Terkesan Bagus, Ternyata 5 Kalimat Positif Ini Bersifat Toksik!

Di antara kamu pasti pernah jadi korban atau malah pelaku!

Saat melihat atau mendengar seseorang ditimpa kemalangan, pastinya kita sebagai manusia yang baik, kalaupun tidak bisa menolong, tapi setidaknya ingin dapat menyemangati agar dia bisa segera bangkit dari situasi sulit yang sedang dihadapi.

Namun sayangnya, pemilihan kata yang tak tepat, alih-alih membuatnya terhibur, malah justru dapat berujung menyalahkan atau membuatnya tersudut. Perkataan seperti inilah yang kemudian diberi istilah dengan toxic positivity, yakni kalimat positif atau penyemangat, tapi sebenarnya jadi racun bagi penerimanya.

Di bawah ini beberapa contoh kalimat yang termasuk toxic positivity. Kenali ya!

1. “Udahlah, mending lihat positifnya aja”

Terkesan Bagus, Ternyata 5 Kalimat Positif Ini Bersifat Toksik!pexels.com/@burst

Di antara kamu mungkin pernah mengalami kemalangan, kemudian curhat ke teman, lalu diberi komen seperti kalimat di atas. Maksudnya bisa saja baik agar kamu bisa melihat sisi positif dari kejadian tidak mengenakkan yang sedang menimpa.

Namun terkadang, kamu curhat hanya butuh didengar dan mendapat penerimaan bahwa it’s ok untuk merasa down dengan apa yang kamu alami. Menyuruh melihat sisi positif dapat membuatmu merasa bahwa kamu adalah seorang pengeluh, padahal baru kali ini curhat.

Bagaimana jika ada orang lain yang mengatakan, “Oh iya, itu emang menyebalkan banget. Mungkin ada hal yang bisa aku bantu supaya bisa membuatmu lebih baik?”. Kedengarannya lebih menyejukkan, bukan?

2. “Makanya, rajin sedekah”

Terkesan Bagus, Ternyata 5 Kalimat Positif Ini Bersifat Toksik!pexels.com/mentatdgt

Sudah jatuh tertimpa tangga, dompet dijambret orang, malah disuruh rajin sedekah, seolah-olah selama ini kamu pelit dan gak pernah sedekah. Gak cuma di dunia nyata, komen seperti ini kerap pula kita lihat atau dengar dilontarkan warga net di dunia maya. Tipe-tipe kalimat yang menyuruh ibadah tapi caranya tidak santun.

Kalau diganti kalimatnya menjadi “Bisa jadi saat ini kamu sedang Allah uji, yang sabar ya, semoga Allah beri ganti yang lebih baik nantinya”. Lebih indah di telinga, kan?

Baca Juga: 5 Tanda Bahwa Kamu Bukan Toksik dalam Hidup Orang Lain, Cek Dulu Deh!

3. “Jangan lebay, aku aja berkali-kali gagal biasa aja”

dm-player
Terkesan Bagus, Ternyata 5 Kalimat Positif Ini Bersifat Toksik!pixabay.com/JerzyGorecki

Pelontar kalimat seperti ini, yang menyamakan dengan kasus yang dialami pribadi, biasanya tipe orang yang egosentris. Melihat segala sesuatu dari kacamata diri sendiri, dan hal itu nggak baik! Bisa membuatnya pelan-pelan dijauhi, karena orang jadi malas berbicara kepada orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri.

4. “Masa udah mau menyerah, ini masih belum seberapa dibanding pengalamanku kemarin”

Terkesan Bagus, Ternyata 5 Kalimat Positif Ini Bersifat Toksik!pexels.com/@rpnickson

Tipe kalimat seperti ini juga sering kita temui. Saat seseorang mendapat musibah, bukannya menghibur, malah membanding-bandingkan dengan apa yang ia pernah jalani.

Sikap seperti itu sebaiknya dibuang jauh. Tiap orang memiliki ujian dengan kapasitas yang berbeda-beda. Bisa jadi apa yang kamu anggap ringan pada orang lain, belum tentu kondisinya benar-benar sama.

Daripada berkata demikian, coba deh diubah narasinya menjadi “Iya, aku bisa ngertiin kalau apa yang kamu jalani saat ini sama sekali gak mudah. Tapi aku yakin kalau kamu pasti bisa melewati itu, jadi semangat terus ya! Jika ada yang ingin kamu ceritakan nanti, jangan ragu untuk membicarakannya denganku”. Lebih adem mana di kuping, dibanding kalimat sebelumnya?

5. “Harusnya kamu banyak bersyukur, masih banyak yang lebih menderita dari kamu”

Terkesan Bagus, Ternyata 5 Kalimat Positif Ini Bersifat Toksik!pixabay.com/pexels

Iya benar, masih banyak orang yang bisa jadi penderitaannya jauh lebih besar dari kita. Tapi bukan berarti apa yang kita alami adalah hal remeh, sehingga tak patut untuk dikeluhkan. Sering mengeluh memang tak baik, tapi bukan berarti tak boleh dilakukan sama sekali.

Sangat manusiawi kok, ketika kita merasakan beban berat di pundak, dan sesekali ingin didengar. Setidaknya dengan didengarkan, bisa jadi penyemangat tersendiri bahwa kita masih punya orang di sekitar yang peduli dan sayang. Dari situ bisa membuat kita menjadi semangat lagi.

Berusaha berpikir positif memang baik, tapi bukan berarti mengubur emosi-emosi negatif. Mengubur rasa takut, marah, atau sedih, hanya demi terlihat bahagia, justru lama-lama akan menumpuk dan menimbulkan stres hingga depresi.

Dan tak selamanya kalimat-kalimat positif yang ditujukan sebagai penyemangat, akan berdampak baik. Dalam sebuah penelitian yang terbit di jurnal Psychological Science, kalimat-kalimat positif yang diberikan pada mereka yang sedang mengalami penilaian diri yang rendah, justru malah membuat mereka merasa lebih buruk. Dengan kata lain, justru kalimat tersebut malah menjatuhkan mereka, saat posisi mereka sedang membutuhkan kita!

Jadi, alih-alih serta merta menyuruh untuk berpikir positif, cobalah menghiburnya dan membuatnya merasa, kalau kamu berempati terhadap apa yang dilaluinya saat ini.

Baca Juga: 6 Tips untuk Menjaga Dirimu dari Orang yang Toksik

L A L A Photo Verified Writer L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya