8 Nasihat untukmu Melalui Quarter Life Crisis, Langsung Terapkan!
Unsplash.com/sajjadahmadi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buat kamu yang sedang mengalami krisis usia seperempat abad, perasaan sendirian dalam berjuang dan kekhawatiran gak akan berhasil mencapai harapan tentu kerap dirasakan. Belum lagi orang-orang di sekitarmu terasa terlalu banyak menuntut sekaligus menghakimi.
Pada titik tertentu, kamu mungkin merasa gak ada yang bisa memahamimu. Kalau kamu gak mendapatkan penguatan, bukan gak mungkin kamu akan menyerah. Biar kamu kuat menempuh proses dalam hidupmu, simak dan terapkan 8 nasihat berikut ini.
1. Terus nyalakan harapan sekalipun segala sesuatunya tampak mustahil
Unsplash.com/rfrsrhKadang duniamu memang gak baik-baik saja. Kamu mengalami kegagalan beruntun dan orang-orang yang sejak awal meragukanmu menjadi makin yakin mereka benar. Belum lagi situasi pandemi seperti sekarang membuatmu makin tertekan.
Meski begitu, tetaplah berusaha menumbuhkan dan merawat harapan sekecil apa pun itu. Sekalipun banyak orang mengatakan sesuatu gak mungkin, selalu katakan pada diri sendiri bahwa segalanya mungkin-mungkin saja.
Hanya karena saat ini kamu gak tahu dengan cara apa harapan itu bisa terwujud, bukan berarti memang gak bisa diwujudkan. Lagi pula, kamu gak pernah sepenuhnya sendirian dalam berusaha. Ada ‘tangan-tangan’ lain yang akan membantumu mewujudkannya.
2. Jangan biarkan penilaian orang lain terlalu mengganggumu
Unsplash.com/realbenchHari-harimu dikelilingi banyak orang. Akibatnya, kamu mungkin mendengar terlalu banyak suara. Termasuk, penilaian-penilaian mereka atas dirimu sekalipun kamu gak memintanya.
Tentu kamu akan merasa baik-baik saja jika mendapatkan penilaian yang positif. Namun bagaimana jika sebaliknya, banyak orang mengatakan hal-hal yang kurang baik tentangmu? Ketahuilah, ada kalanya kamu perlu menutup telinga.
Pastikan kamu hanya memedulikan penilaian-penilaian yang punya dasar kuat dan bagus untuk perbaikan dirimu. Bukan memikirkan semuanya termasuk yang menyebutmu gak keren hanya karena perbedaan selera fesyen, misalnya. Siapa peduli? Jangan buang-buang energimu.
3. Masa muda gak selamanya, jadi fokus saja pada hal-hal yang penting
Unsplash.com/thaiphirun_hulMasa muda selalu penuh godaan. Akan sulit untukmu memusatkan energi hanya pada hal-hal yang benar-benar penting bila kamu gak pernah ingat akan datangnya masa tua. 30 atau 40 tahun lagi mungkin terdengar amat jauh dari sekarang.
Akan tetapi coba ingatlah betapa cepatnya tahun baru datang atau pertambahan usiamu. Rasanya baru kemarin merayakan ulang tahun, sekarang sudah ulang tahun lagi. Maka 30 atau 40 tahun lagi gak akan sejauh yang kamu bayangkan.
Daripada menyesal, lebih baik maksimalkan masa mudamu untuk mempersiapkannya. Meski mungkin itu membuatmu tampak kurang asyik di mata teman-temanmu.
4. Bekerja lebih keras ketimbang teman-temanmu bukanlah sesuatu yang memalukan
Unsplash.com/richardworksCerita hidupmu gak pernah sama dengan cerita hidup orang lain. Kamu mungkin merasa gak seberuntung teman-temanmu yang banyak mendapatkan dukungan finansial dari orang tua. Mereka juga bekerja, tetapi gak perlu sekeras kamu.
Mereka bahkan sudah punya rumah dan kendaraan dari pemberian orang tua. Sementara kamu masih harus bekerja membanting tulang demi kehidupan yang jauh lebih sederhana.
Editor’s picks
Jangan sedih. Tetaplah bekerja segiat biasanya. Gak perlu berlagak kaya. Kamu bisa mandiri saja sudah luar biasa. Selebihnya, akan ada saat yang tepat untukmu bisa memiliki apa-apa yang diinginkan.
Baca Juga: 5 Tips Tetap Tangguh dan Waras Berada dalam Badai Quarter Life Crisis
5. Jangan jadikan orang-orang tersayang sebagai beban karena perpisahan hanya soal waktu
Unsplash.com/mato96Buat kamu yang baru menjadi orangtua, kerepotan memiliki anak kecil mungkin kadang sampai membuatmu ingin lenyap sejenak dari ribet dan ributnya hari-harimu. Begitu juga bila kamu memiliki orangtua yang sudah sakit-sakitan.
Gak mudah memang. Ada konflik-konflik kecil yang tetap saja menguras emosi. Namun ingatlah untuk tetap menahan diri. Gak ada yang tahu kapan anugerah kebersamaan dengan orang-orang terkasih harus berakhir. Jangan sampai kamu menyesal.
6. Berjuanglah dengan hati gembira, sebab itulah kekuatan terbesarmu
Unsplash.com/el9thSesekali merasa lelah dalam berjuang tentu wajar. Namun jangan biarkan kamu terbelenggu perasaan terpaksa dalam memperjuangkan masa depanmu sendiri. Ini hidupmu.
Baik atau buruknya hasil perjuanganmu, kamu sendiri yang akan merasakannya. Jika kamu berjuang dengan perasaan terpaksa, hasilnya gak akan baik. Sebaliknya, perasaan gembira akan memaksimalkan setiap usahamu.
7. Jadikan rasa takut teman seperjalanan untukmu mengantisipasi hal-hal buruk
Unsplash.com/dejan_kideMelawan rasa takut sering dianjurkan supaya kamu berani memulai sesuatu. Namun sebenarnya, sekadar mengalahkan rasa takut justru kurang bijaksana. Sebab rasa takutmu muncul bukan tanpa alasan.
Akan lebih baik bila kamu menganalisis apa-apa yang membuatmu merasa takut. Jika memang ada kemungkinan-kemungkinan buruk atau risiko dari pilihan yang akan kamu ambil, kamu jadi bisa mengantisipasinya sejak sekarang.
8. Jangan malu dengan hasil kerja kerasmu, semua orang punya perjalanan masing-masing
Unsplash.com/alexmotocKamu mungkin diam-diam sering merasa minder dan sedih saat melihat beberapa temanmu tampaknya sudah hidup mapan. Karier mereka memelesat, sementara kamu masih begini-begini saja.
Kerisauanmu wajar. Akan tetapi jangan sampai itu membuatmu gak menghargai hasil kerja kerasmu ya? Toh, kamu gak hanya berpangku tangan. Namun urusan hasil memang bukan kuasamu, kan?
Semua orang punya waktu masing-masing. Jaga rasa banggamu akan hasil kerja kerasmu. Kurangi membandingkan kehidupan sendiri dengan kehidupan orang lain. Fokuslah pada perjalananmu. Kamu akan sampai.
Itulah 8 nasihat buat kamu yang sedang bergulat dengan krisis usia seperempat abad. Boleh juga lho, kamu bagikan ke teman-temanmu biar kalian bisa semangat bareng!
Baca Juga: 6 Film Inspiratif yang Bikin Kamu Siap Hadapi Quarter-Life Crisis
Marliana Kuswanti
Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
