5 Peribahasa dengan Kata 'Kayu', Ajarkan Perbedaan

Belajar lebih bijak dengan tahu maknanya

Kita tentu kerap mendengar peribahasa yang menggunakan bagian dari pohon. Misalnya, bagai air di daun talas yang berarti tidak tetap pendirian. Atau peribahasa tiada rotan, akar pun jadi yang bermakna jika tidak ada yang baik, yang kondisinya kurang baik pun bisa menggantikannya.

Namun, peribahasa dengan bagian batang atau kayu lebih jarang kita dengar. Padahal, peribahasa yang memakai kata 'kayu' cukup banyak. Di antaranya lima peribahasa dengan kata 'kayu' berikut ini, mari cari tahu maknanya agar berguna dalam kehidupan kita.

1. Adakah kayu di rimba sama tinggi

5 Peribahasa dengan Kata 'Kayu', Ajarkan Perbedaanilustrasi perbedaan (pexels.com/cottonbro studio)

Peribahasa ini mengandung makna perbedaan yang tak terelakkan di dunia ini. Ada orang yang pandai, ada pula orang yang bodoh. Ada orang kaya, ada juga orang miskin.

Bukan cuma soal kedudukan sosial ekonomi, dalam setiap hal pun kita tak sama dengan orang lain. Itu sebabnya seharusnya kita tidak lagi meributkan perbedaan. Perbedaan bukan hal baru di dunia ini. Bahkan perbedaan menjadi cara kehidupan mencapai keseimbangannya.

2. Di mana kayu bengkok, di sanalah musang meniti

5 Peribahasa dengan Kata 'Kayu', Ajarkan Perbedaanilustrasi pencuri (pexels.com/Victoria Rain)

Apa pun yang dimiliki wajib dijaga sebaik mungkin. Sebab seperti arti peribahasa ini, yaitu di tempat yang tak terjaga, di situlah pencuri akan datang. Kita tidak boleh lengah!

Meski begitu, jangan keliru mengartikan peribahasa ini sebagai sikap pelit. Justru dengan kita menjaga sebaik-baiknya apa yang dimiliki, kita bisa berbagi pada orang yang tepat. Bukan malah menguntungkan maling.

3. Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berjasa

5 Peribahasa dengan Kata 'Kayu', Ajarkan Perbedaanilustrasi mengajar (pexels.com/Max Fischer)

Walau kehidupan di dunia terbilang singkat sampai diibaratkan sekadar mampir minum, pastikan kita tetap menjadi orang yang bermanfaat. Selama kita masih diberi usia, gunakan untuk berbuat baik pada diri sendiri dan masyarakat.

dm-player

Keinginan buat menjadi manusia yang berguna bukanlah mimpi yang muluk. Semua orang kudu menginginkannya. Toh, berbuat baik pada diri sendiri dan masyarakat dapat dengan cara sederhana. Contohnya, meniatkan apa pun pekerjaan kita untuk kebaikan sesama.

Baca Juga: 5 Peribahasa Jawa Ini Gambarkan Pesan Moral Payback: Money and Power

4. Utang kayu ara

5 Peribahasa dengan Kata 'Kayu', Ajarkan Perbedaanilustrasi kehabisan uang (pexels.com/Nicola Barts)

Peribahasa ini bermakna utang yang tidak akan dibayar. Mengapa bisa begitu? Penyebab utang tak pernah dilunasi bisa karena seseorang sungguh-sungguh tidak mampu. 

Dapat pula karakter orangnya memang begitu, suka berutang tapi melupakan kewajibannya buat membayar. Penyebab ketiga, utang budi yang balasannya sukar diukur.

Untuk mencegah rasa kecewa akibat utang tak dibayar, berbuat baiklah dengan ikhlas. Untuk pertolongan berupa uang, lebih baik memberi semampumu daripada kasih pinjaman besar tapi gak bakal dikembalikan.

5. Besar kayu, besar bahannya

5 Peribahasa dengan Kata 'Kayu', Ajarkan Perbedaanilustrasi belanja (pexels.com/Tim Douglas)

Maksud peribahasa ini ialah makin banyak penghasilan, makin banyak pula belanjanya. Ini merupakan hal wajar. Saat penghasilan kita meningkat, apa-apa yang dahulu sebatas keinginan berubah menjadi kebutuhan.

Kita mulai membeli lebih banyak hal. Termasuk peralatan elektronik di rumah yang membuat pengeluaran untuk listrik melonjak. Namun, jangan jadikan peribahasa ini sebagai pembenaran buat bersikap boros.

Sekalipun pengeluaran bertambah, jatah untuk tabungan dan investasi harus pula dinaikkan. Perbandingan antara ketiganya minimal sama dengan saat pendapatan kita masih kecil. Syukur-syukur masih lebih besar pos tabungan dan investasi.

Peribahasa bukan sekadar kata-kata yang dirangkai dengan indah. Di dalamnya terdapat makna yang mengajarkan kita tentang banyak hal. Semoga kita dapat menerapkan pelajaran dari kelima peribahasa di atas dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: 5 Peribahasa Korea yang Maknanya Sama dengan Peribahasa Indonesia

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya