5 Perasaan Negatif yang Muncul setelah Dihina dalam Hal Materi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap hinaan memang dapat berubah menjadi motivasi yang amat kuat dalam diri seseorang. Akan tetapi, tetap saja itu butuh waktu. Hal pertama yang dirasakan olehnya tetaplah berbagai perasaan negatif.
Sayangnya, tak sedikit orang justru berhenti pada perasaan-perasaan negatif itu. Bila itu yang terjadi dan kitalah pelaku penghinaannya, sama saja kita telah menghancurkan kesempatannya untuk memiliki masa depan yang baik.
Dengan alasan bercanda atau apa pun, penghinaan tetaplah penghinaan. Dampak psikologisnya tak dapat disepelekan, apalagi penghinaannya terkait materi atau harta. Berikut lima perasaan negatif yang pasti akan dialami korbannya:
1. Jelas, ia merasa sangat malu
Dihina di tempat sepi atau melalui pesan pribadi saja akan tetap menimbulkan rasa malu, apalagi jika di depan orang banyak. Tak peduli yang menghina hanya satu orang dan yang lain membelanya, rasa malu yang kuat tetaplah manusiawi.
Anak yang diejek miskin akan seketika menoleh pada kemiskinan keluarganya. Sementara orang dewasa bakal merasa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan lebih banyak uang ketika teman-temannya dengan mudah melakukannya.
2. Tiba-tiba merasa sangat miskin
Orang yang dihina dalam hal materi bisa saja sebenarnya tergolong mampu. Akan tetapi, penghinaan oleh orang yang lebih kaya darinya dapat membuatnya merasa miskin sekali.
Jangan salahkan mentalnya yang terkesan lemah. Bagaimanapun, orang yang menghinanya telah menempatkan dirinya di posisi yang rendah bahkan lebih rendah dari yang sesungguhnya.
Baca Juga: 5 Renungan jika Hendak Menghina Orang Lain, Jaga Lisan, ih!
3. Merasa tidak yakin dengan pekerjaannya saat ini
Editor’s picks
Bila seseorang telah dihina miskin lalu tetap menekuni pekerjaan yang sama, bukankah ini seperti tindakan konyol untuk melestarikan kemiskinannya? Hinaan terkait materi seolah-olah membuktikan bahwa pekerjaan itu tidak akan pernah membuatnya kaya.
Jika dia tersesat dalam kesimpulan seperti ini, kemungkinan besar dia akan meninggalkan pekerjaan itu tanpa berpikir panjang. Pekerjaan baru yang lebih baik belum tentu diperolehnya dan ia justru menjadi pengangguran.
4. Terlalu mencemaskan masa depannya
Seseorang mungkin tak sampai gegabah meninggalkan pekerjaan yang telah menghidupi diri dan keluarganya seperti dalam poin sebelumnya. Namun, tidak ada waktu yang dilaluinya tanpa kecemasan yang kuat.
Dia akan selalu memikirkan masa depannya. Sayangnya, bukan hal-hal baik yang terlintas dalam pikirannya melainkan semua kondisi suram yang mungkin terjadi padanya dan keluarganya. Dia tak lagi mampu merasa bahagia dan tenang.
5. Merasa tidak layak berada dalam suatu lingkungan pergaulan
Penarikan diri akan menjadi tindakan yang diambilnya ketika perasaan ini tak tertahankan lagi. Ia merasa tidak diterima dengan apa adanya oleh si penghina dan teman-temannya.
Kondisi ekonominya yang tak sama dengan mereka mungkin telah membuat mereka risi. Kabar buruknya, setelah memutuskan keluar dari suatu lingkungan pergaulan, rasa trauma menyebabkan dia belum tentu mau masuk ke lingkungan pergaulan yang baru.
Tak peduli masih banyak orang baik di dunia ini yang tidak mempermasalahkan status ekonomi orang, dia terlalu khawatir penghinaan itu akan terulang. Dia jadi tidak memiliki teman.
Perkara materi memang urusan yang amat pribadi. Oleh karena itu, penghinaan atasnya akan terasa lebih tajam ketimbang banyak hinaan yang lain.
Selain menjaga perasaan orang, kita juga harus selalu ingat bahwa roda kehidupan tak pernah berhenti berputar. Semiskin apa pun seseorang, nasibnya dapat berubah drastis di kemudian hari. Jangan sampai kita malu berat lantaran pernah menghinanya.
Baca Juga: 5 Alasan Seseorang Mengomentari Fisikmu, Belum Tentu Berniat Menghina!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.