5 Alasan Hidup Itu Bukan untuk Dipertandingkan, Cukup Dinikmati Saja!

Hidup tak perlu dipusingkan, sudah indah dari sananya!

Dari kecil, bahkan sedari bayi, kita sudah terlatih memandang hidup layaknya sebuah pertandingan. Sebagai contoh, saat bertemu dengan orangtua anak tetangga, kita dibanding-bandingkan. ‘Oh anak saya sudah bisa merangkak, kalau anak ibu sudah bisa belum?’.

Belum lagi waktu di sekolah. Kalau tidak mendapat peringkat satu, rasa-rasanya kita jadi anak paling gagal di dunia. Inilah yang kemudian memengaruhi bagaimana kita melihat hidup saat dewasa. Semua dilihat dari kacamata menang atau kalah.

Padahal, kebahagiaan hakiki bukan terletak dari berapa banyak piala berjejer di rumah. Tapi lebih pada pemaknaan bahwa hidup ini sebenarnya sudah indah adanya. Jadi harusnya dinikmati saja. Seperti alasan yang akan dikemukakan di bawah ini, sudah saatnya kita menyadari bahwa hidup itu bukanlah untuk dipertandingkan!

1. Yang menjalaninya adalah kamu sendiri

5 Alasan Hidup Itu Bukan untuk Dipertandingkan, Cukup Dinikmati Saja!pexels.com/@divinetechygirl

Hidup ini bukanlah kontes menyanyi, di mana ada juri yang akan menilai. Hidup manusia tak bisa disamaratakan. Itulah kenapa jangan meletakkan hidupmu pada opini orang.

Terserah mereka mau berkata apa, toh yang menjalani hidupmu, ya kamu! Mereka bisa saja tak setuju, atau menyarankan ini itu. Tapi ketika saran itu gagal, akankah mereka menanggung akibatnya? Tentu tidak, bukan? Yang kerepotan ya diri kamu sendiri.

Jadi, daripada mengikuti opini sekitar berujung ngedumel sendiri, mending ambil keputusan sesuai dengan kata hati. Perkara gagal atau berhasil, tak usah terlalu peduli. Jika berhasil, akan memberimu kepuasan hakiki karena telah memutuskan sendiri, sementara jika gagal akan buatmu belajar lagi.

2. Kebahagiaan hakiki itu lahirnya dari dalam

5 Alasan Hidup Itu Bukan untuk Dipertandingkan, Cukup Dinikmati Saja!unsplash.com/@nullplus

Sejatinya, bahagia atau tidaknya kamu tak bergantung dengan orang lain. Meski orang mencaci, tapi jika dirimu menolak untuk bereaksi, maka tak ada pengaruh sama sekali.

Letak kebahagiaan itu bukanlah pada pengakuan orang tua karena kamu berhasil. Rasa bangga melihat senyum mereka yang semringah, hanyalah bonus saja. Tapi yang membuatmu begitu bahagia adalah kesadaran bahwa prestasi yang kamu raih itu atas dasar pilihan-pilihanmu sendiri untuk menantang dirimu lebih baik lagi, dan kepuasan dari dalam diri itulah kebahagiaan hakiki.

Baca Juga: 6 Pelajaran Hidup dari Tokoh Cheon Seo Jin 'Penthouse' yang Kejam

3. Hasrat untuk menang dalam tiap sisi kehidupan justru bisa merusak kedamaian

dm-player
5 Alasan Hidup Itu Bukan untuk Dipertandingkan, Cukup Dinikmati Saja!unsplash.com/@katherine_xx11

Memperlakukan hidup layaknya ajang perlombaan membuat hati dan pikiran gak tenang. Tak ada jeda sedikit pun untuk merasa damai karena kamu akan selalu berpikir untuk lebih dan lebih lagi.

Meski sudah banyak pencapaian yang telah kamu raih, tidak bisa dinikmati dengan sepenuhnya. Karena otak sudah diisi dengan pikiran bagaimana mencapai target selanjutnya agar kamu tak kalah. Capek, kan menjalani hidup seperti ini?

4. Lawan terbesar itu justru diri sendiri

5 Alasan Hidup Itu Bukan untuk Dipertandingkan, Cukup Dinikmati Saja!unsplash.com/@kbalobanov

Setiap orang bisa jadi tinggi tanpa harus merendahkan orang lain. Karena kompetitor terbesar bukanlah perusahaan lawan, teman satu angkatan, atau rekan kerja sendiri. Mereka mungkin bisa menjegalmu. Tapi kamu sendiri yang punya hak prerogatif untuk memutuskan apakah langkah-langkah mereka akan menghentikan impianmu atau tidak.

Kita sering lihat, seseorang yang pintar dan punya potensi besar untuk sukses tapi hidupnya begitu-begitu saja. Hal itu disebabkan cara pandangnya terhadap diri sendiri yang bermasalah. Percuma jika seluruh dunia menganggap dia orang cerdas, tapi dirinya sendiri memandang ia hanyalah orang gagal yang tak bisa apa-apa.

Mindset yang salah inilah yang kemudian jadi penentu tindakannya. Takut untuk mencoba, bekerja sekadarnya, menyerahkan hidupnya begitu saja pada nasib. Akhirnya potensi besar itu tersia-siakan.

5. Jalan hidup tiap orang itu unik

5 Alasan Hidup Itu Bukan untuk Dipertandingkan, Cukup Dinikmati Saja!pexels.com/@wildlittlethingsphoto

Jalan hidup orang itu memang unik. Tak ada standar baku bagaimana tiap orang harus menjalani hidup. Misalnya saja, kita menempuh jalur pendidikan di sekolah yang berbeda-beda, mengambil jurusan kuliah yang tidak sama, miliki hobi yang beragam, serta selera pribadi sendiri-sendiri.

Keunikan inilah yang membuat hidup jadi indah, karena tak membosankan disebabkan semua hal harus dilakukan dengan seragam. Jadi, tak perlu iri melihat prestasi orang lain. Fokuskan saja pada prestasimu sendiri. Bisa jadi saat kamu iri melihat kehidupan temanmu yang tampak sukses, justru temanmu iri melihat kehidupan yang terlihat lebih simpel tapi membuatmu lebih banyak tersenyum.

Semoga dengan uraian di atas bisa menyadarkan kita untuk meraih jalan hidup unik kita masing-masing. Jika saat ini gaji masih belum dua digit, ya dinikmati saja. Jika terus berusaha, tiga digit pun bukan tak mungkin untuk didapat. Intinya, bisa hidup dan bernapas saja sudah jadi nikmat tersendiri. Jadi, syukuri aja lagi!

Baca Juga: 5 Cara Membaca Peluang dalam Hidup, Bukan Berarti Pesimis!

L A L A Photo Verified Writer L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya