Kisah Karina Nadila Dampingi Ibunya Melawan Kanker Payudara

Hingga kini, mamanya menjadi penyintas kanker payudara

Karina Nadila adalah aktris sekaligus model Indonesia, yang lebih dikenal sebagai Putri Indonesia Pariwisata 2017. Gak banyak yang tahu, ternyata perempuan berusia 27 tahun ini memiliki ibu seorang penyintas kanker payudara. Pengalaman ibunya itu, yang membuat Karina aktif dalam kampanye tentang kanker payudara.

Dalam konferensi pers Stabucks Cups of Courage pada Selasa (8/10) lalu, kisah Karina Nadila dampingi ibunya melawan kanker payudara dibuka. Begini kisahnya!

1. Jumaini, ibu Karina adalah penyintas kanker. Di awal pemeriksaan, ia didiagnosis menderita kanker payudara stadium 2B

Kisah Karina Nadila Dampingi Ibunya Melawan Kanker Payudarainstagram/karinadila8921

Umumnya, orang akan merasa kaget dan sedih ketika mendengar mereka menderita suatu penyakit. Namun, tidak dengan ibu Karina. Karakter sang mama yang bernama Jumaini ini, memang tidak mengenal susah. Ia selalu menjalani hidup dengan aura positif.

“Mama saya itu didiagnosis kanker payudara stadium 2B. Namun, mama saya itu karakter orangnya happy go lucky,” Karina berhenti bercerita sejenak karena air mata mulai menetes. “Waktu tahu, mama saya gak kaget atau sedih gitu. Justru dia malah bilang, mungkin ini tebusan dosanya di dunia,” lanjutnya.

2. Biasanya, orang yang mengalami perawatan kemoterapi kanker akan merasa lemah dan sakit. Namun, Jumaini tidak pernah terlihat lemas

Kisah Karina Nadila Dampingi Ibunya Melawan Kanker PayudaraIDN Times/Klara Livia

Mengetahui orangtuanya itu menderita kanker, Karina melakukan riset mengenai penyakit tersebut dan juga bentuk-bentuk pengobatannya. Ia melihat bahwa semua penderita kanker akan merasa lemah dan sakit ketika mengalami kemoterapi. Namun, Jumaini sama sekali tidak terlihat lemah.

“Pas kemo, semua orang bingung. Mama saya itu sehat banget. Akhirnya saya bilang sama dokter, ‘Dokter, mama saya dosisnya kurang kenceng,’ ” terang puteri Indonesia NTT 2017 tersebut.

Karina menjelaskan bahwa dia tidak tahu apakah ibunya berusaha menyembunyikan penyakitnya atau tidak. Namun karena Jumaini menunjukkan aura positif, ia dan keluarganya turut menunjukkan aura positif saat mendampinginya.

3. Bagi Jumaini, kita harus lebih kuat daripada sel kanker dan tidak boleh menunjukkan bahwa kita lemah

Kisah Karina Nadila Dampingi Ibunya Melawan Kanker PayudaraIDN Times/Klara Livia
dm-player

Hal yang membuat Jumaini terus terlihat kuat dan positif adalah keyakinan yang tertanam dalam dirinya. Baginya, sel kanker harus dilawan dengan kekuatan dalam diri. Apabila dari dalamnya lemah, maka kanker juga akan cepat menyebar.  

“Dulu dia menganggap, semakin dia menunjukkan sakitnya, sel kanker semakin cepat menyebar. Jadi dari dalam diri kita itu harus berani, harus yakin, harus lebih kuat daripada sel kankernya,” papar perempuan kelahiran 21 Agustus 1992 tersebut.

Baca Juga: Starbucks Cups of Courage, Berani Hadapi Kanker Payudara

4. Jadi penyintas kanker payudara, Jumaini sering menyosialisasikan waspada kanker payudara pada orang-orang yang ditemui

Kisah Karina Nadila Dampingi Ibunya Melawan Kanker PayudaraIDN Times/Klara Livia

Akhirnya, Karina dan keluarga berhasil melewati masa-masa perjuangan tersebut. Ibunya berhasil menjadi penyintas kanker payudara. Meskipun begitu, perjuangan mereka tidak berhenti sampai di situ saja. Jumaini kerap memperingati deteksi payudara sejak dini kepada orang-orang yang ditemuinya. 

“Mama saya sangat SKSD (Sok Kenal Sok Dekat). Dia pernah ketemu ibu-ibu di restoran dan cerita gini ‘Eh, Bu coba deh kapan-kapan periksa payudara Ibu sendiri! Saya sudah dipotong, lho!’ ” cerita alumni Indonesian Banking School ini.

5. Karina sadar jika dirinya memiliki FAM, Fibroadenoma Mammae. Di usia muda, ia berani melakukan operasi karena ingat kisah ibunya

Kisah Karina Nadila Dampingi Ibunya Melawan Kanker PayudaraIDN Times/Klara Livia

Ternyata, aura positif dan edukasi waspada kanker payudara juga memengaruhi Karina. Satu bulan setelah Jumaini melakukan operasi pengangkatan payudara, pemain film Koala Kumal ini mengetahui bahwa dirinya memiliki FAM, tumor jinak di payudara. Padahal, saat itu Karina masih berusia 23 tahun.

Perjuangan, keberanian, dan semangat ibunya, menjadi inspirasi Karina ketika mengetahui bahwa ia menderita tumor jinak. Akhirnya, ia langsung memutuskan operasi di usia yang muda tersebut.

Itulah sekelumit kisah Karina Nadila saat dampingi ibunya melawan kanker payudara. Yuk, coba deteksi payudara kita mulai dari sekarang!

Baca Juga: Termasuk Penyakit Gaya Hidup, Sebenarnya Kanker Payudara Dapat Dicegah

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya