5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Surat

Kadang gak semua masalah bisa selesai lewat chat aja

Mengirimkan surat permohonan maaf dengan tulisan tangan memang punya sisi positif. Biasanya, surat yang ditulis tangan lebih menunjukkan effort dari penulisnya. Artinya, ini dapat menjadi tanda kesungguhan seseorang yang meminta maaf.

Akam tetapi, di zaman yang serba praktis dan cepat seperti sekarang, sepertinya kamu perlu berpikir ulang bila hendak menulis dan mengirimkan surat permohonan maaf. Jawab dulu pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Apakah tulisanmu cukup rapi?

5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Suratilustrasi menulis (pexels.com/cottonbro)

Tulisan yang rapi tentu akan memudahkan penerima surat dalam membacanya. Sebaliknya, orang yang tengah kesal padamu barangkali bertambah sebal jika harus membaca surat dengan tulisan yang tidak jelas. 

Belum lagi adanya banyak coretan dan singkatan yang tak lazim. Jangan sampai hal-hal di atas justru membuatnya enggan membaca sampai selesai atau keliru memahami isinya. Juga hindari meminta orang lain dengan tulisan yang rapi buat menuliskan suratmu.

Kalau penerimanya tahu itu bukan tulisan tanganmu, dia malah bisa tidak berkenan. Orang yang menuliskan suratmu berarti tahu banyak tentang persoalan di antara kalian. Tulisan tangan yang semula dimaksudkan untuk memberi kesan lebih pribadi menjadi kacau sebab yang menulis justru orang lain.

2. Apakah ada halangan nyata yang membuatmu tak bisa langsung menemui atau menelepon seseorang?

5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Suratilustrasi menulis (pexels.com/Karolina Grabowska)

Meski surat dengan tulisan tangan bisa memberi kesan kesungguhan bahkan keromantisan, jangan lupakan tujuan utama kamu menulisnya. Kamu menulisnya dalam rangka meminta maaf. Sementara itu, permintaan maaf terbaik ialah yang dilakukan dengan sesegera mungkin dan langsung disampaikan pada orangnya.

Di zaman yang semodern ini, satu-satunya hambatan yang paling mungkin untuk kamu menelepon atau menemui seseorang hanya saat dirimu berada di penjara atau tempat yang sangat terpencil. Bila kamu tidak berada dalam kondisi seperti di atas, utamakan menemui langsung seseorang. Setidaknya, kamu bisa menelepon atau mengirim chat permintaan maaf.

3. Apakah suratmu akan sampai dengan cepat dan tepat pada penerimanya?

5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Suratilustrasi menulis (pexels.com/ANTONI SHKRABA)
dm-player

Secepat-cepatnya mengirim surat dalam bentuk kertas tetap lebih lama daripada telepon, chat, atau menemui seseorang. Jangan sampai lamanya waktu tiba suratmu membuat seseorang berpikir kamu sebenarnya tidak ingin meminta maaf.

Bahkan apabila surat permintaan maaf diperlukan untuk kepentingan yang lebih formal, misalnya terkait pekerjaan atau sebuah instansi, penggunaan surat elektronik lebih praktis. Makin cepat kamu meminta maaf, makin besar kemungkinan masalah selesai dengan baik.

Demikian pula apabila seseorang jarang di rumah atau pekerjaannya lebih banyak di lapangan. Jika kamu mengirimkan surat ke alamat rumah atau kantornya, boleh jadi dia baru akan membaca berhari-hari kemudian. Itu pun bila suratmu gak keselip.

Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Seseorang Menulis Surat Pribadi, Kamu Setuju?

4. Apakah penerimanya juga suka menulis surat?

5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Suratilustrasi persiapan menulis (pexels.com/Alena Darmel)

Walaupun bukan suatu keharusan, surat semestinya juga dibalas dengan surat. Pertanyaannya, apakah orang yang kamu tuju mau repot-repot melakukannya? Sedang terakhir ia menulis surat barangkali ketika bersekolah dalam praktik pelajaran Bahasa Indonesia.

Sekalipun dia tahu nomor teleponmu, ia mungkin enggan menjadi yang pertama menelepon atau mengirim chat. Bisa-bisa dia cuma membaca suratmu tanpa pernah meresponsnya. Kamu jadi tidak tahu apakah dia telah memaafkanmu atau belum.

5. Potensi kebocoran isi surat

5 Pertimbangan Saat Mau Tulis Permintaan Maaf Lewat Suratilustrasi membaca surat (pexels.com/Victoria Borodinova)

Kamu perlu lebih berhati-hati kalau dalam surat permohonan maafmu juga ada informasi-informasi penting. Misalnya, untuk menguraikan kesalahpahaman yang terjadi, kamu melampirkan sejumlah bukti yang seharusnya dijaga kerahasiaannya.

Sangat rawan apabila kamu mengirimkan semuanya melalui pihak ketiga. Apalagi jika kamu tidak menggunakan jasa ekspedisi yang profesional melainkan hanya menitipkannya pada seorang teman. Pilihan terbaikmu adalah menemui langsung seseorang dan membawa bukti-buktinya sendiri. Rahasia hanya menjadi milik kalian.

Disampaikan dengan cara apa pun, memang tidak mengubah niat baikmu dalam meminta maaf. Akan tetapi, jika ada cara yang lebih praktis, mengapa dibikin ribet? Apalagi bila kamu dan seseorang masih sering bertemu. Gak usah dibuat dramatis dengan surat-suratan segala. Langsung bicara saja.

Baca Juga: 5 Tips Kembalikan Mood dan Semangat yang Turun saat Menulis 

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya