6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?

Bisa kok, belajar agar lebih mudah bahagia

Kepribadian melankolis memang membuat orang lebih sensitif. Segala hal terlalu dipandang dari sisi kurangnya, sangat detail, dan dipikirkan secara mendalam. Sesuatu yang terasa biasa bagi kebanyakan orang dapat dirasakannya sebagai kesedihan atau mengganggu pikiran.

Ini sebabnya pribadi yang melankolis lebih sering terlihat murung daripada ceria. Namun, tipe kepribadian lain pun bisa saja tampak kurang bercahaya dan terkesan angker. Baik pada individu dengan kepribadian melankolis maupun yang lain, sulitnya tampil lebih riang bisa disebabkan oleh enam penyebab berikut.

1. Kurang bercanda

6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?ilustrasi teman-teman (pexels.com/Elle Hughes)

Bercanda kelihatannya mudah. Namun, ternyata tidak semua orang mampu melakukannya secara otomatis. Jangankan melucu, kepekaannya pada candaan orang lain pun rendah.

Dia terlalu serius. Pikiran dan perasaannya menjadi tegang terus. Hidup jadi terasa kurang menyenangkan sehingga memasang wajah gembira rasanya tidak masuk akal.

2. Kurang berteman

6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?ilustrasi teman-teman (pexels.com/Athena)

Jika teman saja tidak punya, dia mau bercanda dengan siapa? Apalagi kalau dengan saudara pun ia gak akrab, hari-harinya pasti terasa sangat suram. Makanya, punya kawan itu penting sekalipun jumlah teman yang dibutuhkan setiap orang berbeda-beda.

Misalnya, orang yang ekstrover merasa 100 teman pun masih kurang. Akan tetapi, orang introver sudah merasa cukup dengan 5 sampai 10 teman asalkan hubungannya mendalam. Orang yang lebih sering murung berarti kebutuhannya akan teman belum terpenuhi.

Dengan kehadiran teman, kita tidak hanya bisa bersenda gurau. Namun juga saling bertukar pikiran. Beban hidup menjadi terasa jauh lebih ringan.

3. Kurang memahami dan mengendalikan keinginan

6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?ilustrasi murung (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Orang yang tidak memahami keinginannya sendiri pasti hidup dalam kebingungan. Banyak pertanyaan dalam dirinya yang tidak terjawab. Ia berusaha keras untuk memikirkan solusi sampai lupa tersenyum.

Akan tetapi, menemukan keinginan saja belum cukup buat bikin seseorang lebih bahagia. Bila keinginan terlalu banyak dibandingkan kemampuan dalam mewujudkannya, dia malah tambah stres. Oleh sebab itu, keinginan perlu diketahui dengan jelas sekaligus dibatasi supaya tak membuat repot diri sendiri.

dm-player

Baca Juga: 5 Hal yang Membuatmu Gagal Menjaga Suasana Hati, Murung Seharian

4. Kurang waktu dan apresiasi untuk diri

6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?ilustrasi murung (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kian sibuk seseorang, sering kali cahaya di wajahnya juga kian redup. Bukan berarti kita harus menjauhi kesibukan dan hidup bermalas-malasan. Akan tetapi, atur kesibukan itu agar kita masih punya cukup waktu untuk beristirahat.

Bukan sekadar buat tidur, tetapi juga melepaskan pikiran dari ketegangan. Jangan lupa untuk mengapresiasi setiap hal yang telah dilakukan. Sekalipun hasilnya belum memuaskan, setidaknya kita gak berpangku tangan.

5. Kurang meyakini hubungan sebab dan akibat

6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?ilustrasi murung (pexels.com/Đặng Hưng)

Orang yang murung biasanya mencemaskan banyak hal. Contohnya, mengkhawatirkan kerja kerasnya tidak memberikan hasil apa-apa. Itu artinya, usahanya bakal sia-sia.

Padahal, di dalam hidup ada hukum sebab dan akibat. Hasil akan diperoleh dari usaha, meski ada pula sesuatu yang murni pemberian. Maka jika kita sudah berupaya dengan maksimal, seharusnya tak perlu lagi terlalu cemas akan hasilnya nanti.

6. Kurang menyadari batas kepemilikan

6 Penyebab Orang Lebih Sering Murung ketimbang Ceria, Melankolis?ilustrasi murung (pexels.com/Jefferson Palomique)

Manusia tidak bisa memiliki apa pun yang ada di dunia ini untuk selama-lamanya. Bahkan kita tak mampu menahan nyawa sendiri bila Tuhan sudah berkehendak mengambilnya kembali. Batas kepemilikan ini wajib sungguh-sungguh dipahami agar kita lebih ringan dalam menjalani hidup.

Saat sesuatu terlepas dari tangan kita atau seseorang meninggalkan kita, rasa duka menjadi tak berlarut-larut. Kita selalu dalam keadaan sadar bahwa apa pun yang hilang memang bukan milik sendiri. Kita cuma diberi kesempatan untuk memegang atau menjaganya sementara waktu.

Keceriaan yang dipaksakan tak akan bertahan lama. Bahkan dapat menimbulkan luka yang lebih besar jika penyebab kemurungan tidak diatasi dengan tepat. Kenali sebab kurangnya rasa senang dan lepas dalam menjalani hidup agar kita lebih mudah berbahagia.

Baca Juga: 5 Tips Bangkit dari Berbagai Kesedihan, Jangan Murung Terus

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya