5 Komentar tentang Pakaian yang Bikin Kepercayaan Diri Runtuh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat saudara atau teman membeli pakaian baru, dia mungkin akan mencobanya di depanmu. Kemudian, ia akan meminta pendapatmu atau justru kamu dengan tak sadar langsung mengomentari penampilannya. Apa yang biasanya dirimu katakan? Semoga kamu cukup mampu memikirkan dan mengendalikan ucapan, ya.
Jangan sampai perasaan bahagianya sehabis membeli pakaian baru seketika menguap gara-gara komentarmu yang tidak dipikirkan dulu. Seperti lima reaksi atau komentar di bawah ini yang bisa membuatnya kesal atau kehilangan kepercayaan diri, mengenai pakaian dan penampilannya.
1. "Warnanya gak cocok sama kulitmu."
Paling menjengkelkan apabila kamu memberikan komentar yang membuatnya serba salah dalam memilih pakaian. Misalnya, temanmu berkulit terang. Saat dia memilih pakaian berwarna kuning atau putih, kamu berkata ia kelihatan pucat sekali.
Sementara ketika dia mengenakan pakaian warna hitam, kamu bilang itu tampak terlalu kontras. Jadi, pakaian warna apa yang menurutmu pas untuknya? Jangan bikin dia bingung dan tidak puas dengan warna kulitnya, ya. Sebaiknya, kamu mendorongnya buat tetap percaya diri apa pun warna pakaian yang dipilih.
2. "Dipakai kamu, kok, jadi beda?"
Meski perbedaan yang kamu maksud dapat berarti pakaian itu terlihat lebih bagus saat dikenakannya, kemungkinan ini kecil. Untuk pakaian baru, biasanya kamu akan membandingkannya dengan saat pakaian itu dikenakan maneken atau model.
Tentu saja pakaian yang sama menjadi terlihat berbeda karena bentuk tubuh setiap orang tidak sama. Hal yang bikin dia kehilangan kepercayaan diri adalah semua pakaian yang dipromosikan tampak sempurna, saat dipakai model atau maneken. Dia menyimpulkan bahwa menurutmu, pakaian itu jadi kurang bagus ketika dikenakan olehnya.
Baca Juga: 5 Tips Menghindari Fast Fashion, Bijak Membeli Pakaian
Editor’s picks
3. "Kayaknya lebih bagus buat aku, deh."
Kamu terdengar terlalu percaya diri bila berkomentar begini. Sekaligus dirimu tanpa sadar telah merendahkan teman atau saudaramu. Kalau pakaian itu lebih bagus bila dikenakan olehmu, berarti menjadi lebih jelek saat dipakai orang lain.
Meski sesungguhnya kamu tertarik dengan pakaian itu, hindari berkomentar begini. Temanmu bahkan dapat mengira dirimu sangat berharap akan diberi pakaian itu. Padahal, itu pakaian yang dipilih dan dibelinya sendiri. Mungkin juga setelah ia menabung cukup lama.
4. "Bagaimana kalau kamu sedikit mengurangi atau menambah berat badan?"
Kenapa kamu malah mengomentari tubuhnya? Pakaian itu muat di badannya, kok. Meski mungkin agak kebesaran atau pas sekali, gak usah bawa-bawa soal fisiknya, deh. Semua orang bisa langsung overthinking.
Teman atau saudara yang sebenarnya tidak kelebihan berat badan pun dapat kehilangan nafsu makan. Sedang orang yang awet kurus merasa stres karena makan sebanyak apa pun tak juga menambah bobotnya. Fokuskan komentarmu di pakaiannya saja.
5. Kamu tidak percaya dengan merek dan harga pakaiannya yang mahal
Kalau kamu mengira pakaian murah dan tidak bermerek sebagai pakaian mahal bermerek terkenal, orang akan merasa tersanjung. Berarti, pilihannya tidak salah atau justru dirinya membuat pakaian itu tampak lebih berkelas.
Akan tetapi, apabila kamu tidak percaya dengan merek terkenal dan harga mahal yang disebutkan teman, rasanya menyedihkan dan memalukan. Sebaliknya, ia bisa jadi cemas, jangan-jangan kualitas pakaiannya di bawah standar merek dan harganya. Bisa jadi juga pakaian itu jadi terlihat kurang bagus, karena dia yang mengenakannya.
Ketika seseorang memamerkan pakaian barunya, suasana hatinya pasti sedang gembira. Hindari mengubah perasaannya menjadi negatif dengan komentar-komentar seperti di atas. Berikan pujian secukupnya dan tanyakan di mana ia membelinya. Dia pasti menjawabnya dengan antusias.
Baca Juga: 8 Tips Membeli Pakaian Bekas Import di Thrift Shop, Jangan Asal Beli!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.