6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepat

Fondasinya diutamakan, atap diletakkan terakhir

Rumah tak ubahnya kehidupan manusia. Kamu ada di dalam sebuah rumah, seperti adanya dirimu dalam kehidupan ini. Maka, melihat proses pembangunan rumah seharusnya mengingatkanmu tentang bagaimana hidupmu perlu dibangun.

Kamu tidak boleh tergesa-gesa ketika kamu menginginkan segala proses dalam hidupmu dapat berjalan serba cepat. Pikirkan baik-baik pelajaran hidup dari pembangunan sebuah rumah lewat sederet inspirasi berikut agar kamu dapat menjalani kehidupan dengan lebih bersabar.

1. Rumah tidak dibangun dari atap, tapi fondasinya dulu

6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepatilustrasi membangun rumah (pexels.com/Ron Lach)

Atap adalah puncak dari sebuah rumah. Sama halnya dengan puncak hidupmu yang tidak bisa diraih dalam sekejap. Ada tahapan-tahapan yang harus kamu lalui seperti ketika dirimu membangun semua rumah.

Kamu memulai semuanya dari bagian paling dasar, yaitu fondasi rumah atau fondasi untuk keberhasilanmu kelak. Meski fondasi tidak terlihat setelah rumah jadi, pembuatannya harus benar agar rumahmu berdiri dengan kuat. Jika fondasi dan dinding kuat, atap pun aman buat dipasang di atasnya.

Fondasi dari pencapaian tertinggimu kelak ialah semua yang dipelajari dan dilakukan hari ini. Jadi, meski hasil yang besar belum juga diperoleh, jangan main-main dalam berupaya serta belajar. Rumah dengan fondasi yang tidak kuat akan membuat dinding mudah retak, lantai amblas, sampai semuanya runtuh sekaligus.

2. Perencanaan amat penting

6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepatilustrasi arsitek (pexels.com/Suriyo Munkaew)

Tidak ada rumah yang dibangun tanpa perencanaan. Ini penting untuk memastikan keamanannya, memaksimalkan tanah yang ada, menentukan waktu pengerjaan, dan menghitung biaya. Meski perencanaan hidup tak perlu sedetail perencanaan dalam membuat rumah, bukan berarti bagian ini boleh kamu lewatkan.

Hidup tanpa perencanaan sama sekali adalah kekacauan. Kamu tidak boleh menjalani hidup sekadar seperti air yang mengalir. Buatlah rencana terbaik buat masa depanmu. Meski jalannya kehidupan tidak dalam pengaturanmu, rencana memudahkanmu mengantisipasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dan mengarahkan hidupmu ke arah yang jelas.

3. Kehati-hatian menentukan hasil

6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepatilustrasi membangun rumah (pexels.com/Monica Silvestre)

Hati-hati itu penting. Apalagi dalam membangun rumah yang di bawahnya sejumlah orang akan berlindung dari hujan dan angin kencang. Tanpa kehati-hatian saat proses pembangunan, rumah akan membahayakan pekerja bangunannya maupun penghuninya.

dm-player

Rumah dapat runtuh sebelum maupun setelah pembangunan selesai. Tentunya kamu tak ingin kehidupanmu mendadak ambruk oleh sikap sembrono, bukan? Kalau begitu, berpikirlah sebelum melakukan apa saja buat meminimalkan potensi bahaya.

Baca Juga: 5 Bentuk Rasa Syukur terhadap Kehidupan yang Dijalani

4. Tidak bisa dibangun dalam semalam

6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepatilustrasi pekerja konstruksi (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Rumah tipe 36 sekalipun perlu waktu lebih dari sebulan dalam pembangunannya. Apalagi rumah yang jauh lebih besar. Oleh sebab itu, segala keinginan yang diraih dengan cara instan menjadi tak masuk akal sehingga kamu perlu berproses lebih sabar.

Pekerja bangunan memasang baut dan paku satu per satu. Mereka juga mendirikan dinding sebata demi sebata. Bangunlah hidupmu dari setiap langkahmu karena lompatan terjauhmu pun tak akan membuatmu mampu menyeberangi lautan.

5. Bukan cuma soal keinginan, melainkan juga ukur kemampuan

6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepatilustrasi pasangan (pexels.com/Maria Ovchinnikova)

Kamu mungkin mengimpikan rumah tiga lantai lengkap dengan kolam renang pribadi. Namun, kenyataannya kemampuanmu cuma membeli rumah satu lantai berukuran mungil. Apakah perbedaan antara ekspektasi dengan kenyataan ini perlu menghapus rasa syukurmu? Masih lebih baik kamu berhasil punya rumah sendiri meski kecil.

Hal itu pula yang harus kamu ingat saat keinginanmu dalam hidup tak tercapai. Kamu perlu melihat kembali ke dalam diri dan mengukur kemampuanmu. Meski kamu bisa berupaya semaksimal mungkin, akui bahwa kemampuanmu ada batasnya. Jika sesuatu yang diinginkan di luar kemampuanmu, ikhlaskanlah.

6. Butuh kerja sama banyak orang untuk membangunnya

6 Pelajaran Hidup dari Proses Pembangunan Rumah, Gak Bisa Cepat-cepatilustrasi pekerja konstruksi (pexels.com/Antony Trivet)

Rumah dibangun dengan kerja sama begitu banyak orang sekalipun seluruh biayanya dari kamu. Uang saja tidak bisa membuat rumahmu berdiri. Begitu pula dalam hidup. Meski ini hidupmu, kamu gak bisa melepaskan diri dari kebutuhan akan bantuan orang lain dalam setiap hal yang ingin diraih.

Tidak tepat apabila kamu menjadi pribadi yang amat egois seakan-akan khawatir orang lain hanya hendak memanfaatkanmu. Dengan atau tanpa disadari, kamu juga selalu memerlukan orang lain untuk mendapatkan keinginanmu. Menolak bekerja sama berarti membuat hidupmu berjalan di tempat; tak maju-maju.

Rumah yang berkualitas dibangun dengan memperhatikan keenam inspirasi di atas. Begitu pula kalau kamu mau kehidupanmu baik. Hindari mencoba cara instan dalam meraih mimpimu sebab mungkin saja itu malah menghancurkan seluruh bayangan indahmu. Sabar, tekun, dan kooperatif menjadi kunci sukses dalam kehidupan.

Baca Juga: 5 Cara Bikin Beban Hidup Terasa Begitu Ringan, Nikmati Hidup!

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya