018. Kala itu IDN Times Community sedang mengadakan event menulis tentang boygroup KPop Wanna One. Meski bukan KPopers tulen, namun Ines memberanikan diri untuk ikut event tersebut.

Gak sekadar comot informasi dari Google, ternyata di tulisan pertamanya mengenai Wanna One itu Ines melakukan usaha cukup keras untuk mengumpulkan informasi dengan mewawancarai admin fans Wanna One di Instagram. Tak disangka, tanpa revisi maupun reject, artikel berjudul 4 Fakta Tak Terbantahkan yang Bikin Wanable Cinta Sama Wanna One itu berhasil terbit!

Baca Juga: Tak Melulu Berorientasi pada Medsos, Millennials Juga Perlu Berkarya!

3. Meski sibuk kuliah dan mengelola bisnis, kegiatan menulis gak bisa lepas dari kesehariannya

Dari Menulis, Kita Bisa Lebih Dekat dan Mengenal Diri SendiriIDN Times/Ines Sela
dm-player

Saat ini, Ines masih menjalani kuliah di Universitas Bakrie jurusan Ilmu Komunikasi semester 1. Selain sibuk kuliah, perempuan kelahiran Indramayu, 28 Mei 2000 ini juga punya bisnis online di ranah KPop. Jadi, sepulang kuliah kadang ia menyempatkan diri untuk mengecek hasil jualannya.

Namun, layaknya prangko, kegiatan menulis tidak bisa lepas dari aktivitas hariannya. Walaupun punya banyak kegiatan di pagi hari, setiap malam Ines selalu menyempatkan untuk menulis, di antaranya menulis artikel di IDN Times Community. Ia kerap menulis untuk kanal Science, Life, dan Entertainment.

“Aku cukup produktif sih nulis di IDN terutama di kategori science, life, hype, dan entertaiment. Science karna sebenernya emang aku suka science, kalau life, hype, dan entertaiment karena aku mau nantang diri aku buat explore lebih jauh lagi seberapa mampunya aku dalam bidang ini,” ujarnya.

Dan memang tidak ada usaha yang membuahkan hasil. Semenjak aktif menulis di IDN Times Community, Ines sudah menghasilkan sejumlah uang yang ia gunakan untuk memenuhi keperluan sehari-hari.

Ia juga masih kerap menulis cerita fiksi di sebuah platform menulis. Usaha kerasnya belajar menulis fiksi pun membuahkan hasil yang memuaskan. Pada awal tahun 2019 lalu, Ines telah berhasil menerbitkan novel pertamanya yang berjudul 2 Hati 1 Cinta - Ketika Aku Mencintaimu Setengah Mati. Keren!

4. Totalitas, Ines selalu berusaha membuat tulisan yang terbaik yang bisa dipahami pembaca

Dari Menulis, Kita Bisa Lebih Dekat dan Mengenal Diri SendiriIDN Times/Ines Sela

Setelah mengenal IDN Times Community, Ines yang senang menantang diri jadi lebih rajin menulis. Di sini, ia tak sekadar bisa menemukan gaya tulisannya sendiri tapi juga belajar untuk membuat tulisan yang berkualitas dan inspiratif. Semangatnya ini ditunjukkan dengan konsistensinya mengirimkan tulisan paling tidak 2 dalam sehari, itupun dengan usaha yang gak main-main, lho.

Ines ingat betul salah satu artikelnya yang paling banyak dibaca berjudul Fakta Jugun Ianfu, Budak Wanita Pemuas Hasrat Tentara Jepang itu ditulis berdasarkan riset yang cukup panjang. Untuk menemukan ide menulis, ia menarik satu topik besar dulu kemudian memecahnya menjadi beberapa subtopik. Misalnya pada peristiwa Perang Dunia II, tentu di dalamnya ada banyak fenomena A, B, C, D, dst. Dari sana, Ines akan memilih mana tema yang jarang ditulis.

Hobi membacanya pun membantunya dalam proses menulis. Segera setelah menemukan ide, ia langsung mencari buku referensi dan informasi lainnya dari jurnal-jurnal ilmiah yang ada di luar negeri. Kemudian, Ines akan mengolahnya dengan gaya tulisannya sendiri. Ia beri info yang beragam dan detail sehingga menggugah orang untuk membacanya sampai akhir. 

“Jadi biar mereka kayak lagi aku bacain cerita nyata, tapi mereka tetep bisa menangkap maksud dan intinya pake imajinasi dan penalaran mereka masing-masing,” katanya. Memang prosesnya cukup rumit. Menurutnya, untuk menulis satu artikel Science ia membutuhkan waktu 4–5 jam. Namun, proses tersebut tentu akan menghasilkan tulisan yang berkualitas.

5. Ines percaya bahwa dari menulis kita semua bisa menjadi diri sendiri kemudian menginspirasi orang lain

Dari Menulis, Kita Bisa Lebih Dekat dan Mengenal Diri SendiriIDN Times/Ines Sela

Ines sempat menyampaikan sedikit cerita bahwa sebelumnya ia punya keinginan untuk jadi penyanyi. Namun, ternyata jalan Tuhan mengarahkannya pada hal lain, yakni menulis. Ines pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang sudah terbuka lebar di depan matanya itu. Seiring berjalannya waktu, ia pun semakin sadar bahwa passion-nya memang menulis.

Ada banyak hal yang bisa ia pelajari dari kegiatan menulis ini. 

“Dari menulis aku sadar, bahwa aku lebih bisa bersuara. Aku bisa bersuara dengan tulisan-tulisanku. Aku bisa menunjukkan bahwa ini aku yang sebenarnya. Dari menulis juga aku jadi lebih sadar lagi, bahwa dunia itu luas dan cakrawala itu luas. Aku gak mau sekadar jadi penghuni cakrawala, tapi aku juga mau menjadi salah satu pencipta di cakrawala,” katanya.

Ia semakin mantap menekuni dunia tulis menulis karena menurutnya, dengan menulis kita akan dianggap sebagai pribadi yang cerdas oleh orang-orang. Makanya, ia berpesan pada kamu yang juga ingin menjadi penulis atau menekuni dunia ini agar tidak berhenti menulis. Stop merasa gagal karena tulisanmu tidak kunjung diterbitkan.

Jika konsisten menulis, pasti suatu saat hasilnya akan tampak. Ibarat melempar dadu, di situ kita menaruh harapan berapa angka yang diinginkan. Setelah keluar hasilnya dan ternyata itu hanya bernilai satu angka, tidak masalah.

“Setidaknya kita sudah pernah melangkah maju, meskipun itu hanya satu langkah. Lebih baik daripada diam di tempat atau bahkan perlahan mundur, kan?” pungkasnya. 

Baca Juga: Ide Kreatif dan Konsistensi Jadi Kunci Keberhasilan Penulis Sukses

IDN Times Community Photo Verified Writer IDN Times Community

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya