5 Alasan Kita Gak Boleh Berusaha Membelokkan Mimpi Orang Lain 

Siapa tahu dia memang terlahir untuk mimpi itu 

Saat kita tahu orang terdekat kita seperti teman atau saudara sedang mengejar mimpi, sering kali tanpa sadar otomatis kita mencampuri. Bagus bila reaksi otomatis kita adalah memberinya dukungan. Tetapi tak jarang justru sebaliknya, seolah-olah hendak membelokkan mimpinya.

Dalih kita macam-macam, salah satu yang paling kerap dipermasalahkan adalah prospek di masa depan dan besarnya mimpi itu. Mulai sekarang, kita gak boleh lagi melakukannya. Kenapa? Berikut lima alasannya.

1. Kita gak tahu, mungkin saja dia memang dilahirkan untuk mimpi itu 

5 Alasan Kita Gak Boleh Berusaha Membelokkan Mimpi Orang Lain Unsplash.com/gabrielledawn

Posisinya yang masih di titik nol membuat kita belum punya gambaran sedikit pun kelak dia akan menjadi apa. Seorang pengusaha, pemimpin organisasi besar bahkan negara, penyair, koki ternama, atau yang lain.

Lalu bagaimana jika usaha kita membelokkan mimpinya berarti juga menjauhkannya dari takdir terbaiknya? Kita seperti sebatang pohon yang tumbang dan melintang di tengah jalan. Memaksanya mencari jalan lain yang ternyata tak pernah membawanya sampai ke tujuan yang seharusnya.

2. Kita juga gak bisa menyediakan mimpi yang lebih baik untuknya 

5 Alasan Kita Gak Boleh Berusaha Membelokkan Mimpi Orang Lain Unsplash.com/charbelaounlb

Sebelum kita merasa berhak untuk mengubah mimpi orang lain, seharusnya kita terlebih dahulu berkaca dan menyadari fakta ini. Kita hanya merasa tahu yang lebih baik untuknya.

Namun merasa tahu tidak pernah sama dengan benar adanya seperti itu. Bahkan jika kita yakin sekali punya mimpi lain yang lebih layak untuk dikejarnya, kita juga gak bisa menyediakan jalan yang lebih mudah untuk dilaluinya.

Kita hanya bisa menyuruhnya agar begini dan begitu. Tetapi tetap dia sendiri yang harus berdarah-darah, kan? Dan berdarah-darah di jalan yang bukan pilihannya sendiri akan membuat penderitaannya berlipat-lipat.

Baca Juga: 5 Dampak Buruk ketika Kamu Terlalu Berlebihan dalam Mengejar Mimpi

3. Usaha kita mengubah mimpinya terasa sebagai ketidakpercayaan akan kemampuannya 

5 Alasan Kita Gak Boleh Berusaha Membelokkan Mimpi Orang Lain Unsplash.com/gift_habeshaw
dm-player

Mungkin kita sendiri bahkan mengakuinya. Kita memang tidak percaya seseorang akan bisa meraih mimpinya. Orang lain barangkali bisa, tetapi tidak dengannya. Terlebih kita melihat betapa jauhnya mimpi itu dari kondisinya saat ini.

Pernahkah kita berpikir, betapa ketidakpercayaan atas kemampuan itu bisa amat melukai orang lain? Makin dekat hubungan kita dengannya, akan makin terasa menyakitkan. Sebagai orang terdekat, semestinya kita bisa bertindak lebih suportif.

4. Dia menetapkan suatu mimpi untuk dikejar juga bukan tanpa alasan 

5 Alasan Kita Gak Boleh Berusaha Membelokkan Mimpi Orang Lain Unsplash.com/wildlittlethingsphoto

Seberapa sering kita berusaha mengubah mimpi orang lain karena menuduhnya cuma main-main? Gak serius dalam memilih mimpi, mungkin cuma ikut-ikutan orang. Kadang-kadang, ini benar.

Memang ada yang mengejar mimpi hanya karena terpengaruh mimpi orang lain. Namun tidak adil bila lantas kita mencurigai semua orang seperti itu. Terlebih pada orang-orang terdekat.

Bila kita benar-benar mengenalnya, seharusnya kita tahu apa yang menjadi dasar keinginannya. Bahkan tanpa perlu dia memberi tahu. Kalaupun ragu, bertanya dan berusaha memahami serta menghargai jawabannya tentu jauh lebih baik.

5. Jika hal yang sama terjadi pada kita, apakah kita suka? 

5 Alasan Kita Gak Boleh Berusaha Membelokkan Mimpi Orang Lain Unsplash.com/samwermut1

Aturan main dalam hidup ini selalu sederhana. Perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Orang lain punya mimpi, kita juga. Pertanyaannya, apakah kita akan suka bila orang lain berusaha membelokkan mimpi kita?

Jujur saja, kita pun pasti akan terganggu bukan? Tidak terima, merasa kemampuan kita diragukan seperti dalam poin 3. Jadi mengapa kita perlu melakukannya pada orang lain? Bukankah hidup dia, dia yang menjalani?

Mungkin kita merasa tahu apa yang terbaik baginya. Namun selalu ingatkan diri kita, mustahil dia tidak tahu apa-apa tentang kemampuannya dan yang benar-benar menjadi panggilan hidupnya.

Kalaupun dia tak sepenuhnya tahu, kita pasti lebih tidak tahu lagi. Beri kesempatan semua orang di sekitar kita memilih dan mengejar mimpi masing-masing. Barangkali, suatu saat kita akan berbangga atas pencapaiannya.

Baca Juga: 5 Hal Sepele Ini Bisa Bikin Kamu Berhenti Mengejar Mimpi, Yuk Hindari!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya