Mulanya Bukan Hobi, Kini Menulis adalah Bakat Emasnya

[Millennial of the Month] Nita Nurfitria, Community Writer

“Bakat itu harus diasah, harus rajin dilatih supaya gak kalah dengan yang sudah lebih berbakat.”

Semangat inilah yang selalu melekat dalam diri seorang Nita Nurfitria, salah satu Community Writer IDN Times yang tulisan inspiratifnya sudah tersebar di mana-mana.

Bergabung sejak tahun 2018, Nita — panggilan akrabnya — sudah menulis ratusan artikel inspiratif di IDN Times Community. Konsistensi dan semangat menulis yang sebenarnya baru ditemukannya baru-baru ini patut kita jadikan contoh.

Yuk, kita simak kisah inspiratif selengkapnya dari Millennial of The Month bulan Mei ini!

1. Resign dari profesi guru komputer di sebuah MTs di Cipatat, Nita mengisi waktunya dengan menulis

Mulanya Bukan Hobi, Kini Menulis adalah Bakat EmasnyaDok. IDN Times

Perempuan asal Cipatat, Bandung Barat, Jawa Barat ini dulunya sempat menjalani profesi sebagai guru komputer di sebuah MTs (setara SMP) di daerahnya. Tahun 2017 setelah lima tahun bekerja dan telah memiliki dua putra, ia pun memutuskan untuk resign dan fokus mengurus keluarga kecilnya.

Pada tahun 2018, Nita mulai mengenal IDN Times Community. Mulanya Nita hanya menjadi pembaca setia IDN Times. Kemudian ia melihat banner pendaftaran akun ke IDN Times Community.

“Pas itu bingung buat isi waktu. Akhirnya coba aja daftar karena tertarik juga sama penawaran submit tulisan ke IDN Times Community. Setelah itu langsung menulis,” kisah perempuan kelahiran 15 Agustus 1988 ini.

2. Awalnya tulisan Nita juga sering ditolak editor. Namun, hal ini tidak membuatnya berhenti menulis

Mulanya Bukan Hobi, Kini Menulis adalah Bakat EmasnyaDok. IDN Times

Coba ketik nama ‘Nita Nurfitria’ di kolom SEARCH di laman IDN Times — kamu akan menemukan banyak sekali artikel inspiratif yang ditulis oleh Nita. Ya, Nita memang jagonya, nih menulis artikel seputar relationship, motivasi hidup, karier, hingga kehidupan pernikahan. Dijamin semua artikelnya sangat menggugah semangatmu! Tak heran, jumlah pembaca artikelnya pun mencapai ribuan.

Namun, keberhasilan ini tak dicapai secara instan oleh Nita. Artikel pertamanya sempat ditolak oleh editor lantaran idenya terlalu mainstream. Begitu pula dengan beberapa artikel lainnya yang ditulis saat awal bergabung dengan IDN Times Community. Tapi, Nita tak patah semangat. Ia membaca banyak artikel di IDN Times, mencoba meraba topik apa yang disukai oleh editor hingga mempelajari bagaimana karakter artikelnya.

“Saya banyak baca-baca artikel IDN Times. Inspirasi tulisan itu emang susah banget dan selalu jadi kendala,” katanya.

Seiring berjalannya waktu, tulisan Nita semakin baik dan sering dilirik editor hingga terbit. Lantas, apa kuncinya mendapatkan inspirasi tulisan yang menarik?

“Banyak baca, banyak belajar. Jangan mudah putus asa. Kalau artikelnya nggak dipublish atau direview sama editor, jangan terus nggak mau menulis lagi,” kata Nita.

Baca Juga: Menulis, Cara Sederhana Mewariskan Kebaikan pada Negeri

3. Nita adalah cerminan Millennial Mom yang kreatif dan produktif

Mulanya Bukan Hobi, Kini Menulis adalah Bakat EmasnyaDok. IDN Times

Di mana kamu biasanya menulis? Di antara kita pasti banyak yang menjawab: di kafe, di kamar, atau di perpustakaan. Tapi, hal itu gak berlaku bagi Nita.

“Saya menulis di mana aja, selama ada kesempatan. Pas nunggu anak sekolah, pas di mobil, sambil tiduran,” jawab ibu dua anak ini. Tak banyak alasan, setiap mendapatkan ide, Nita langsung menulis gagasannya lewat ponsel pintar. Bahkan saat dirinya sedang memasak, jika tiba-tiba ada ide tulisan yang melintas di kepalanya pun langsung ditulisnya melalui aplikasi IDN Times yang memang sudah memungkinkan untuk menulis via ponsel.

dm-player

Meski sibuk menjadi ibu rumah tangga, hal tersebut tidak membuatnya berhenti menulis. Bahkan Nita punya target paling tidak sehari mengirimkan satu tulisan. Nah, agar tak mengganggu aktivitas lain, biasanya Nita menyelesaikan tulisan pada malam hari — saat anak-anak dan suaminya sudah tidur.

“Saya merasa menulis di IDN Times itu waktunya lebih bermanfaat. Daripada bergosip, saya memilih untuk menulis. Menuangkan pengalaman, pemikiran, dan keresahan dalam pikiran jadi artikel inspiratif,” katanya.

4. Sebagian uang hasil menulis di IDN Times Community disumbangkan untuk korban bencana, ternyata kemudian ia mendapat rejeki berlipat ganda

Mulanya Bukan Hobi, Kini Menulis adalah Bakat EmasnyaDok. IDN Times

Ada satu kisah inspiratif dari pengalaman Nita menulis di IDN Times Community. Akunya, sejak pertama kali artikelnya terbit, ia belum pernah melakukan redeem poin. Hal ini karena poin yang dikumpulkan tidak langsung banyak. Namun, ketika terjadi bencana gempa bumi di Palu akhir 2018 lalu, Nita tergerak untuk memberikan sumbangan kepada para korban di sana.

“Saya sumbangkan sebagian uang redeem poin itu untuk korban di sana. Meski tidak banyak, tapi saya inginlah berbagi rejeki. Jadi setelah redeem, saya langsung transfer sore harinya,” kisahnya pada IDN Times.

Nita percaya bahwa jika kita bersedekah, Allah akan memberikan rezeki pengganti yang berlipat ganda. Hal itu pun terjadi. Selang satu hari ia menyumbangkan donasi tersebut, tak disangka tiba-tiba jumlah poin di dashboardnya bertambah banyak hingga 20.000 poin dari artikelnya yang berjudul “11 Ilustrasi Kocak Sekaligus Miris tentang Teknologi yang Ubah Gaya Hidup”.

“Besoknya pas cek dashboard, view artikel saya nambah jadi dua juta. Ini sungguh anugerah yang luar biasa. Memang tidak ada yang mustahil dari Allah yang malam itu langsung menggerakkan dua juta jari untuk baca artikel saya,” katanya.

Sejumlah poin tersebut pun ia redeem lagi. Sebagiannya kini ia gunakan untuk modal usaha telur asin di kampungnya. Jadi, sekarang Nita tak cuma sibuk menulis tapi juga menjalankan bisnis telur asin yang sungguh menjanjikan.

Awalnya, ia hanya menjual 60 butir telur asin. Kemudian ia titipkan di pasar dan ternyata langsung habis hari itu. Dengan tekun, Nita pun mencoba menjalani bisnis ini. Kurang lebih sudah 3 bulan berjalan, kini Nita sudah berhasil menjual lebih dari 2000 telur asin dengan bantuan dari tetangganya.

“Rezeki Allah itu Maha Luas. Kalau terpaksa resign waktu itu, nggak takut ambil kewajiban lain karena ada peran lain yang dibutuhkan orang banyak di situ. Jadi, jangan takut, jangan menyerah,” begitu pesannya.

5. "Kalau mau jadi penulis, ya syaratnya harus menulis"

Mulanya Bukan Hobi, Kini Menulis adalah Bakat EmasnyaDok. IDN Times

Menulis ternyata bukan hobi Nita sejak kecil. Ia baru menemukan serunya menulis sejak kuliah. Waktu itu, lulusan Unikom Bandung jurusan Teknik Informatika ini senang menulis cerpen. Ia bahkan sudah merilis beberapa buku antologi cerpen bersama komunitas yang diikutinya. Kesenangan menulis pun kembali ia temukan sejak mengenal IDN Times Community.

“Namanya bakat — kesenangan — itu harus diasah. Harus dilatih dan berproses karena kalau nggak berbakat pun nggak boleh kalah sama yang sudah punya bakat,” tegasnya. Sebagaimana diceritakan, meski kini memiliki tanggung jawab sebagai seorang istri dan ibu, hal tersebut tidak meluruhkan semangatnya untuk belajar dan menjadi lebih baik.

Tak bisa kita menutup mata bahwa kini semakin banyak anak muda Indonesia yang punya keinginan untuk menjadi penulis. Oleh karenanya, pesan Nita sederhana saja buat kamu yang punya impian ini.

“Kalau mau jadi penulis, ya syaratnya harus menulis,” katanya.

Dan buat para millennials yang masih berkutat dengan impiannya, Nita punya pesan khusus.

“Jangan berhenti berpikir dan bergerak. Rejeki Allah itu luas. Jadi, kalau ada kemauan ya harus dijalani. Kalau nggak putus asa pasti ada jalan,” pungkasnya.

Intinya, tidak ada keberhasilan yang mudah didapatkan. Semuanya perlu usaha dan ketekunan. Maka, banyaklah belajar, membaca, dan gak menyerah mencari jalan. Termasuk mencari ide tulisan. Yuk, semangat menulis!

Baca Juga: Tips Nulis IDN Times Community: Dos and Don'ts Nulis Artikel Throwback

IDN Times Community Photo Verified Writer IDN Times Community

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya