Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip Belanja

Ada gerakan tepuk tangan untuk apresiasi petugas medis!

Wabah COVID-19 membuat banyak banget negara terpaksa lockdown. Di Indonesia, meskipun gak ada lockdown, namun gerakan social distancing memaksa kita untuk karantina diri di rumah berhari-hari.

Lantas, bagaimana nasib WNI di luar negeri yang harus menjalani lockdown bukan di negara asalnya? Inilah sekelumit cerita yang mereka bagikan!

1. Di Jerman, penumpang dilarang duduk di bangku baris pertama agar bisa menjaga jarak dengan pengemudi

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaAda pembatas untuk driver bus & suasana rush hour kereta di Jerman. dok. Istimewa

Transportasi umum menjadi salah satu tempat utama virus menyebar luas. Melihat hal tersebut, banyak negara membuat kebijakan pembatasan transportasi umum. Salah satunya adalah Jerman.

"Uban (semacam MRT) yang biasanya tiap 5 menit, sekarang 10menit," ungkap Putri, mahasiswa University of Potsdam yang tinggal di Berlin, Jerman.

"Kereta rush hour biasanya penuh sampai berdiri, sekarang hampir kosong. Terus gak boleh lagi kontak dengan driver untuk beli tiket. Bangku baris pertama ditutup untuk membatasi jarak dengan driver," ucap Diana, mahasiswa dari Universitas di Frankfurt, Jerman.

2. Sementara di Prancis, masyarakat perlu membawa surat keterangan tujuan agar bisa keluar rumah di atas jam 12 siang

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaSurat keterangan tujuan untuk keluar rumah di Prancis. dok. Istimewa

Pandu Wira, WNI yang tinggal di Antony, Prancis, menjelaskan bahwa warga masih bisa bebas keluar hingga pukul 12 siang. Namun setelahnya, diperlukan surat keterangan tujuan dan identitas diri untuk keluar rumah.

"Keluar bebas hanya sampai jam 12 siang. Setelah itu, harus bawa surat keterangan tujuan dan identitas diri," ungkap Pandu. Sebagai tambahan, ia juga menjelaskan bahwa surat pengantar dalam format formulir isian tersebut, bisa dicetak atau tulis tangan.

3. Selain membatasi jarak dengan pengemudi kereta di Jerman, WNI juga wajib membawa paspor untuk berpergian

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaUnsplash/ConvertKit

Sama seperti di Indonesia, larangan bepergian pun juga berlaku di Jerman. Putri menjelaskan bahwa ia perlu membawa kartu identitas untuk bisa keluar dari tempat tinggalnya.

"Baru dapat update, ternyata pembatasannya mulai hari ini lebih ketat. Jadi, harus siap bawa ID card kalau keluar," ungkap Putri. ID card yang dimaksud untuk mahasiswa asing sepertinya adalah paspor.

4. Meski lockdown, uniknya tak ada larangan keluar rumah di Hungaria. Bahkan, masyarakat bisa tidak menggunakan masker saat bepergian

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaChain Bridge, salah satu ikon Hungaria yang kini sepi. dok. istimewa

Rangga Tri Nugraha, pelajar WNI di Corvinus University of Budapest, menjelaskan bahwa negara itu telah melakukan lockdown sejak 16 Maret 2020. Meski sudah sepekan, ia tidak merasakan perubahan yang signifikan. Masyarakat masih bisa keluar seperti biasa. 

"Kebijakan lockdown-nya itu cuma orang asing gak bisa masuk. Sementara untuk kehidupan sehari-hari, kita cuma dihimbau aja untuk jangan sering-sering ke luar dan kalau keluar itu, sebaiknya pakai hand sanitizer atau sering-sering cuci tangan. In fact, gak banyak sih orang yg keluar pakai masker di sini," ucap Rangga.

Meskipun begitu, Rangga menyadari bahwa memang jalan semakin sepi akibat lockdown di negara tersebut. Artinya, masyarakat Hungaria juga tetap memiliki kepedulian terhadap isu corona.

5. Cukup ketat dengan aturan bepergian, Windhu pun merasakan larangan keluar rumah lebih dari dua orang untuk negara Jerman

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaSepinya kawasan Schöneberg Jerman saat lockdown. dok. Istimewa

Berbeda dengan Hungaria, Jerman lebih ketat lagi dalam jumlah orang yang boleh bepergian. Warga Jerman dilarang keluar dari rumahnya secara bergerombol, setidaknya tak boleh lebih dari dua orang.

dm-player

"Sudah diberlakukan juga sekarang, larangan, bukan anjuran lagi, untuk tidak keluar rumah secara bergerombol lebih dari dua orang dan bakal dikenai denda apabila keluar bergerombol," papar Windhu Arya Perdhana Cakti, mahasiswa Technische Hochschule Mittelhessen, Jerman.

Baca Juga: Jika Daerahmu Sampai Harus Lockdown, Ini 8 Hal yang Perlu Kamu Siapkan

6. Di tengah situasi yang sulit, masih ada anak muda yang berbaik hati untuk membantu lansia yang kesulitan berbelanja di Antony, Paris

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaNote titip belanja di Prancis. dok. Eka Ningtyas

Salah satu penunjang karantina diri di rumah adalah ketersediaan kebutuhan sehari-hari. Menurut penuturan Pandu, ada gerakan sukarela yang datang dari anak muda di gedung tempat tinggalnya.

Mereka memberikan tenaganya untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, khususnya bagi lansia. Hal ini tentu sangat membantu karena pasar di daerahnya hanya dibuka seminggu tiga kali. Untuk masuk ke pasar pun, warga harus antre dengan penjagaan polisi.

"Di apartemenku, ada warga yang isinya dua pemuda yang menawarkan bantuan untuk membelikan kebutuhan warga lain khusus gedung kami dengan mencantumkan nomornya. Jadi dia menuliskan di kertas dan ditempelnya di dalam lift," ucap Pandu.

7. Lockdown menyebabkan panic buying, stok makanan di Hungaria pun sempat habis

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaStok makanan habis di salah satu supermarket Hungaria. (Dok. Istimewa)

Lockdown menyebabkan panic buying di beberapa tenpat, yang salah satunya adalah di Hungaria. Meskipun lockdown di Hungaria tidak seketat negara lainnya, warga tetap melakukan panic buying untuk memenuhi stok kebutuhan sehari-hari.

"Saya sempat lihat dengan mata sendiri sih, supermarket dekat asrama kosong. Tapi itu cuma sehari aja. Setelahnya, gak ada kejadian sampe kosong begitu," ucap Rangga.

8. Untuk menghalau jenuh, warga Berlin adakan "konser musik". Warga bisa bermusik serentak setiap pukul 18.00 waktu setempat untuk menghibur sesama

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaKawasan Schöneberg Jerman saat lockdown. dok. Istimewa

Terlalu lama di rumah, tentu membuat kita cepat bosan. Untuk mengantisipasi rasa bosan tersebut, warga Berlin punya kegiatan unik, yaitu bermusik serentak. Setiap warga yang bisa bermusik, boleh memainkan musik dengan pengeras suara untuk menghibur warga sekitarnya.

"Kemarin, ada tetangga yang main biola dan ternyata dari announcement social media, yang bisa main musik, bisa mainkan 1 lagu ini serentak di seluruh Berlin-Brandenburg jam 18.00. Lumayan, ada konser gratis," cerita Putri. 

9. Sederhana namun menyentuh, terdapat aksi tepuk tangan di Paris, Prancis demi menghormati petugas medis pemberantas COVID-19

Cerita WNI Hadapi Lockdown di Negara Asing, Ada Relawan Titip BelanjaSepinya Kota Antony, Prancis di kala lockdown. (Dok. Istimewa)

Kalau di Jerman ada aksi bermusik secara massal, maka di Prancis ada aksi tepuk tangan. Terlihat sederhana, namun aksi ini memiliki filosofi yang menyentuh.

"Kalau di sini, jam 8 malam, ada tepuk tangan bersama untuk menghormati petugas medis yang bekerja. Kami pernah itu ikut tepuk tangan," ungkap Pandu.

Itu tadi sepenggal kisah WNI yang hadapi lockdown di Jerman, Prancis, dan Hungaria. Meski situasi serba sulit dan tidak pasti, masih ada hal positif yang bisa kita petik dari cerita-cerita tersebut. Kebersamaan dan apresiasi adalah beberapa di antaranya.

Ayo semangat! Badai pasti berlalu, yuk kita berjuang bersama-sama hadapi COVID-19!

Baca Juga: 10 Foto Aktivitas Asmara Abigail Saat Terjebak Lockdown di Italia

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya