Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari Kupang

Bangkitkan kepercayaan diri penyandang disabilitas

"Buat apa kamu (Elmi) pergi ke rumah ibadah membaca Kitab Suci, tetapi tidak pernah mengerti maksud dan kemauan Tuhan" 

Nasihat tersebut disampaikan seorang ibu pada anaknya yang kehilangan dua kaki karena kecelakaan. Anak itu—Elmi—tidak tahu masa depannya akan seperti apa. Namun, ia percaya bahwa semua ini adalah rancangan dari Tuhan.

Mimpi mulia yang Elmi tulis pada 2019 silam di catatan hariannya berhasil menjadi kenyataan. Mulanya ia ingin membentuk sebuah organisasi yang mewadahi para difabel di Sumba. Seiring waktu, harapan itu perlahan terwujud di Kupang.

1. Mengalami kecelakaan hingga harus diamputasi, Elmi tetap bertahan dengan berbagai dorongan sekitar

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju hijau dengan kursi roda. (dok. Pribadi/Elmi Sumarni Ismau)

Menjadi difabel merupakan pengalaman mengejutkan bagi seseorang yang terlahir dengan sempurna. Elmi Sumarni Ismau mengalami kecelakaan di tahun 2010 saat ia masih SMA kelas 1. Karena itu, dua kaki milik Elmi harus diamputasi. Sempat syok dan ingin bunuh diri, Elmi percaya bahwa semua yang terjadi sudah direncanakan oleh Tuhan.

Menginjak bangku kuliah semester 3, perempuan yang tak ingin gelar akademiknya disebut ini mulai mendalami isu disabilitas. Sebagian masyarakat menganggap penyandang disabilitas merupakan sosok tak berdaya, butuh belas kasihan, dan tanggung jawab dinas sosial. Bagi Elmi, difabel tetap berdaya, bisa berkarya, dan bertindak selayaknya orang normal. Ia bahkan bermimpi menjadi seorang pemimpin.

Bersama lima temannya, ia membentuk Gerakan Advokasi Transformasi Disabilitas untuk Inklusi (GARAMIN) demi membangun mindset positif bagi masyarakat luas termasuk difabel itu sendiri. GARAMIN juga berkontribusi dalam berbagai persoalan yang dialami penyandang disabilitas.

2. Bermula dari mimpi yang sama dengan lainnya, GARAMIN akhirnya dibentuk dan dikembangkan

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju putih dengan kursi roda. (dok. Pribadi/Elmi Sumarni Ismau)

Meski baru didirikan pada 14 Februari 2020, ide pembentukan organisasi difabel ini sudah tercetus kurang lebih sepuluh tahun sebelumnya oleh para penggagas GARAMIN. Di organisasi, Elmi sendiri kini menjabat sebagai sekretaris, dulunya ia merupakan wakil direktur.

Founder gerakan ini berjumlah enam orang, lima difabel dan sisanya bukan difabel. Anggotanya mencapai 25 orang, dengan 15 difabel dan 10 bukan difabel. GARAMIN berisi orang-orang dengan beragam latar belakang pendidikan, mulai dari tamat SD, kuliah, hingga S-2.

Tentunya dengan berbagai kondisi yang berbeda ini, kesulitan yang dialami pun beragam. Salah satunya, penyampaian informasi yang sulit karena tidak ada juru bahasa isyarat saat pelaksanaan webinar bagi penyandang tunarungu.

Secara garis besar, GARAMIN bertujuan untuk mensosialisasikan isu disabilitas dan mengubah pandangan masyarakat umum tentang difabel yang merupakan kelompok "kelas 2" menjadi setara dengan lainnya. Dalam perjalanannya, GARAMIN menggalakkan kampanye, diskusi, dan sharing satu sama lain.

Baca Juga: Mariana Yunita, Sosok yang Gigih Bergerak untuk Isu HKSR di NTT 

3. Pengalaman menghadapi pandemik COVID-19 membuat Elmi semakin yakin dengan tugasnya

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangData sebaran seputar COVID-19 per 29 Desember 2021. (covid19.go.id)

"Apa yang Ibu ketahui tentang COVID-19?"

"Jika seseorang melahirkan tanpa operasi, artinya ia negatif COVID-19. Jika seseorang melahirkan dengan operasi, artinya ia positif COVID-19."

Pertanyaan dan jawaban di atas merupakan salah satu tanggapan responden saat Elmi mengadakan riset di delapan desa pada dua kabupaten. Bukankah kejadian ini cukup memprihatinkan? Jawaban itu seolah memberi tamparan keras bagi Elmi dan teman-temannya.

"Ini jadi PR besar bagi semua pihak untuk terus mengedukasi masyarakat," tutur Elmi.

"Yang di kota bisa tahu banyak informasi. Sementara teman-teman difabel yang ada di desa, mereka minim informasi," lanjutnya.

Kasus COVID-19 yang kian meningkat. Di sisi lain, sebagian orang masih kesulitan mendapatkan informasi seputar COVID-19 sekaligus vaksinasi. Saat difabel hendak mencari vaksin, mereka bahkan tidak tahu tempat vaksinasi di sekitar mereka.

Bersama rekannya, Elmi membantu mengurus berbagai administrasi bagi yang membutuhkan hingga menghubungi dinas kesehatan kota dan provinsi terkait. Ada masing-masing sekitar 60 dan 50 orang (difabel dan bukan difabel) pada gelombang 1 dan gelombang 2 yang dibantu Elmi. Di dalamnya termasuk ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) yang kesulitan mendapat vaksin karena masalah identitas.

Selain itu, beberapa persoalan lain juga dihadapi Elmi. Di antaranya, meyakinkan pada masyarakat bahwa vaksin itu tidak membahayakan, mengajarkan cara mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer, hingga membantu difabel netra yang kesulitan memakai masker. Elmi menyampaikan, butuh kesabaran ekstra untuk menjalankan semua ini.

4. Hambatan pasti ada, motivasi dan dukungan tak lupa meningkatkan semangat perjuangan Elmi

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju hitam di pojok kiri bawah. (dok. Pribadi/Elmi Sumarni Ismau)

Membangun mindset positif menjadi tantangan tersendiri bagi lulusan Akademi Pekerjaan Sosial (APS) Kupang pada 2018 ini. Pasalnya, tak jarang Elmi mendapati respons kurang baik dari masyarakat. Mereka tidak setuju dan menganggap Elmi memaksa untuk mengubah ‘pola’ yang sudah ada.

dm-player

Selain itu, perlakuan kurang menyenangkan dari sebagian masyarakat juga dialami difabel. Mereka memandang sebelah mata penyandang disabilitas hingga dianggap aneh.

Terlepas dari itu, Elmi bahkan merasa dirinya spesial, tidak berbeda dengan manusia lainnya. Didukung oleh orang-orang di sekitarnya, Sekretaris GARAMIN ini tetap semangat menumpas stigma tentang difabel.

GARAMIN sendiri memeroleh tanggapan yang baik, dukungan, hingga sikap terbuka dari pemerintah, seperti Bupati hingga dinas kesehatan, dan organisasi terkait. Bahkan, kini GARAMIN tengah bekerja sama dengan pihak Komnas Perempuan.

5. Di balik layar penghargaan Astra jadi momen tak terlupakan bagi aktivis disabilitas perempuan ini

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju hitam dengan kursi roda. (dok. Pribadi/Elmi Sumarni Ismau)

Sepanjang perjalanan membangun GARAMIN, proses di balik penghargaan SATU Indonesia Awards merupakan salah satu momen berkesan bagi Elmi.

Sebelumnya, Elmi tidak percaya diri dengan kemampuan menulisnya. Ia bahkan tidak berharap sama sekali atas penghargaan tersebut. Elmi menulis esai hanya bertujuan untuk meluapkan pikiran yang ada. Bahkan, ia menulis hingga 15 halaman.

Karena yang dibutuhkan hanya satu lembar tulisan, Elmi merangkum seluruhnya dan akhirnya ia berhasil terpilih sebagai Penerima Apresiasi Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19 dari Astra. Penghargaan tersebut memang layak diberikan pada orang-orang hebat dan berjasa bagi bangsa seperti Elmi Sumarni Ismau.

Beragam kegiatan telah dijalani Elmi dan GARAMIN. Salah satunya yakni penelitian, di mana pada umumnya difabel hanya dijadikan sebagai ‘objek’, Elmi memutarbalikkan fakta itu dengan menjadi penelitinya. GARAMIN juga mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan difabel hingga kelas menulis dan webinar.

Kelas menulis itu bahkan mendapatkan 200 pendaftar yang kemudian diseleksi menjadi 60 peserta. Sementara webinar dilaksanakan dengan mengundang pemerintah, difabel, atau LSM sebagai narasumber secara sukarelawan.

6. Elmi berharap, ia dan GARAMIN dapat membantu lebih banyak orang

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju hitam dengan kursi roda. (dok. Pribadi/Elmi Sumarni Ismau)

GARAMIN juga merupakan wadah untuk berbagi dukungan. Ada anggota GARAMIN yang merasa tidak percaya diri dan pemalu. Setelah kerap berkontribusi bersama GARAMIN, ia mulai percaya bahwa dirinya pun bisa melakukan sesuatu seperti orang lain.

Menurut Elmi, mindset positif perlu dibagikan kepada orang lain agar tetap optimis dan percaya diri, khususnya bagi penyandang disabilitas. Hal pertama yang perlu dilakukan yakni mulai dari diri sendiri.

Elmi mengungkapkan, sebagian orang masih beranggapan negatif terhadap difabel. Berbagai kebijakan tentang penyandang disabilitas pun sudah ada, tetapi implementasinya masih relatif kurang. Isu disabilitas bukan hanya tugas dinas sosial, melainkan berbagai pihak.

7. Kepada anak muda, Elmi berpesan agar tetap melakukan kegiatan positif dengan hati yang tulus

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju biru tua dengan kursi roda. (dok. Pribadi/Elmi Sumarni Ismau)

Elmi menyampaikan bahwa berbagai pihak perlu bergerak bersama. Membangun networking dan berkolaborasi dengan multi-sektor. Ubah sudut pandang yang hanya melihat kekurangan, semua pihak juga harus fokus pada kelebihan. Bekerja sama dengan media serta memanfaatkan platform digital pun dapat mendukung pembangunan.

Bagi perempuan berusia 28 tahun ini, anak muda merupakan kekuatan. Semua pihak perlu bergerak memotivasi teman, tetangga, keluarga, dan orang lain untuk membangun kepercayaan diri bahwa siapa pun bisa melakukan apa pun. Terkait dengan isu kemanusiaan, ini merupakan tugas bersama agar tidak ada lagi pihak yang memandang sebelah mata pihak lain.

Elmi ingin stigma tentang difabel di masyarakat luas dapat tersingkirkan pada masa mendatang. Selain itu, ia juga berharap adanya peningkatan aksesibilitas, berbagai fasilitas umum dapat dijangkau oleh penyandang disabilitas agar mereka dapat berpartisipasi lebih aktif dengan masyarakat luas.

8. #SemangatSalingBantu Elmi Sumarni dalam memperbaiki stigma dan merangkul berbagai pihak memang layak diapresiasi

Semangat Elmi Sumarni, Perempuan Pejuang Hak Difabel dari KupangElmi berbaju hitam dan memakai bucket hat. (instagram.com/elmiismau)

Terlahir dengan sempurna, lalu mengalami amputasi kedua kaki. Dengan cita-cita luar biasa, Elmi banyak berkontribusi dalam membangun mindset positif bagi pemerintah, difabel, hingga masyarakat umum.

Namun, masih ada lebih banyak lagi hal-hal yang harus #KitaSATUIndonesia lalui guna mencapai tujuan yang sama di seluruh wilayah. Jadilah pemimpin dan penggerak bagi diri sendiri, keluarga, tetangga, hingga masyarakat luas.

Kontribusi Elmi bersama GARAMIN di Kupang dan sekitarnya menjadi lentera kehidupan banyak orang. #TersenyumlahIndonesia, ia berhasil membuktikan bahwa penyandang disabilitas punya hak untuk bergerak seperti lainnya. Siapa pun bisa melakukan apa pun. Itulah mengapa Elmi Sumarni Ismau terpilih sebagai Penerima Apresiasi Kategori Khusus: Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi COVID-19 dari Astra Indonesia.

Baca Juga: Pengabdian Gede Andika dalam Memperpanjang Napas Anak Sekolah

Indy Mabarroh Photo Verified Writer Indy Mabarroh

02

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya