5 Level Kedewasaan Sosial, Kamu Ada di Nomor Berapa, Nih?

Kedewasaan sosial itu penting, lho!

Setiap individu mempunyai perspektif atau responsnya masing-masing tatkala melihat suatu hal. Terlebih lagi jika berita itu dari seorang selebriti yang sedang marak diperbincangkan. Tidak menutup kemungkinan seseorang akan menyamakan persepsi dan opininya dengan orang lain terhadap kehidupan selebriti tersebut atau bahkan lebih buruk.

Kedewasaan sosial sendiri adalah perilaku individu atau masyarakat dalam memandang dan menyikapi urusan orang lain. Dilansir dari kanal YouTube Guru Gembul, di bawah ini adalah lima level kedewasaan sosial seseorang jika dilihat dari reaksinya terhadap kehidupan individu lainnya.

1. Asosial

5 Level Kedewasaan Sosial, Kamu Ada di Nomor Berapa, Nih?ilustrasi seorang anak yang berteriak (Pixabay/sweetlouise)

Yang pertama adalah asosial. Orang yang berada pada level ini adalah orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Mereka hanya berfokus pada dirinya sendiri. 

Biasanya, faktor yang menyebabkan mereka bertindak seperti itu karena tidak dihargai dan diperhatikan oleh masyarakat. Hal itulah yang menjadi stimulus orang-orang dalam level ini menjadi asosial.

Karena faktor-faktor di atas juga, fokus mereka menjadi hanya untuk mendapatkan perhatian dan penghargaan dari orang lain dengan berbagai cara, walau itu buruk sekalipun. Adapun ciri-ciri orang pada level ini adalah:

  • Mereka selalu membicarakan nasibnya yang buruk (mengeluh);
  • Mereka tidak peduli dengan perilaku mereka walaupun itu mengganggu dan merugikan orang lain.

2. Peduli hanya pada sisi buruknya saja

5 Level Kedewasaan Sosial, Kamu Ada di Nomor Berapa, Nih?ilustrasi seorang pria yang marah (Pixabay/Ashish_Choudhary)

Niat orang-orang seperti ini mungkin baik. Tetapi, ketika seseorang fokus hanya pada kesalahan-kesalahannya saja maka patut dicurigai orang tersebut berada pada tingkatan kedua level kedewasaan sosial. 

Jika kita hanya berfokus pada kejelekan seseorang, sesungguhnya itu adalah hal yang sangat berat. Karena kebanyakan manusia menyembunyikan kejelekannya. Dan ketika ada orang yang sampai menemukan titik kelemahan itu, berarti yang bersangkutan benar-benar niat. Banyak hal-hal baik dan benar yang orang lain lakukan. Tetapi, dia hanya fokus pada detail kesalahan orang tersebut.

Ketika ada seseorang menyampaikan sesuatu yang buruk mengenai orang lain, maka sebenarnya nafsu dan egonya akan naik, dan ia akan menjadi senang. Karena dia tahu bahwa ia salah dan kemudian melihat orang lain salah, maka itu akan menjadi penghiburan tersendiri untuknya. 

Untuk tingkatan level pertama dan kedua adalah minoritas dalam sebuah masyarakat. Level keempat dan kelima adalah elite, mereka adalah orang-orang yang sudah bijak nan baik. Dan pada level ketiga ini adalah mayoritas masyarakat pada umumnya.

Baca Juga: 5 Tips Tingkatkan Kedewasaan Diri dari Masalah yang Dihadapi

3. Terlalu peduli terhadap urusan orang lain

dm-player
5 Level Kedewasaan Sosial, Kamu Ada di Nomor Berapa, Nih?ilustrasi seorang pria menatap tajam (Pixabay/Rickey123)

Kita sebagai masyarakat harus bisa membedakan mana yang ranahnya publik dan mana yang ranah pribadi. Untuk ranah pribadi kita tidak usah turut serta mengintervensi. Karena kita memiliki kehidupan sendiri, fokus saja pada kehidupan kita.

Sebagai contoh kita ambil kasus KDRT selebriti. Tidak ada kepentingan publik di situ, dan itu adalah masalah pribadi mereka. Tetapi mayoritas masyarakat kita terlampau peduli dengan masalah yang seperti itu.

Tapi kenapa hal seperti itu dapat terjadi? Ada banyak sekali alasannya, salah satunya ada
pada poin nomor dua, dan itu adalah ego yang buruk. Orang-orang yang berada pada level ini tidak terlalu buruk, tetapi masuk dalam kategori buruk. Dia mencari berita, kasus, dan skandal orang lain hanya untuk menenangkan dirinya.

4. Peduli pada kepentingan yang bersifat publik

5 Level Kedewasaan Sosial, Kamu Ada di Nomor Berapa, Nih?ilustrasi orang yang sedang berbincang (Pixabay/User1505195)

Setiap individu yang membahas peristiwa dalam skala yang umum, contohnya seperti pembunuhan Brigadir Josua Hutabarat, kebijakan Kominfo yang kurang bijak akhir-akhir ini, dan dampak pandemi COVID-19, mereka lebih baik daripada orang-orang yang membahas tentang isu KDRT Lesti dan Billar.

Karena dalam hal ini yang dibahas adalah kepentingan publik. Ketika masyarakat membahas hal-hal semacam ini, mengindikasikan bahwa masyarakat tersebut sudah lebih dewasa daripada membahas hal-hal yang sebelumnya. Karena mereka membahas sesuatu yang publik dan lebih intelektual.

Jika ada orang yang sudah mencapai level ini, berarti orang tersebut sudah berupaya
menjadi bagian dari masyarakat. Saat ia prihatin, ia mengarahkan keresahannya hanya kepada sesuatu yang signifikan bukan seru.

5. Fokus pada apa yang bisa dilakukan

5 Level Kedewasaan Sosial, Kamu Ada di Nomor Berapa, Nih?ilustrasi aktivis yang sedang berjuang (Pixabay/dlewisnash)

Jika pada nomor empat adalah fokus kita pada tema besar yang terkait masalah publik, pada level ini fokusnya adalah kepada diri sendiri. Bagaimana caranya supaya diri kita bisa berkontribusi pada masyarakat secara inklusif. Bukan hanya menjadi manusia yang membahas tentang seseorang, tetapi fokusnya adalah introspeksi sampai sejauh mana ia bisa bermanfaat kepada orang lain.

Contohnya seperti Pak Munir, seorang aktivis yang memperjuangkan hak asasi manusia. Di balik kurus tubuhnya beliau tak pernah gentar untuk memperjuangkan hak orang-orang yang tertindas dan teraniaya. Sampai beliau tidak memikirkan dirinya sendiri.

Kenapa dia tampak seperti tidak memperhatikan dirinya sendiri? Karena fokusnya kepada orang-orang yang tertindas dan teraniaya, yang memerlukan bantuannya.  Walaupun apa yang beliau lakukan penuh dengan risiko, beliau tidak gentar, karena visi beliau adalah menjadi bermanfaat untuk orang lain.

Kamu ada pada level berapa, nih? Jangan sampai kita berada pada level 1 sampai 3, ya! Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain, juga berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan sekitar dalam hal-hal yang positif.

Baca Juga: 6 Konsep Kedewasaan yang Sebenarnya Salah Kaprah

Imam Kukuh Pradana Photo Writer Imam Kukuh Pradana

Hai, senang sekali bisa membagikan prespektif dan informasi yang saya miliki kepada pembaca semua!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya