5 Akibat jika Pahitnya Hidup Tidak Diatasi dengan Baik, Luka Masih Ada

#IDNTimesLife Tuntas tangani agar hati tak sakit lagi

Kehidupan tak hanya berisi hal-hal menyenangkan yang sesuai bahkan melebihi ekspektasi. Terkadang kehidupan menguji kita sampai di titik terendah dengan berbagai kepahitannya. Seperti perginya orang terdekat, pengkhianatan, dan peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan lainnya.

Sudahkah kita sungguh-sungguh dalam mengatasi kepahitan-kepahitan tersebut? Ataukah selama ini kita hanya berusaha menekannya sehingga seolah-olah kita baik-baik saja? Hati-hati, kepahitan hidup yang tidak mendapatkan penanganan tepat akan berakibat seperti di bawah ini.

1. Selalu merasa sedih dan marah

5 Akibat jika Pahitnya Hidup Tidak Diatasi dengan Baik, Luka Masih Adailustrasi kemarahan (pexels.com/Gustavo Fring)

Jangan biarkan kepahitan yang pernah terjadi mengambil seluruh jatah kebahagiaan kita. Apa pun yang dahulu begitu mengecewakan, sekarang kita berhak untuk hidup bahagia dan ceria. Sampai kapan kita akan disandera oleh kesedihan serta amarah?

Kedua hal tersebut adalah jejak luka dari kepahitan di masa silam. Mari menghapusnya sedikit demi sedikit dan menjadi pribadi yang penuh kasih sayang. Baik sayang pada diri sendiri maupun orang lain akan membuat hidup kita lebih menyenangkan.

2. Iri pada kebahagiaan orang lain

5 Akibat jika Pahitnya Hidup Tidak Diatasi dengan Baik, Luka Masih Adailustrasi kesedihan (pexels.com/JangJ Atthaniti)

Ketika kita terlalu fokus pada kepahitan dalam kehidupan sendiri, kita mengira hal seperti itu tak menimpa orang lain. Padahal, semua orang memiliki kisah pahitnya masing-masing. Kita tidak perlu mengetahui seluruh detailnya hanya untuk memercayainya.

Kita membenci setiap hal yang tampaknya membuat orang lain bahagia. Kita lupa bahwa sejatinya kita juga punya kesempatan yang sama buat berbahagia. Adanya sejumlah kepahitan hidup hendaknya tak membuat kedua mata kita tertutup dari sisi lain kehidupan yang indah.

Baca Juga: 5 Cara Berdamai dengan Luka Batin, Berhenti Menyalahkan Diri

3. Suka menghakimi orang lain

5 Akibat jika Pahitnya Hidup Tidak Diatasi dengan Baik, Luka Masih Adailustrasi seorang pria (pexels.com/Andrew Patrick)
dm-player

Kesukaan menghakimi orang lain sejatinya menunjukkan ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Namun, kita mengarahkan rasa tidak puas itu seolah-olah pada orang lain. Ini mirip dengan orang yang gak mengakui kesalahannya bakal sibuk menuding siapa saja.

Sikap demikian memperburuk hubungan kita dengan orang-orang yang dihakimi. Kita menjadi makin tidak bahagia lantaran terkucil dari pergaulan. Kepahitan hidup mesti diterima serta dicarikan solusinya supaya kita merasa puas pada diri sendiri dan berhenti menghakimi orang lain.

4. Tidak bisa fokus pada masa kini dan masa depan

5 Akibat jika Pahitnya Hidup Tidak Diatasi dengan Baik, Luka Masih Adailustrasi konsentrasi yang kacau (pexels.com/Ron Lach)

Meski kepahitan hidup itu telah terjadi di waktu lampau, kita gak pernah bisa move on. Tahun demi tahun berganti, tetapi sesungguhnya kita masih terjebak di waktu ketika suatu kepahitan menimpa. Dampaknya, kita kehilangan konsentrasi untuk menikmati hari ini serta merencanakan dan mengupayakan masa depan.

Hal ini akan menimbulkan bahaya lain, yaitu makin terpuruknya kehidupan kita. Satu kepahitan hidup yang tak ditangani sampai tuntas mampu memberikan efek buruk untuk waktu yang tidak terbatas. Semua usaha yang coba dilakukan guna membangun kehidupan yang berkualitas cuma setengah-setengah.

5. Dendam dan putus asa

5 Akibat jika Pahitnya Hidup Tidak Diatasi dengan Baik, Luka Masih Adailustrasi kesedihan (pexels.com/Lombe K)

Dendam satu tingkat di atas marah. Orang yang marah belum tentu mendendam. Akan tetapi, di balik dendam pasti ada kemarahan yang luar biasa.

Jika marah saja sudah membuat hidup kita jauh dari damai, apalagi mendendam. Jangan sampai kita berbuat di luar kendali yang akan menciptakan penyesalan besar seumur hidup. Rasa dendam ini juga bisa berganti-ganti dengan keputusasaan.

Satu sisi, kita begitu marah. Di sisi lain, kita tahu tidak boleh menuntut balas atau bahkan tak mengerti pada siapa harus membalasnya. Kebingungan tentang apa yang mesti dilakukan akan membuat kita lelah dan putus asa dalam menjalani hidup.

Ada tiga hal penting untuk hidup yang nyaman yaitu berdamai dengan diri sendiri, orang lain, serta kepahitan-kepahitan dalam hidup. Apabila kita tidak mampu menetralkan hati atas kepahitan yang pernah dialami, kita akan membenci diri sendiri dan semua orang.

Baca Juga: 5 Nasihat untuk Hidup dengan Mindfulness, Bangkitkan Kesadaranmu!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya