7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!

Produk dibutuhkan, tapi saingannya banyak

Usaha di bidang makanan terbilang menjanjikan karena produknya selalu dibutuhkan orang. Namun, persaingannya juga ketat saking banyaknya orang yang berjualan makanan. Meski begitu, gak ada salahnya untukmu mencoba meramaikannya. Siapa tahu, rezekimu paling banyak dari sini. 

Sebagai pemula yang sama sekali belum memiliki pengalaman berdagang makanan, kamu perlu lebih cermat dalam perencanaan. Harapannya, usahamu punya fondasi yang kuat sehingga mampu bertahan sampai mencetak keuntungan yang lebih besar dan stabil. Jangan belum memulai, kamu sudah berpikir toh nanti bisa ganti-ganti jenis makanan.

Pembeli biasanya paling malas dengan pedagang yang tidak konsisten, apalagi terkait jenis dagangannya. Jangan buat mereka kecewa karena saat datang lagi, dirimu sudah menjual makanan yang berbeda. Yuk, jawab dulu tujuh pertanyaan ini dengan pertimbangan yang matang.

1. Mau makanan basah atau kering?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi menata buah (pexels.com/Rossella Fasoli)

Perbedaan makanan basah dan kering terutama pada tekstur dan daya simpannya. Cepatnya makanan basah rusak perlu diantisipasi olehmu yang belum memiliki pengalaman berdagang makanan sama sekali. Ruang penyimpanan, pengemasan, dan penjualannya mesti diperhatikan betul.

Jika ingin mengurangi risiko, makanan kering lebih tepat untuk memulai usahamu. Biasanya usaha tidak langsung ramai. Produk makanan kering dapat disimpan lebih lama. Tapi bila kamu tetap ingin membuka usaha makanan basah, promosinya harus gencar dan jangan menyediakan terlalu banyak produk. Nanti produk bisa ditambah sedikit demi sedikit jika respons pembeli bagus.

2. Bikin sendiri atau menjualkan produk orang lain?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi membuat mi (pexels.com/Ron Lach)

Selain jenis makanannya basah atau kering, kamu juga harus memutuskan mau menjual produk buatan sendiri atau orang lain. Gak bisa masak bukan berarti kamu tidak mungkin punya usaha makanan. Sebab, produsen pun belum tentu bisa menjual sendiri produk-produknya. Maka dari itu, kamu harus mengenali betul kemampuanmu dalam memasak dan menjual.

Mana yang paling dapat diandalkan dari kedua hal tersebut? Kalau keduanya seimbang, dirimu bisa membuat serta menjual sendiri hasil masakanmu. Namun, jika kamu lebih jago menjual, bantu produsen saja buat memasarkan produk mereka. Ini lebih minim risiko selama barang yang tidak laku bisa dikembalikan. Kamu juga gak terlalu capek serta dapat mempelajari dulu selera pasar dan cara promosi yang menarik. 

Baca Juga: 5 Tantangan yang Dihadapi Pemula saat Jualan di TikTok Live

3. Kalau bikin sendiri, PO atau setiap hari menyediakan?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi membuat kue (pexels.com/Gustavo Fring)

Bila latar belakangmu ingin berjualan makanan karena hobimu memasak, tidak ada salahnya mewujudkannya. Namun, pikirkan baik-baik sistemnya. Apakah pembeli mesti memesannya dulu atau produk tersedia sewaktu-waktu? Ini berkaitan erat dengan jenis makanannya basah atau kering.

Untuk makanan kering, menstoknya gak masalah, seperti kue-kue kering yang dijual kiloan. Namun untuk makanan basah, risikonya terlalu besar buat pemula kalau kamu tidak menerapkan sistem pre-order atau PO. Bahkan meski sebelumnya dirimu pernah bekerja di restoran atau toko roti ternama, mendirikan usaha sendiri cukup berbeda. Cegah kerugian selagi dapat.

4. Bisa gak jaga konsistensi rasa?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi memasak (pexels.com/Bulat Khamitov)

Masih untukmu yang hendak memasak sendiri, pastikan soal rasa sudah konsisten. Kamu punya takaran bumbu yang pasti untuk setiap jenis masakan, termasuk mempertimbangkan kualitas bahan.

Misalnya, sekilo cabai yang sangat bagus sudah pedas untuk masakan. Namun, sekilo cabai yang kecil-kecil belum terasa pedas buat porsi masakan yang sama. Kamu harus tahu kapan perlu mengubah takaran supaya rasanya selalu pas. Konsumen mudah sekali beralih ke rumah makan lain jika rasa menu berubah-ubah. Bagi mereka, itu seperti bertaruh. Mereka bakal dapat masakan yang enak sesuai keinginan atau tidak.

5. Siapa target pasarnya?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi membuat roti (pexels.com/Felicity Tai)

Berjualanan makanan di lingkungan sekolah dan kampus tentu tidak bisa disamakan dengan lingkungan perkantoran. Kemampuan mereka dalam membayar makanan berbeda. Uang saku murid atau mahasiswa biasanya terbatas. Lain dengan pekerja yang sudah punya gaji sendiri.

Bisa juga target pasarmu adalah teman-teman arisan dari kalangan menengah ke atas. Kalau begini, dirimu bisa menawarkan produk makanan berbahan premium. Harga yang lebih mahal tidak menjadi soal. Intinya, jangan sampai kamu salah menetapkan harga untuk target pasarmu. Harga yang dianggap terlalu mahal bikin daganganmu sepi peminat.

6. Aman untuk dikirim ke luar kota atau tidak?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi paket makanan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Untuk makanan yang akan dikirim ke luar kota, daya simpannya harus sangat diperhatikan. Juga teknik pengemasannya agar steril serta kualitas makanan tetap baik saat sampai di tujuan. Kamu pun kudu survei jasa ekspedisi yang tepat dan tersedia di kotamu.

Tambahan biaya pengiriman juga mesti dihitung. Untuk usaha baru, harga produk ditambah biaya pengiriman sebaiknya tetap lebih murah daripada produk sejenis di kota tujuan. Jika harga menjadi lebih mahal, kecil kemungkinan produkmu akan laku meski rasa enak dan daya simpannya lama.

7. Perlukah langsung mempekerjakan orang?

7 Pertanyaan Dasar untukmu yang Ingin Jualan Makanan, Cegah Rugi!ilustrasi memasak (pexels.com/Creative Vix)

Keputusan ini amat ditentukan oleh konsep usahamu. Apabila konsepnya adalah kamu masak di tempat, maka dirimu memerlukan minimal satu orang buat membantu. Misalnya, kamu mau buka warung nasi goreng. Jika dirimu sibuk memasak, harus ada orang yang mengantarkan pesanan ke meja-meja atau membungkuskannya.

Kamu sebagai juru masak sudah gak bisa diganggu dengan urusan melayani pembeli, pembayaran, apalagi mencuci peralatan. Tanpa bantuan, antrean di warungmu terlalu lama. Namun, mempekerjakan orang berarti juga berhitung potensi pendapatan. Kira-kira bisa tidak belum apa-apa kamu sudah harus menggajinya?

Berjualan makanan menjadi usaha yang gak ada matinya. Akan tetapi, kamu mesti menyiapkan diri dengan sangat baik karena perputaran uangnya cepat. Modalmu harus terus ada untuk memastikan besok masih bisa jualan. Keamanan makanan juga menjadi harga mati karena akan langsung dinikmati konsumen. Pikirkan jawaban seluruh pertanyaan di atas dan selamat memulai.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Handphone Terbaik untuk Jualan Online

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya