Jangan Lagi, 5 Sebab Kamu Masih Ragu Mengutamakan Kebahagiaan Diri

#IDNTimesLife Bukan keputusan yang egois

Saat banyak orang makin menyadari pentingnya kebahagiaan diri, apakah kamu termasuk yang masih gak yakin dengan hal ini? Satu sisi, gagasan itu memang terdengar menarik dan sepertinya kamu sangat membutuhkannya.

Namun di sisi lain, kamu juga takut kalau-kalau mengutamakan kebahagiaan diri justru akan menjadi keputusan terburuk yang pernah kamu buat. Lebih lengkapnya, ini yang membuatmu ragu.

1. Berpikir itu terlalu egois

Jangan Lagi, 5 Sebab Kamu Masih Ragu Mengutamakan Kebahagiaan DiriIlustrasi berpikir mendalam (pexels.com/gabby-k)

Padahal kalau bukan kamu, siapa lagi yang akan memikirkan baik-baik kebahagiaanmu? Gak ada. Bahkan orang-orang terdekatmu pun gak akan sempat melakukannya karena sibuk menciptakan kebahagiaan masing-masing.

Pun ada yang perlu kamu pahami. Bahwa kebahagiaanmu pada akhirnya juga penting buat semua orang, bukan cuma dirimu. Kamu gak bisa benar-benar peduli pada orang lain bila jiwamu sendiri gak bahagia.

2. Merasa hidupmu dipenuhi kesedihan, mustahil untuk bahagia

Jangan Lagi, 5 Sebab Kamu Masih Ragu Mengutamakan Kebahagiaan DiriIlustrasi seorang pria (pexels.com/furkanfdemir)

Mengutamakan kebahagiaan diri itu bukan soal selama ini kamu terbebas dari masalah atau gak. Justru jika selama ini terlalu banyak masalah dan kesedihan mewarnai hidupmu, inilah waktunya untuk 'mengejar' kebahagiaanmu.

Masa kamu akan menghabiskan hidupmu untuk terus bersedih? Gak enak, kan? Jangan bilang gak mungkin untukmu bisa bahagia. Kamu cuma perlu memperbaiki cara pandangmu tentang kebahagiaan. 

Bahwa bahagia sama sekali bukan tentang tiadanya masalah atau kesedihan. Namun bagaimana kamu tetap bisa menempatkan rasa syukur dan apresiasi pada diri sendiri di atas keduanya.

3. Khawatir kebablasan dalam mengejar kebahagiaan

Jangan Lagi, 5 Sebab Kamu Masih Ragu Mengutamakan Kebahagiaan DiriIlustrasi seorang wanita (pexels.com/alex-dusanov-230681)
dm-player

Memang menyeramkan bila kamu sampai kebablasan dalam mengejar kebahagiaan. Segala hal dilakukan, mengabaikan baik atau buruknya, dan ujung-ujungnya pasti kerusakan serta penyesalan saja.

Namun jangan lupa, selalu menomorduakan kebahagiaan sendiri malah bisa membuatmu tiba-tiba patah. Kamu gak kuat lagi menjalani hidup yang terasa penuh penderitaan.

Baca Juga: 5 Cara Sederhana untuk Hidup Lebih Lama dan Lebih Bahagia

4. Berpikir kebahagiaan akan datang sendiri pada saatnya nanti

Jangan Lagi, 5 Sebab Kamu Masih Ragu Mengutamakan Kebahagiaan DiriIlustrasi perempuan bertopi (unsplash.com/candice_picard)

Nanti itu kapan? Bagaimana pula jika sudah ditunggu-tunggu ternyata gak pernah terjadi? Kebahagiaan itu gak sama dengan terbit dan tenggelamnya matahari serta beredarnya bintang-bintang.

Keduanya telah sepenuhnya diatur oleh Sang Pencipta. Namun kebahagiaanmu butuh usaha dari dirimu. Gak ada usaha, gak ada kebahagiaan. Jelas?

5. Takut kamu terkesan manja dan lemah

Jangan Lagi, 5 Sebab Kamu Masih Ragu Mengutamakan Kebahagiaan DiriIlustrasi pria membawa boneka (unsplash.com/nick_r)

Mengutamakan kebahagiaan membuatmu takut dianggap gak cukup tangguh dalam menghadapi berbagai kenyataan pahit dalam hidup. Padahal gak ada hubungannya dengan itu.

Justru jika kamu benar-benar kuat, pahitnya kenyataan hidup gak serta-merta menghilangkan kebahagiaanmu. Di lain pihak, dengan tetap menomorsatukan kebahagiaan, kamu malah makin tegar menghadapi apa pun.

Kamu baru akan benar-benar tampak manja dan lemah bila meminta orang lain membahagiakanmu. Sejauh kebahagiaanmu adalah keputusan pribadi, pilihanmu, kamu sangatlah mandiri dalam menangani suasana hati.

Sekarang masihkah kamu ragu untuk memprioritaskan kebahagiaanmu? Semoga gak, ya. Mulailah sekarang juga!

Baca Juga: Berhenti Pedulikan 5 Hal Ini jika Ingin Lebih Bahagia dalam Hidup

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya