5 Hal tentang Galau, Jangan Ejek Temanmu yang sedang Mengalaminya

#IDNTimesLife Kacaunya pikiran gak melulu soal cinta, lho

Yakin kamu sama sekali gak pernah merasa galau? Kalau demikian, apa pendapatmu saat melihat temanmu sepertinya galau terus? Semoga kamu tak lantas memandang rendah dirinya atau mengolok-oloknya sebagai ratu galau, ya.

Galau atau kacau pikiran sangat wajar dialami siapa saja. Perbedaannya hanya pada seberapa sering dan parah atau tidaknya kegalauan yang dialami. Kalau kegalauan tak terkendali serta tidak segera diatasi, tentu dapat melumpuhkan aktivitas seseorang. Cari tahu yuk, hal-hal terkait galau dan jadilah bagian dari support system teman-temanmu yang lagi mengalaminya.

1. Galau bukan hanya soal asmara

5 Hal tentang Galau, Jangan Ejek Temanmu yang sedang Mengalaminyailustrasi merenung (pexels.com/Lucxama Sylvain)

Urusan cinta hanyalah satu di antara banyak sebab seseorang merasa galau. Di luar hubungan asmara, orang bisa galau ketika cukup lama menganggur. Bisa jadi keinginannya buat melanjutkan pendidikan gak didukung dengan kondisi finansial. Situasi lain misalnya, adanya tawaran kerja yang menarik tetapi penempatannya jauh sekali.

Artinya, penyebab kegalauan amat beragam. Jadi, jangan mengira orang galau hanya karena perkara jodoh yang tak kunjung datang, gebetan direbut orang, atau baru putus. Semua masalah dalam kehidupan dapat membuat orang menjadi galau. Ini juga termasuk ketika seseorang dihadapkan pada terlalu banyak pilihan atau sedikit pilihan, tetapi semuanya lebih banyak minusnya.

2. Baik cewek maupun cowok bisa merasa galau

5 Hal tentang Galau, Jangan Ejek Temanmu yang sedang Mengalaminyailustrasi merenung (pexels.com/Alan Garzón)

Jangan mengolok-olok temanmu yang cowok dan sedang galau. Galau gak mengenal jenis kelamin, kok. Baik cowok maupun cewek dapat saja merasakannya. Hindari melabeli cowok yang kerap galau sebagai kurang jantan. 

Itu gak ada hubungannya sebab galau berarti kacaunya pikiran. Maknanya, semua orang yang masih memiliki kemampuan berpikir pasti bisa merasa galau. Bahkan, galau kerap dipicu oleh terlalu banyak dan mendalam dalam berpikir. 

Baca Juga: 5 Cara Membuang Barang Kenangan, Biar Kamu Tak Galau Berkepanjangan

3. Di usia berapa pun, orang tetap dapat merasa galau

dm-player
5 Hal tentang Galau, Jangan Ejek Temanmu yang sedang Mengalaminyailustrasi merenung (pexels.com/Kevin Bidwell)

Apakah galau hanya dialami oleh remaja atau seseorang yang sedang menghadapi krisis seperempat abad? Dua periode tersebut memang lebih sering memunculkan rasa galau. Akan tetapi, bukan artinya setelah seseorang berusia di atas 30 tahun akan bebas dari kegalauan.

Orang yang lebih dewasa pun masih mungkin galau. Cuma gak sesering ketika usia mereka lebih muda. Penyebabnya pun biasanya persoalan yang lebih berat. Misalnya, orangtua yang menjadi galau ketika anaknya ingin melanjutkan kuliah ke luar kota. 

Satu sisi, mereka tidak ingin membuat anak kecewa dengan melarangnya merantau. Pun mereka tahu bahwa merantau baik guna menempa mentalnya. Akan tetapi, di sisi lain mereka juga khawatir melepas anak tinggal di kota yang jauh sekali dari mereka. Takut terjadi sesuatu pada anak dan mereka gak bisa segera menolongnya.

4. Orang yang galau butuh teman bicara, jadi jangan dijauhi

5 Hal tentang Galau, Jangan Ejek Temanmu yang sedang Mengalaminyailustrasi mengobrol (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Orang yang tengah galau memang memerlukan waktu buat menyendiri. Namun, biasanya ini gak lama. Setelah beberapa waktu, mereka justru membutuhkan teman bicara. Mereka perlu mencurahkan hal-hal yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini.

Keberadaan teman bicara juga diharapkan membantunya meluruskan pemikiran-pemikiran yang kurang tepat. Itu bakal meredam kecemasannya. Jadi, jangan ragu untuk bertanya pada teman yang galau apakah dia membutuhkan teman curhat. 

5. Galau kadang menjadi awal dari perubahan besar dalam hidup seseorang

5 Hal tentang Galau, Jangan Ejek Temanmu yang sedang Mengalaminyailustrasi berpikir (pexels.com/Ariel Paredes)

Seringnya temanmu galau barangkali membuat banyak orang meragukan kompetensinya sebagai orang dewasa serta dalam aspek-aspek lainnya. Ia terkesan selalu bimbang, terlalu sensitif, serta kurang berani mengambil tindakan.

Namun, setiap kegalauan itu cuma sementara, kok. Setelah masa yang menyiksa, orang akan beranjak dari galau yang dirasakannya. Memang tidak dalam sekejap, tetapi pikirannya akan lebih tenang dan tertata seiring waktu. Dengan begitu, suasana hatinya pun membaik.

Contohnya, ketika seseorang berhadapan dengan dua pilihan. Yaitu, bekerja sesuai passion tetapi besaran penghasilannya gak jelas atau mengambil pekerjaan lain yang gajinya lebih pasti. Dia tak mungkin selamanya terombang-ambing di antara dua pilihan tersebut. Begitu dia mantap memilih salah satu, ia berhenti galau dan mampu berfokus pada keputusan yang telah dibuat.

Terlepas dari orang yang galau sering mengunggah beragam status di media sosial yang mungkin bikin kamu kurang nyaman atau terasa lebay, jangan bersikap sinis. Tidak ada galau yang tak berakhir.

Kekacauan pikiran yang dialaminya merupakan tanda baik dari perkembangan dirinya. Jika hari ini ia galau oleh suatu masalah, di kemudian hari kecil kemungkinannya dia galau lagi oleh perkara serupa. Dia seperti sudah naik kelas selepas berhasil menyelesaikan satu ujian.

Baca Juga: 5 Alasan Logis Mengapa Hubungan Pertemanan Berakhir, Gak Galau Lagi

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya