5 Tanda Kamu Mengalami Lovesickness, Gangguan Kesehatan karena Cinta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lovesickness adalah perasaan tidak berdaya dan putus asa yang dikaitkan dengan pengalaman gagal dalam cinta. Mungkin bagi beberapa orang ini adalah permasalahan biasa dan akan berlalu dengan sendirinya. Namun, terdapat beberapa orang yang merasa sangat sulit untuk bangkit dari perasaan tersebut bahkan dalam waktu yang cukup lama.
Fenomena ini bukan sesuatu yang bisa diremehkan, karena pada kasus yang berat lovesickness dapat mengakibatkan gangguan emosional. Gangguan emosional yang cukup lama ini akan berpengaruh buruk ke fisik seseorang. Dilansir marriage.com, berikut lima tanda lovesickness yang perlu kamu tahu.
1. Perubahan suasana hati
Saat cintamu tak kunjung berbalas atau sedang mengalami kehilangan, hal ini bisa merubah sifatmu yang biasanya periang menjadi seorang yang murung, nampak memprihatinkan, dan tertekan. Mengalami perubahan suasana hati adalah salah satu gejala lovesickness yang paling umum.
Kamu terus-menerus merasa tertekan dan putus asa. Bahkan, pada suatu titik kamu berpikir bahwa hidupmu akan hancur tanpa cinta darinya. Suasana hati yang kacau seperti ini akan menurunkan konsentrasi dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, bahkan berdampak buruk pada pekerjaanmu.
2. Mengisolasi diri sendiri
Seringkali, orang yang mengalami lovesickness lebih suka menyendiri daripada berada di sekitar lingkungan pergaulannya. Saat seluruh perhatiannya tertuju pada keputusasaan karena cinta, tak ada lagi yang menarik minat mereka. Hal ini membuat mereka menutup diri dari pergaulan.
Seseorang yang sedang berputus asa karena cinta juga akan merasa bahwa tidak ada orang yang mengerti perasaannya. Ketika mengalami hal ini, tiba-tiba kamu merasa menjadi seseorang yang paling menyedihkan di dunia.
Baca Juga: 5 Hal Ini Bikin Kesehatan Mental Memburuk, Terjebak Toxic Relationship
3. Merasa lelah terus-menerus
Editor’s picks
Mengalami stres mental yang berkepanjangan juga akan berpengaruh kepada fisik seseorang. Tekanan mental yang dialami terus-menerus sangat menguras energi seseorang dan membuatnya mengalami kelelahan.
Bahkan aktivitas yang biasanya dinikmati akan terasa seperti tugas berat karena kekuatan fisik yang rendah. Hal ini akan menurunkan produktivitas harian seseorang.
4. Perubahan nafsu makan
Seseorang yang sedang mengalami lovesickness akan terpaku pada situasi cinta yang sedang dialami, hingga ia tidak punya watu untuk sekadar makan. Pada kasus yang berat, penurunan nafsu makan yang drastis dapat menyebabkan seseorang kehilangan berat badannya.
Namun, tidak semua orang yang mengalami lovesickness kehilangan nafsu makannya. Sebaliknya, beberapa orang justru akan melampiaskan perasaan kecewanya dengan makan lebih banyak daripada biasanya.
Hal ini bertujuan untuk mengalihkan pikiran negatif mereka. Namun, alih-alih melupakan masalah cintanya, ini justru berdampak buruk bagi kesehatan karena biasanya mereka lebih memilih mengkonsumsi makanan cepat saji.
5. Mengalami sulit tidur atau insomnia
Seseorang yang sedang mengalami lovesickness harus berjuang melawan insomnia setiap malam. Hal ini karena pikirannya terus teralihkan oleh cinta yang gagal. Perasaan ini akan semakin jelas di malam hari ketika sedang sendiri.
Insomnia dapat menyebabkan seseorang merasa lelah berkepanjangan di hari berikutnya, imunitas tubuh menurun bahkan menjadi lebih mudah terkena penyakit. Beberapa serangan umum yang kerap dialami adalah pusing, mual, perasaan gelisah dan tidak nyaman. Semakin lama seseorang mengalami lovesickness, mungkin kondisi fisiknya akan semakin memburuk.
Demikian adalah beberapa tanda seseorang mengalami lovesickness. Ini bukan sesuatu yang dapat dianggap enteng. Jika kamu mengalaminya dan memiliki gejala cukup berat, mencari bantuan pada profesional adalah langkah terbaik.
Baca Juga: 5 Gangguan Tidur Mengerikan yang Lebih Buruk daripada Insomnia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.