5 Alasan Kita Memang Gak Perlu Sibuk Komentari Hidup Orang Lain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hidup kita memang selalu bersinggungan dengan orang lain. Baik secara langsung maupun tidak, dalam interaksi di dunia nyata maupun maya. Otomatis, sedikit banyak kita tahu tentang kehidupan orang lain.
Jika ada hal-hal yang mencolok tentang seseorang, kadang kita jadi tidak tahan untuk mengomentarinya. Bagus jika kita selalu bisa menahan diri sehingga hanya memberikan komentar-komentar positif pada orang lain.
Tetapi jika kita jadi berisik sekali mengomentari hidup orang lain yang menunjukkan ketidak sukaannya, kita harus cepat menghentikannya karena:
1. Apa pun yang terjadi, kita tak benar-benar tahu tentang kehidupan orang lain
Bagaimanapun, kita memang tidak menghabiskan waktu 24 jam dalam sehari seumur hidup kita bersama seseorang, kan? Maka sudah pasti kita tidak tahu semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Apalagi jika kita hanya mengenal seseorang di media sosial, misalnya.
Maka apa pun yang menurut kita pantas dihujat atau dikomentari pedas, sangat mungkin kenyataannya tidaklah demikian. Terlalu banyak hal yang sebenarnya tidak kita ketahui sehingga lebih baik menahan diri dan selalu berusaha berpikir positif.
2. Bisa saja komentar yang menurut kita biasa, menurut orang lain amat mengganggu
Lebih banyak diam bukan berarti tak memiliki kepedulian. Sering kali, diam justru tanda kita mau menjaga perasaan orang lain. Sebab berbagai komentar yang tidak diniatkan untuk mengusik orang lain pun bisa saja diterima dengan cara yang salah.
Kita tidak pernah tahu titik sensitif dalam hidup orang lain. Dan kita tidak bisa semata-mata menggunakan ukuran kita sendiri ketika kita melibatkan orang lain. Padahal kalau orang lain sudah merasa terganggu dengan komentar-komentar kita, dia akan cenderung menandai kita sebagai orang yang sebaiknya dihindari.
3. Bikin lupa masih banyak kekurangan dalam hidup kita yang perlu diperbaiki
Editor’s picks
Sibuk mengomentari hidup orang lain adalah tanda perhatian kita sudah banyak teralihkan. Yang seharusnya kita lebih memperhatikan hidup kita sendiri, malah jadi menyorot hidup orang lain.
Ibaratnya, rumput tumbuh sedikit lebih tinggi di pekarangan orang lain pun sudah membuat kita mengecap pemiliknya pemalas. Padahal pekarangan kita sendiri bukan lagi ditumbuhi rumput melainkan ilalang dan semak belukar.
Baca Juga: Komentar Kocak Netizen saat Awal Bulan, Hidup Berasa Orang Kaya
4. Kita pun pasti tak suka jika hidup kita terus dikomentari
Perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Begitu kata orang bijak. Jangan sampai kita tak merasa berdosa saat sibuk mengomentari hidup orang lain. Tetapi begitu hidup kita ganti dikomentari, sedikit saja langsung meradang.
Kalau kita masih bisa merasa tidak nyaman saat hidup kita sendiri dikomentari apalagi dengan komentar yang buruk, itu artinya kita harus belajar lebih banyak menutup mulut dan menahan jari.
5. Bukan sikap yang tepat bila kita ingin diterima dengan baik di tengah orang banyak
Tentu saja orang-orang menjadi tidak nyaman dengan kesukaan kita mengomentari hidup orang lain. Mereka khawatir hidup mereka jadi bulan-bulanan kita. Kita jadi terlihat seperti sebuah ancaman yang kapan pun bisa menjadi kenyataan ketimbang calon teman yang menyenangkan.
Baca Juga: 5 Cara Menyaring Komentar Negatif, Jangan Mudah Dijatuhkan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.