5 Alasan Orang Lebih Suka Curhat di Media Sosial, Tidak Selalu Caper

Kadang cuma gak mau mengganggu orang terdekat

Jangankan curhat di media sosial, curhat pada teman atau saudara pun terasa memalukan bagi beberapa orang. Namun berkebalikan dengan mereka, tak sedikit orang yang tanpa ragu menggunakan media sosialnya sebagai tempat mencurahkan isi hati. Mereka seperti tidak terlalu memikirkan tentang siapa saja yang membaca curhatannya dan seperti apa mereka akan dinilai oleh orang lain.

Biasanya, orang yang gemar curhat di media sosial dipandang kurang baik. Padahal, boleh jadi itu dilakukannya dengan alasan-alasan di bawah ini.

1. Unggahan di media sosial bisa dihapus sehingga mereka merasa lebih tenang

5 Alasan Orang Lebih Suka Curhat di Media Sosial, Tidak Selalu Caperilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/Miriam Alonso)

Tentu saja unggahan tersebut terlanjur dibaca oleh banyak orang. Bahkan, beberapa dari mereka mungkin mengambil tangkapan layar dan menggunakannya untuk hal-hal lain. Seperti diunggah di media sosial yang berbeda disertai komentar baik maupun buruk.

Akan tetapi, orang yang memilih buat curhat melalui media sosial lebih berfokus pada adanya pilihan untuk menghapus unggahan kapan pun mereka menginginkannya. Ini memberi mereka ketenangan. Sekalipun sebenarnya ketenangan itu palsu mengingat orang-orang sudah membacanya.

2. Tidak perlu meminta waktu orang lain sekadar buat curhat

5 Alasan Orang Lebih Suka Curhat di Media Sosial, Tidak Selalu Caperilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/Samson Katt)

Alasan ini biasanya dilontarkan oleh orang-orang yang sebisa mungkin tidak ingin merepotkan pihak lain. Mereka tahu bahwa orang lain punya beragam kesibukan bahkan masalah masing-masih. Curhat pada mereka barangkali bakal mengganggu kalau waktu dan tempatnya sampai kurang tepat. 

Curhat di media sosial dirasa tak merugikan siapa pun karena orang yang membuka medsos pastilah punya waktu luang. Pun sekadar membacanya tidak butuh waktu lama. Mereka juga tak wajib menanggapinya. Ini berbeda dengan curhat secara langsung yang menuntut respons berkelanjutan.

Baca Juga: 6 Zodiak Ini Diam-diam Bermulut Besar, Gak Asyik Diajak Curhat!

dm-player

3. Senang ketika ada lebih banyak orang yang memperhatikan dan menanggapi curhatannya

5 Alasan Orang Lebih Suka Curhat di Media Sosial, Tidak Selalu Caperilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/Lisa)

Untuk pengguna aktif media sosial, teman di dunia maya biasanya lebih banyak daripada teman di dunia nyata yang bisa ditemui setiap hari. Di media sosial, teman mereka mencapai ribuan. Sedang di kehidupan sehari-hari, yang rutin berjumpa dan berkomunikasi paling banyak hanya puluhan teman.

Pun mereka tak mungkin sekali curhat mengumpulkan banyak teman di dunia nyata. Paling hanya dengan satu atau dua orang teman. Oleh karena itu, tanggapan yang diperolehnya juga sedikit. Sementara itu, curhatan di media sosial bisa langsung ditanggapi oleh banyak orang dalam waktu sangat singkat.

4. Media sosial dapat diakses kapan saja

5 Alasan Orang Lebih Suka Curhat di Media Sosial, Tidak Selalu Caperilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/cottonbro)

Di zaman sekarang, media sosial banyak mengambil tempat dalam kehidupan manusia. Media sosial andal dalam menemani manusia kapan dan di mana saja. Berbeda sekali dengan teman di dunia nyata yang tidak berada dalam genggaman. 

Untuk sekadar curhat pada teman, seseorang mungkin perlu minta izin dulu untuk mengantisipasi kesibukannya pada saat itu. Bila temannya memang tengah sibuk, mereka harus membuat janji temu ketika sama-sama punya waktu luang. Dampaknya, hal-hal yang ingin dicurhatkan telah terasa basi. 

5. Sengaja dilakukan agar dia tak terkesan kaku di media sosial

5 Alasan Orang Lebih Suka Curhat di Media Sosial, Tidak Selalu Caperilustrasi menggunakan media sosial (pexels.com/MART PRODUCTION)

Media sosial kerap juga digunakan untuk personal branding. Misalnya, seorang penulis menggunakan medsosnya guna memperkenalkan karya-karyanya dan membahas dunia kepenulisan. Akan tetapi, jika unggahannya hanya difokuskan buat personal branding, sosoknya sendiri menjadi terasa kurang manusiawi bagi orang lain.

Ia terlalu menonjolkan sisi profesionalitasnya sebagai penulis. Rasa pertemanan dengan pengguna medsos yang lain menjadi sangat kurang. Lama-kelamaan, ini malah bisa membuat orang kurang tertarik dengan karya-karyanya. Sesekali curhat di media sosial dapat menjadi strategi untuk meyakinkan calon pembaca bahwa di balik karya-karya tersebut ada seseorang yang nyata.

Ia dapat diajak berkomunikasi layaknya teman biasa dan topiknya tak melulu soal karyanya atau dunia kepenulisan. Dengan begini, ada harapan bagi penggemar karyanya buat melanjutkan pertemanan di dunia nyata dengan penulis idolanya.

Baik di dunia nyata maupun media sosial, terlalu banyak mencurahkan isi hati memang kurang bijaksana. Selain dapat mengganggu orang lain, beberapa isi curhatan boleh jadi mencemarkan nama baik seseorang. Tetaplah berhati-hati ketika ingin curhat, termasuk di media sosial yang penggunanya mempunyai bermacam-macam latar belakang serta karakter.

Baca Juga: 5 Red Flag saat Curhat ke Orang yang Salah, Kontrol Dirimu!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya