[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?

Ada yang terpaksa pulang karena kehilangan pekerjaan

Ramadan tahun ini memang berbeda dari sebelumnya. Begitu pun dengan Hari Lebaran. Masyarakat diharapkan mematuhi anjuran untuk tidak berkegiatan di luar rumah, termasuk mudik, demi membatasi persebaran COVID-19.⁣ 

Melihat fenomena ini, IDN Times melakukan survei kepada lebih dari 150 millennials di Indonesia untuk mengetahui bagaimana tren Lebaran yang berkembang selama pandemik berlangsung. Berikut hasilnya!

1. Sebelum adanya pandemik, apa sih yang biasa dilakukan millennials selama bulan Ramadan hingga Hari Lebaran?

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Arief Rahmat

Millennials memiliki banyak tradisi menjelang Hari Lebaran. Namun ternyata, dari berbagai tradisi tersebut, buka bersama (bukber) menjadi tradisi yang paling umum dilakukan. Sebanyak 92 persen millennials mengaku biasa melakukan bukber.

"Kalau pas di Palembang tuh, ada namanya nasi goreng GOR. Itu biasa tiap Ramadan kita ngumpul sekalian ketemuan sama teman-teman SMA buat buka bareng," ungkap Mardi, pemuda asli Palembang yang merantau ke Tangerang untuk kuliah.

"Paling sering sih bukber, ya! Jadi kayak ajang reuni gitu. Terus pas mau Lebaran, baru pulang kampung," ungkap Rifka, warga asli Solo yang bekerja di Jakarta.

Selain bukber, millennials juga kerap melakukan belanja Ramadan (67 persen), pulang kampung (57 persen), berkunjung ke rumah kerabat (55 persen), salat jemaah di masjid (49 persen), dan ziarah (44 persen).

2. Pasca pandemik hadir dan membuat ruang gerak terbatas, ternyata ini tradisi Ramadan yang paling dirindukan millennials!

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Arief Rahmat

Selama Pandemik ini, kita perlu menerapkan physical distancing untuk menghindari penyebaran COVID-19. Hal ini membuat millennials tidak bisa melakukan beberapa tradisi yang biasa mereka lakukan menjelang Hari Lebaran.

Hasil survei menunjukkan millennials paling merindukan tradisi buka bersama (80 persen), dilanjutkan dengan tradisi pulang kampung (48 persen), berkunjung ke rumah kerabat (46 persen), salat jemaah di masjid (35 persen) dan belanja Ramadan (31 persen).

"Kalau pulang kampung, momen kumpul keluarganya tuh ngangenin banget. Biasanya, sekarang udah kumpul-kumpul sama keluarga di rumah, ketawa-ketawa, makan bareng," lanjut Mardi.

"Kangen salat Id bersama ke masjid,  makan opor ayam setelah salat Id, nonton Home Alone haha," ungkap Irma, warga asli Bojonegoro yang tinggal di ibu kota karena bekerja.

"Sejujurnya, momen ibadahnya. Dulu, Ramadan di rumah itu memang kerasa lebih rajin ibadah. Kalau semenjak merantau, saya malah sering melalaikan momen religiusnya malah," ungkap Fariansyah, warga asli Gresik yang bekerja di Jakarta.

3. Pulang kampung juga lazim menjadi tradisi Lebaran. Kini, 91 persen millennials tidak pulang kampung demi mencegah penyebaran corona

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Arief Rahmat

Sebagai generasi dengan kelompok usia produktif, banyak millennials yang kini bekerja jauh dari tempat kelahirannya. Biasanya, mereka memanfaatkan momen Hari Lebaran untuk pulang kampung. Namun, pandemik membuatnya terhambat.

Pemerintah menetapkan anjuran untuk tidak mudik demi memutus rantai penyebaran COVID-19. Anjuran tersebut dipatuhi oleh 91 persen millennials.

Jumlah ini sudah sepatutnya disyukuri. Selain karena ingin memutus rantai penyebaran COVID-19, mereka juga takut menjadi carrier virus kepada keluarga di kampung.

"Gak pulang kampung, sih. Soalnya selain karena mematuhi anjuran pemerintah, di rumahku banyak orang lanjut usia. Kan bahaya kalau aku ternyata carrier," jelas Rifka.

"Aku gak mudik karena tidak tersedianya transportasi, terus menghindari penularan atau membawa virus dengan tidak sengaja ke rumah," ungkap Irma.

Baca Juga: Lebaran di Rumah Aja Ternyata Bisa Bikin Irit, Loh! 

dm-player

4. Sebanyak 9 persen millennials pulang kampung di tengah pandemik. Ada yang kehilangan pekerjaan hingga karena orangtua

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Rizka Yulita

Meskipun jumlah millennials yang tidak pulang kampung sangat mendominasi, 9 persen lainnya tetap pulang kampung di tengah pandemik karena alasan-alasan personal. Ada yang kehilangan pekerjaan, ada juga yang ingin menemani orangtua.

"Kehilangan pekerjaan di Jakarta, tidak ada income. Jika terus bertahan di Jakarta sampai pandemik berakhir, tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup seperti bayar kos dan makan. Pilihan terakhir pulang ke kampung halaman," ungkap Maemunah, warga asli Yogyakarta.

"Orangtua tinggal Bapak saja dan beliau selalu menghubungi untuk segera pulang karena Lebaran. Berkali-kali mencoba menjelaskan, takut ternyata aku carrier, tapi sepertinya memang masih susah diterima dan kampung halamanku juga deket dari kota tempat aku bekerja. Jadinya, aku pun memutuskan pulang setelah berbagai macam pertimbangan," ungkap S, warga asli Madura yang bekerja di Surabaya.

"Yang mendorong kenapa tetap pulang adalah khawatir sama Bapak yang sendirian di rumah. Di kampung halaman itu, aktivitas ke masjid masih boleh dan masih ada salat Id nantinya. Bapak masih rutin salat di masjid meskipun katanya semua dibatasi dan diberi jarak. Beliau yakin aman. Ya, semoga beneran aman terus lah ya," ungkap E, warga asli Jombang yang bekerja di Surabaya.

5. Meskipun terpaksa pulang kampung, mereka tetap mengikuti prosedur keselamatan

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Rizka Yulita

Millennials yang pulang kampung pun, tetap merasakan kekhawatiran menjadi carrier selama perjalanan kembali ke kampung. Oleh karena itu, mereka melakukan persiapan matang dengan prosedur yang telah dianjurkan.

"Berminggu-minggu sebelum akhirnya memutuskan mudik, aku riset dulu terkait biaya dan segala hal yang berkaitan dengan swab/rapid test untuk memastikan aku setidaknya negatif. H-3 aku dapet info kalau ada rapid test gratis yang diadakan beberapa pihak swasta. Tanpa pikir panjang, aku pun menjadwalkan diri untuk rapid test dan ternyata hasilnya negatif. Jadi, hasil negatif itu pun jadi SIM (Surat Ijin Mudik) aku apabila ditanya oleh petugas di rumahku," ungkap S.

"Tindakan palingan ya, aku mudik pakai kendaraan pribadi aja, motor. Aku akan cari waktu di mana jam orang paling sedikit berkendaraan, ya kemungkinan pagi-pagi atau siang. Lalu sesampainya di rumah, aku gak bakal sungkem atau salim ke bapak dulu, sih hahaha. Langsung cuci baju dan mandi," ungkap E.

6. Gak bisa mudik dan gak bisa kumpul-kumpul, begini lho tren Lebaran terbaru yang dilakukan millennials di era pandemik!

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Arief Rahmat

Memang Hari Lebaran tahun ini, gak bakal sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Meskipun begitu, kita tetap bisa menjalin silaturahmi dengan cara-cara baru, kok!

Hasil survei menunjukkan, millennials tertarik untuk melakukan silaturahmi lewat video call (64 persen) dan mengirim parcel ke kerabat terdekat (60 persen) sebagai tradisi Lebaran di era pandemik.

"Aku paling sering-sering telepon atau video call sih buat silaturahmi. Sama aku juga kirim hadiah Lebaran gitu buat keluarga di Solo," ungkap Rifka.

Selain itu, millennials juga bisa membeli baju Lebaran atau belanja Ramadan lainnya lewat online shopping.

"Lihat berita, ada mal dan pasar ramai gara-gara orang-orang beli baju Lebaran itu, miris banget. Padahal, sekarang kan apa-apa udah serba online. Jadi, kalau mau baju Lebaran juga bisa lewat online lah," ungkap Mardi.

7. Jangan kasih kendor! Yuk, bersama-sama memutus rantai penyebaran COVID-19!

[INFOGRAFIS] Tren Lebaran Millennials di Era Pandemik, Apakah Mudik?IDN Times/Rizka Yulita

Ternyata tetap ada tradisi-tradisi baru yang bisa dilakukan selama Lebaran di era pandemik, bukan? Yuk, kita tetap patuhi anjuran pemerintah dan selalu menjaga diri untuk kepentingan bersama!

"Memang ini sulit, tapi tolonglah tetap di rumah aja. Ngapain sih keluar-keluar rumah? Semua sekarang udah serba online, kok! Yuk, hormati para tenaga medis yang masih berjuang buat pasien," ungkap Mardi.

"Saya berusaha di situasi pandemi kayak gini, buat gak ngebahayain orang lain atau diri sendiri sih. Pandemik ini masih berbahaya, Kak! Jangan kasih kendor!" ungkap Fariansyah.

Baca Juga: Silaturahmi Saat Lebaran Lebih Mudah dengan Smartfren, Ini Rahasianya!

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya