5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empati

Melatih kecerdasan sosial gak melulu lewat komunikasi

Bagi kamu penggemar kisah misteri, crime, dan thriller, mungkin tidak asing lagi dengan nama Akiyoshi Rikako. Novelis asal Jepang ini dikenal dengan plot twist-nya yang tak main-main,

Kini, terdapat sepuluh buku milik Rikako yang telah diterjemah ke dalam bahasa Indonesia, seperti Girls in the Dark, Holy Mother, Absolute Justice, The Dead Returns, Scheduled Suicide Day, Giselle, Memory of Glass, Cinderella Addiction, Burning Heat, dan Silence.

Tidak jarang dengan kekuatan storytelling dan ciri khas yang dimiliki Akiyoshi Rikako ini, buku-bukunya sering kali terlihat pada area best seller. Meskipun buku-bukunya terbilang eksentrik dan bersifat fiksi, setidaknya lima hal berikut ini bisa dipelajari dari kisah-kisah di dalamnya, lho.

1. Plot cerita mengangkat permasalahan kehidupan sehari-hari 

5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empatiilustrasi merenung (unsplash.com/Isaac Holmgren)

Meskipun genre buku Akiyoshi Rikako bukanlah slice of life, sudut permasalahan yang diangkat oleh sang novelis umumnya diangkat dari kehidupan sehari-hari. Dari hal-hal yang sepele, seperti keinginan seseorang untuk memiliki anak hingga yang kompleks, seperti strata sosial dan komunitas kalangan atas dalam dunia anak sekolahan.

Hal ini berhasil mengambil hati, karena selain pembaca sebagai sudut pandang pertama, bisa merasa relate terhadap permasalahan-permasalahan hidup yang diangkat oleh Rikako lewat tulisannya. Dalam cerita novel itu juga, pembaca dapat mengetahui berbagai permasalahan kehidupan yang sebelumnya tidak pernah dirasakan.

2. Kisah yang realistis melatih skill problem solving 

5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empatiilustrasi problem solving (unsplash.com/Olav Ahrens Rotne)

Membaca sebuah novel, baik novel Akiyoshi Rikako maupun novel-novel lainnya secara tidak langsung melatih pembaca untuk menguasai skill problem solving. Sebab, basis permasalahan yang di-highlight oleh Rikako diambil dari kehidupan sehari-hari.

Alhasil, pembaca pun secara tidak langsung diajarkan sesuatu dalam hidup, tanpa mendengarkan perkataan yang berbentuk nasihat atau teguran. Novel-novel fiksi yang realistis pun tidak jarang dibutuhkan oleh pembaca. Sebab, selain sebagai kesenangan pribadi, juga jadi media pengajaran moral dalam hidup untuk menjalani kehidupan yang baik.

Baca Juga: 7 Novel Jepang Kontemporer Terbaik Selain Karya Murakami 

3. Kepribadian setiap karakternya yang unik 

5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empatiilustrasi macam-macam kepribadian (unsplash.com/Hello I'm Nik)

Setiap orang memiliki warna dan bentuknya masing-masing. Seperti halnya pada tokoh-tokoh novel yang diciptakan oleh Akiyoshi Rikako.

dm-player

Tidak hanya berfokus pada tokoh utama, Rikako memegang keadilan untuk menunjukkan sisi unik di setiap tokoh dalam novelnya. Pembaca pun akan menemukan banyak perbedaan sikap, watak, hingga emosi di setiap karakternya. Masing-masing memiliki karisma juga kekurangan tersendiri, tergantung pada usia serta latar kehidupan yang mereka miliki.

Mengenal setiap kepribadian tokohnya berarti juga secara tidak langsung mendidik pembaca untuk memahami manusia lainnya, mempelajari, mengerti keinginan orang lain, juga bersimpati pada ketakutan-ketakutan yang mereka miliki.

4. Sudut pandang setiap karakter bisa mengubah penilaian

5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empatiilustrasi takut (unsplash.com/Alexander Grey)

Hal yang paling unik dalam bentuk cerita milik Akiyoshi Rikako adalah pembaca diajak untuk mengetahui, serta merasakan sudut pandang orang lain. Sebab, kamu hidup di dunia yang hanya bisa memakai satu kacamata, yaitu milikmu sendiri. Hal-hal yang paling memungkinkan untuk merasakan kehidupan menjadi orang lain adalah melalui sebuah cerita.

Untuk menilai seseorang, sulit untuk memberi penilaian objektif. Sebab, kamu terbiasa untuk memandang dari sudut pandang pertama. Melalui novel Akiyoshi Rikako, pembaca terlebih dahulu dibawa untuk mendengarkan argumen setiap karakternya, mengetahui kehidupan yang mereka jalani, dan melihat bagaimana cara karakter tersebut memberi asumsi juga kepada orang lain.

Di situlah letak penilaian objektif dan logika pembaca diasah, demi menemukan sosok antagonisnya. Singkatnya, pembaca diajak menjadi detektif yang berperasaan terlebih dulu.

5. Setiap manusia memiliki bayangan dalam dirinya 

5 Pembelajaran Novel Akiyoshi Rikako yang Melatih Logika dan Empatiilustrasi cemas (unsplash.com/Uday Mittal)

Dalam novelnya, Akiyoshi Rikako tidak pernah secara gamblang menghitam putihkan tokoh-tokoh dalam ceritanya. Sebagaimana manusia, tidak ada yang benar-benar baik dan buruk. Semuanya selalu berwarna abu-abu.

Akiyoshi RIkako tampaknya gak pernah pilih-pilih atau bahkan menganak emaskan tokoh-tokohnya. Seorang karakter utama pun barangkali bisa menjadi penjahat utama dalam ceritanya dan itulah yang mungkin patut diwaspadai.

Lagi-lagi itu yang menjadi daya tarik dari novelnya Akiyoshi Rikako. Kalau diibaratkan, sedikit sekali ruang bagi pembaca untuk menarik napas dan harus terus bersikap netral, ketika membaca setiap kata dalam bukunya.

Lima hal tadi bisa kamu temui dan pelajari dari novel milik Akiyoshi Rikako. Terlepas dari yang mana judul bukunya, Rikako selalu memberikan citra yang begitu khas dengan rasa yang berbeda-beda pada setiap karyanya.

Bisa dikatakan, setiap novel yang ditulisnya juga selalu memberikan kesan dan dampak yang unik. Di penghujung cerita yang ditulisnya, pembaca juga akan mendapat pembelajaran dan pengalaman yang begitu personal. Di mana barangkali membuat pembaca juga ketagihan untuk menambah koleksi novel karya Akiyoshi Rikako yang lainnya.

Baca Juga: 5 Novel Jepang Ini Ternyata Sudah Difilmkan, Populer di Indonesia

Kirana Kusuma Photo Writer Kirana Kusuma

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya