Perdana, Inilah 5 Potret Larung Sesaji Labuh Kali di Kali Brantas

Perdana di Kota Malang

Di antara para pembaca pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah larung sesaji. Ya, budaya leluhur yang dilestarikan secara turun-temurun ini masih terus digelar di berbagai daerah, salah satunya Kota Malang.

Well, mungkin larung sesaji di kota pendidikan ini masih tergolong perdana, alias baru pertama kali digelar. Gelaran ritual ini digagas oleh para budayawan di Malang, di antaranya Isa Wahyudi atau akrab disapa Ki Demang dan Mbah Yongki Irawan.

Ritual yang digelar pada hari Minggu (24/7/2022) ini, bernama Larung Sesaji Labuh Kali yang merupakan satu dari rangkaian Festival Kali Brantas di 7 Kampung Tematik Kota Malang. Berikut adalah potret prosesi Larung Sesaji Labuh Kali di Kota Malang, budaya leluhur yang dilestarikan secara turun-temurun.

1. Diawali dengan tarian 40 penari yang membawa wadah keramik

Perdana, Inilah 5 Potret Larung Sesaji Labuh Kali di Kali BrantasPara penari memanggul tembikar berjalan beriringan di aliran anak sungai Brantas. (dok. pribadi/Trisiana)

Ritual Larung Sesaji Labuh Kali ini melibatkan 40 penari muda berkostum serba putih dikombinasikan lilitan kain berwarna emas di bagian perut. Masing-masing penari membawa tembikar keramik berwarna putih yang merupakan hasil produksi pengrajin lokal Kampung Keramik Dinoyo.

Isi dari tembikar yang dibawa oleh ke-40 penari itu berisi ikan-ikan yang biasa hidup di Kali Brantas. Selanjutnya, ikan-ikan itu dilepaskan di aliran sungai Brantas yang menjadi lokasi ritual.

2. Iringan gamelan yang mengiringi tarian Larung Sesaji Labuh Kali semakin menambah kekhidmatan 

Perdana, Inilah 5 Potret Larung Sesaji Labuh Kali di Kali BrantasPara penari menarikan tarian Larung Sesaji Labuh Kali. (dok. pribadi/Trisiana)

Iring-iringan penari muda tersebut berjalan dari lokasi pusat kerajinan tembikar menuju ke bantaran anak sungai Brantas yang lokasinya memang tidak terlalu jauh. Berjalan dengan lemah gemulai dan senyum di wajah, kedatangan para penari ini disambut dengan iringan gamelan dari Kampung Satrio Turonggo Jati, Kelurahan Rampal Celaket.

Iringan gamelan tersebut juga mengiringi tarian Larung Sesaji Labuh Kali, di mana koreografinya merupakan hasil karya dari Endra Zulaifah. Endra adalah pimpinan sanggar seni Denendar Malang. Tarian yang indah dan lantunan gamelan semakin menambah kekhidmatan para penonton yang tidak ingin ketinggalan menyaksikan ritual ini.

Baca Juga: Bersyukur, Warga di Tulungagung Larung Hasil Bumi ke Sungai

3. Sesajen yang sudah disiapkan, dibacakan mantra sebelum dilarung

Perdana, Inilah 5 Potret Larung Sesaji Labuh Kali di Kali BrantasPembacaan mantra-mantra pada sesajen oleh budayawan Isa Wahyudi alias Ki Demang. (dok. pribadi/Trisiana)
dm-player

Sesaji atau sesajen yang telah dipersiapkan berupa cok bakal, kembang setaman, jenang sengkolo dan jenang palang. Cok bakal memiliki makna "cikal bakaling urip dumadining jagat sakalir, elingo marang Purwa Duksina Jantraning Gesang".

Artinya, asal muasal kehidupan alam semesta, mengingatkan pada awal dan akhir perjalanan hidup. Sementara, kembang setaman menurut Kamus Budaya Jawa merupakan aneka macam bunga yang terdiri atas melati, mawar merah, mawar putih, kenanga dan kantil.

"Larung sesaji ini sebagai ungkapan membuang kesialan, malapetaka, dan bahaya yang setiap saat dialami oleh kita dan lingkungan kita," ungkap budayawan Isa Wahyudi alias Ki Demang.

4. Dilanjutkan dengan prosesi Tapa Kungkum yang diikuti dengan seluruh peserta ritual

Perdana, Inilah 5 Potret Larung Sesaji Labuh Kali di Kali BrantasProsesi Tapa Kungkum diiringi dengan pelarungan sesajen. (dok. pribadi/Trisiana)

Mbah Yongki, seorang budayawan yang cukup konsisten merawat peninggalan budaya leluhur, juga turut andil dalam ritual Larung Sesaji Labuh Bumi. Salah satu rangkaian ritual larung sesaji ini adalah Tapa Kungkum.

"Kungkum adalah ajaran leluhur yang cukup purba, lalu kembali disebarkan oleh para pinisepuh dalam lelakunya di tlatah Jawa ini," ujar kakek berkacamata itu.

Tapa Kungkum dipercaya mampu membangun intuisi serta kekuatan fisik agar lebih kuat dan tahan terhadap serangan penyakit. Pada saat kungkum, segala hal negatif dalam tubuh akan terkikis secara perlahan hingga memunculkan perasaan nyaman dan lega.

5. Lalu, diikuti dengan prosesi pelarungan sesaji dan pelepasan ikan-ikan di sungai Brantas

Perdana, Inilah 5 Potret Larung Sesaji Labuh Kali di Kali BrantasProsesi pelepasan ikan-ikan sebagai salah satu ritual Larung Sesaji Labuh Kali. (dok. pribadi/Trisiana)

Selanjutnya, ritual pelarungan sesaji juga diikuti dengan pelepasan ikan-ikan di sungai Brantas. Menurut Isa Wahyudi, pelepasan ikan ini memberikan pelajaran bahwa kita harus ikhlas dan melestarikan sesuatu pada tempatnya. 

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata, Ida Ayu Made Wahyuni menyempatkan hadir menyaksikan ritual perdana ini. Ida mengatakan event menarik ini tetap harus diuri-uri dan berharap bisa dilakukan secara rutin, sehingga menjadi ciri khas event kebudayaan Kota Malang. 

Rangkaian ritual Larung Sesaji Labuh Kali ini sejatinya sarat akan makna filosofis. Bahwa manusia dan alam merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karenanya, jangan sampai di tangan manusia, alam ini menjadi rusak akibat keserakahan dan keegoisan. Serta, budaya dan nilai leluhur yang mengajarkan nilai positif tetap harus dilestarikan agar tidak punah ditelan zaman.

Baca Juga: Upacara Tradisi Labuh Laut, Bentuk Syukur Nelayan di Tulungagung 

Refalution Photo Verified Writer Refalution

"Tidak harus jadi hebat untuk memulai, tetapi mulailah untuk menjadi hebat." - Zig Ziglar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya