5 Persepsi Kebahagiaan yang Bikin Menderita, Hindari!

Bahagia atau tidaknya dirimu sering kali disebabkan oleh cara kamu memersepsikan kebahagiaan. Cara pandang yang kurang tepat tentangnya membuat kebahagiaan sukar diperoleh. Bahkan demi bahagia saja, dirimu bisa mengeluarkan banyak ongkos tanpa hasil yang sepadan.
Bahagia seharusnya mudah dan murah asalkan kamu memersepsikannya dengan tepat. Jauhkan diri dari persepsi kebahagiaan seperti berikut ini supaya kegembiraan mendekat. Waspadai hal-hal yang terdengar benar, tetapi sesungguhnya keliru.
1. Jika ada orang lain yang lebih bahagia, berarti kamu kalah
Dengan cara apa kamu mengukur kebahagiaan diri sendiri, kebahagiaan orang lain, lantas membandingkannya? Ketiga hal di atas sebetulnya tak mungkin dilakukan. Dirimu hanya mengira-ngira dan selalu menempatkan kebahagiaan sendiri di bawah kebahagiaan orang lain.
Padahal, kebahagiaan kalian berada dalam diri masing-masing. Rasa bahagia orang lain seharusnya sama sekali tak mengurangi rasa bahagiamu. Kalian punya sebab kebahagiaan yang berbeda.
2. Perbuatan orang lain bisa merampas seluruh kebahagiaanmu
Ucapan dan tindakan orang lain memang dapat mengurangi kebahagiaanmu. Akan tetapi, tidak akan sampai merampas seluruhnya. Kebahagiaanmu menyerupai sebuah pohon.
Akarnya menancap di dalam dirimu. Orang lain hanya bisa memangkas sebagian kecil rantingnya. Namun, mereka tak akan pernah mampu mencabut akarnya sekalian. Sekali lagi, persepsi kebahagiaan adalah kamu sendiri yang membuat.
3. Bahagia baru diperoleh bila kamu membahagiakan orang lain
Editor’s picks
Membahagiakan orang lain merupakan tindakan yang mulia. Hanya saja, kamu juga tak akan dapat melakukannya tanpa modal rasa bahagia dalam dirimu. Sama seperti orang yang tidak membawa sumber cahaya gak mungkin memberikan terang pada orang lain.
Kebahagiaan yang kamu berikan pada orang lain memang akan memantul kembali padamu. Akan tetapi, kerja besar ini memerlukan kekuatan yang luar biasa. Bahagialah dulu agar kamu mampu membahagiakan orang lain dan kian bertambah rasa penuh dalam dirimu.
Baca Juga: 5 Sebab Gak Kunjung Menemukan Kebahagiaan dalam Kesederhanaan
4. Membahagiakan diri sendiri sama dengan egois
Ada perbedaan mendasar antara membahagiakan diri dengan sifat egois. Kamu sangat bisa membuat diri bahagia tanpa kehilangan kepedulian pada orang lain. Caranya, dengan tidak mengorbankan orang lain demi kebahagiaanmu.
Dengan diri yang bahagia, kamu bahkan dapat berbagi kebahagiaan pada sesama seperti dalam poin 3. Nah, kalau kamu egois, semua hal selain kebahagiaanmu menjadi tidak penting bagimu. Dirimu bahkan tega membuat orang lain menderita untuk mencapai keinginanmu.
5. Bahagia harus berlimpah materi atau justru menjauhinya
Kamu gak perlu mengambil langkah ekstrem untuk merasakan kebahagiaan. Ambillah jalan tengah dalam hal apa pun, termasuk materi. Carilah kekayaan tanpa menjadi serakah dan merasa cukuplah dengan apa yang diperoleh melalui usaha maksimal lagi baik.
Bila materi menjadi satu-satunya ukuran kebahagiaan, sebanyak apa pun harta yang dimiliki akan terus terasa kurang. Sementara itu, menjauhi materi juga menimbulkan penderitaan di dunia. Kamu gak perlu bersikap anti terhadap kekayaan.
Apabila persepsi kebahagiaan yang telah kamu ambil tepat, bahagia otomatis dirasakan. Tentu tidak ada kebahagiaan yang stabil. Bahagiamu tetap ada pasang dan surutnya, tetapi tak sampai membuatmu merasa amat menderita.
Baca Juga: 5 Alasan Perlu Berempati terhadap Kebahagiaan Orang Lain
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.