8 Masalah Umum yang Dihadapi Penulis, Bikin Gak Percaya Diri Berkarya

Setiap pekerjaan pasti ada tantangannya. Demikian pula di balik karya tulis yang tersaji kerap ada masalah yang meresahkan penulis. Kalau keresahan itu terlalu kuat dan tak kunjung teratasi, ia bisa kesulitan dalam berkarya.
Pekerjaan yang cenderung dilakukan secara sendiri-sendiri membuat penulis terbelit masalah, tanpa punya teman yang membantu mereka untuk mengatasinya. Ikut komunitas menulis pun tak menjamin masalah terangkat, karena tergantung anggota yang lain mampu membantunya atau tidak. Mungkin hampir semua penulis pernah merasakan delapan persoalan berikut.
1. Pesimis bisa hidup dari karya
Dengan minat baca masyarakat yang masih kurang, harapan untuk dapat hidup dari menulis memang gak mudah terwujud. Namun, ini bukannya tidak mungkin karena tak sedikit pula orang yang menjadikan menulis sebagai pekerjaan utamanya.
Tinggal penulis mencari peluang sebanyak mungkin agar karyanya bisa dikenal masyarakat. Jangan lupa untuk selalu meningkatkan kemampuan menulis karena tak seorang pun mau membayar tulisan yang buruk. Bila produktivitas dalam berkarya terjaga, hidup dari menulis sangatlah mungkin.
2. Mudah terganggu oleh keadaan di sekitarnya
Ada penulis yang masih mampu bekerja dengan keberadaan orang lain di dekatnya. Akan tetapi, umumnya penulis bakal merasa kesulitan berkarya kalau orang di sekitarnya terlalu banyak dan gaduh. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan ketenangan.
Persoalannya, lingkungan terdekat belum tentu memahami kebutuhan penulis agar dapat bekerja dengan baik. Menulis dianggap sama dengan berbicara yang mudah dilakukan di tengah keramaian sekalipun. Padahal, menulis memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi.
3. Mengatasi suasana hati yang negatif dan rasa malas
Selain suasana di sekitar, penulis juga mudah terpengaruh oleh suasana hatinya sendiri. Fokus yang terpecah karena suasana hati lagi gak baik-baik saja membuat penulis sulit menuliskan isi pikirannya. Gagasan paling sederhana pun menjadi tak kunjung berhasil dituangkan dalam kata-kata.
Kalaupun suasana hati lagi baik, rasa malas bisa menguat. Mau membuka laptop saja rasanya ragu kemudian melakukan penundaan berkali-kali. Dari 24 jam waktu yang dimiliki boleh jadi penulis yang dikalahkan oleh rasa malas benar-benar mengurungkan niatnya buat menulis.
4. Gak percaya diri setelah membaca karya penulis lain
Mau tidak mau penulis memang harus rajin membaca. Akan tetapi, beberapa penulis terkadang malah insecure setelah membaca karya orang lain. Jangankan membaca isinya, melihat produktivitas sesama penulis saja sudah minder.
Ini terjadi karena ia sibuk membandingkan tulisan sendiri dengan karya orang lain. Semestinya penulis menempatkan diri sebagai pembaca ketika menikmati karya penulis lain. Cari informasi penting dalam tulisan itu atau nikmati alur ceritanya.
Ada waktunya untuk dia membaca dengan tekun dan santai. Ada juga saatnya ia menaruh bacaan dan berkonsentrasi penuh buat menghasilkan karyanya sendiri. Jika kedua peran tersebut dicampur aduk, membaca malah terasa membebani mental.
Editor’s picks
Baca Juga: 7 Macam Judul Clickbait, Ada yang Layak Dipakai Penulis
5. Merasa gak punya ide atau ide sudah basi
Ide pasti ada, hanya saja seorang penulis siap atau tidak untuk mengeksekusinya sekarang. Tidak apa-apa jika beberapa ide perlu disimpan dulu sampai ia siap mengerjakannya. Sementara itu, ide yang terasa basi dapat disebabkan oleh kurangnya mengembangkan sudut pandang.
Bayangkan ide sebagai sebuah bangun ruang dengan banyak sisi. Ide bakal terasa membosankan kalau banyak penulis menyorotnya dari sisi yang sama. Namun begitu sisi yang diangkat berbeda, gagasan yang sama akan terbaca lebih segar.
6. Tidak yakin bisa menulis dengan baik
Bukan cuma penulis pemula yang bisa merasa kemampuan menulisnya kurang. Penulis yang sudah memiliki jam terbang pun dapat sewaktu-waktu merasa ragu dengan skill-nya. Walau sebelumnya seorang penulis telah menghasilkan beberapa karya, dia dapat mendadak berhenti menulis ketika tidak yakin dengan kemampuannya sendiri.
Atau, ia tetap menulis tetapi tak memublikasikan hasilnya sementara waktu. Perasaan ragu dengan kemampuan diri dalam menulis hendaknya gak usah terlalu dipikirkan. Tetaplah menulis sedikit demi sedikit dengan kesadaran bahwa tugas seorang penulis memang menulis.
7. Sulit mengakhiri tulisan
Berbeda dengan poin sebelumnya, kali ini seorang penulis yang begitu asyik menulis justru kesulitan memberikan titik terakhir untuk karyanya. Padahal, ada syarat maksimal jumlah kata atau halaman agar naskah bisa diterbitkan. Ibarat orang yang berkendara, remnya blong sehingga kendaraan terus melaju.
Walaupun lancarnya ide patut disyukuri, penulis kudu tetap bijaksana. Hentikan dulu kegiatan menulis kemudian baca naskah dari awal. Boleh jadi isi tulisan sudah melebar ke mana-mana dan perlu dikerucutkan lagi sehingga lebih mudah buat mengakhirinya.
8. Tidak tahu cara terbaik untuk memublikasikan tulisannya
Selain menulis, tugas penulis berikutnya ialah mencari jalan terbaik untuk karyanya. Bagaimana supaya tulisannya dibaca oleh banyak orang dan penulis mendapatkan reward yang layak atas kerja kerasnya? Menulis untuk blog pribadi lama-kelamaan boleh jadi tak lagi memuaskan.
Penulis harus rajin mencari informasi tentang kanal-kanal yang tepat buat karyanya. Meski tulisannya bagus, salah memilih kanal hanya akan berujung penolakan atau sepinya pembaca. Penting untuk sering bertukar informasi dengan sesama penulis serta mengikuti akun media sosial dari media massa, penerbit, serta platform menulis.
Sulit atau mudahnya jalan untuk menjadi penulis yang produktif dipengaruhi oleh komitmen pribadi. Ambisi tidak perlu terlampau besar, terpenting bisa konsisten menulis. Kegalauan seorang penulis hanya dapat diobati dengan terus berkarya.
Jika penulis berhenti menulis dalam waktu lama, perasaan dan pikirannya malah akan terganggu. Pun makin lama berhenti menulis makin sulit pula buat kembali melakukannya di kemudian hari. Perlu sifat rajin dan sabar dalam berproses untuk menjadi penulis yang hebat.
Baca Juga: 5 Penyebab Writer’s Block, Musuh Besar Penulis
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.