IWF 2020: 5 Hal yang Sering Bikin Para Editor Kesal, Hindari Yuk!

Supaya artikelmu cepat diterbitkan oleh para editor #IWF2020

Tidak terasa, Indonesia Writer Festival (IWF) telah memasuki hari kelima yang berlangsung pada Jum'at (25/09/2020). Pada kali ini, IWF kembali membahas topik yang lebih menarik lagi dari pertemuan sebelumnya, yakni seputar Editor's Talk mencakup tips-tips menulis agar artikel mudah dilirik dan cepat diterbitkan.

Di sisi lain, topik ini juga membahas momen suka dan duka yang dialami para editor saat menanggapi artikel yang masuk dari community writer. Dari kedua momen tersebut, rasa duka yang lebih sering muncul daripada rasa suka. Bahkan ada yang sempat bikin para editor jadi kesal juga, lho. Penasaran? Berikut rangkumannya.

1. Tidak menulis sesuai dengan panduan

IWF 2020: 5 Hal yang Sering Bikin Para Editor Kesal, Hindari Yuk!Pexels.com/Burst/

Apakah kamu pernah berpikir kenapa artikelmu susah terbit? Jawabannya mungkin ialah karena artikelmu belum sesuai dengan panduan yang tersedia. Saat perbincangan dengan Merry Wulan, ia menyampaikan berbagai macam rasa duka yang dialaminya saat menangani artikel yang masuk dari community writer.

Contohnya, seperti judul artikel yang tidak sesuai huruf kapitalnya, tidak belajar dari artikel sebelumya yang sudah berhasil diterbitkan, pengambilan sumber gambar yang tidak tepat, dan ada juga yang menulis artikel tapi tidak mencantumkan paragraf penutupnya.

2. Artikel mengandung plagiarisme

IWF 2020: 5 Hal yang Sering Bikin Para Editor Kesal, Hindari Yuk!Pexels.com/Andrea Piacquadio/

Plagiarisme merupakan salah satu tindakan yang sangat dilarang keras untuk dilakukan dan tidak akan pernah termaafkan dalam sejarah menulis karya tulis. Editor IDN TImes Community, Yudha, bercerita kalau ia sering sekali menemukan para penulis yang melakukan plagiarisme alias copy paste di artikelnya.

Adapun konsekuensi yang diberikan jika para penulis ketahuan melakukan plagiarisme, yaitu nama penulis tersebut bakal ditandai dan tidak akan pernah dilirik kembali oleh para editor.

Selain itu, ia juga menyampaikan jika mengambil informasi dari situs lain, jangan lupa mencantumkan sumber situsnya, serta melakukan penulisan ulang atau parafrase dengan gaya bahasa sendiri.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Rekomendasi KDrama Ala Rasyid Cine Crib, Wajib Tonton!

3. Tidak menjalankan notes dengan benar

dm-player
IWF 2020: 5 Hal yang Sering Bikin Para Editor Kesal, Hindari Yuk!Pexels.com/cottonbro/

Dari sekian banyak artikel yang masuk, ada artikel yang berhasil langsung terbit dan ada pula artikel yang harus melalui proses tahapan revisian terlebih dahulu. Setiap melakukan revisi, editor pastinya akan selalu menyampaikan notes khusus untuk para penulis agar dapat memperbaiki artikelnya sebelum diterbitkan.

Namun sayangnya, notes yang diberikan tersebut ternyata tidak dilaksankan dengan benar oleh beberapa penulis. Hal itu pun disampaikan langsung oleh editor IDN Times Community, Arifina Aswati dan Siantita Novaya saat diberi kesempatan untuk berbincang.

Ditambah lagi, beberapa penulis ternyata juga ada yang tidak terima diberi revisian dan malah melakukan protes melalui talk to us.

4. Tidak bisa melakukan improvisasi

IWF 2020: 5 Hal yang Sering Bikin Para Editor Kesal, Hindari Yuk!Pexels.com/Andrea Piacquadio/

Apakah kamu sadar? Kalau editor ternyata juga memperhatikan setiap gaya penulisan artikelmu, terutama dalam hal improvisasi kalimat. Namun sayangnya, tidak semua penulis mampu melakukan improviasi atau mengembangkan kalimat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Hal tersebut tenyata juga menjadi salah satu faktor kenapa artikel sulit sekali untuk diterbitkan.

Lalu, editor IDN Times Community, Febrianti Diah Kusumaningrum, juga menambahkan bahwa yang diimprovisasi tidak hanya kalimat saja melainkan gambar juga. Misalnya, gambar di artikel sebelumnya blur lalu diganti menjadi lebih baik lagi pada artikel berikutnya.

5. Tidak ada riset yang berbobot

IWF 2020: 5 Hal yang Sering Bikin Para Editor Kesal, Hindari Yuk!Pexels.com/Vlada Karpovich/

Menulis artikel tetapi tanpa riset yang berbobot? Hal tersebut ternyata menjadi suatu alasan kenapa artikel sulit diterbitkan. Editor IDN Times Community, Diana Hasna, mendapatkan kesempatan untuk membicarakan terkait masalah ini. Ia bercerita kalau ia kerap sekali menemukan artikel kumpulan foto tanpa riset yang berbobot, dalam kata lain kurang informatif dan tidak ada news value-nya.

Ia juga menambahkan jika artikel ingin cepat dilirik, maka buatlah artikel yang mengandung improvisasi dari riset yang berbobot serta mengandung news value-nya di setiap poinnya.

Jadi, seperti itulah beberapa hal yang sering bikin editor jadi kesal. Semoga setelah membaca ini, para penulis IDN Times Community bisa berubah menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, ya.

Baca Juga: IWF 2020: 5 Tips Nulis Artikel yang Viral dan Berkualitas, Anti Hoaks!

Mahdi Ghufron Hidayat Photo Verified Writer Mahdi Ghufron Hidayat

Sedang belajar menjadi lebih baik lagi || IG: efrontwo

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya